Sukses

Paus Fransiskus: 2017 adalah Tahun yang Penuh Kesia-siaan

Paus Fransiskus menyebut tahun 2017 umat manusia telah menyia-nyiakan waktu dengan kebohongan dan ketidakadilan

Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus mengatakan, 2017 adalah tahun yang penuh kesia-siaan. Hal itu, ia ungkapkan dalam pesan akhir tahunnya.

Pemimpin tertinggi umat Katolik itu menyebut, 2017 telah dirusak oleh perang, kebohongan, dan ketidakadilan. Paus pun mendesak harus ada yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

Dalam pidato itu, Paus menyebut 2017 merupakan tahun yang merugikan lingkungan dan kemanusiaan secara keseluruhan.

Berbicara di St Basilika Santo Petrus, Paus mengatakan bahwa umat manusia telah "menyia-nyiakan dan melukai tahun 2017 dengan kematian, kebohongan dan ketidakadilan".

Dikutip dari Newsweek pada Senin (1/1/2018), Paus Fransiskus menyebut perang adalah "kebanggaan yang tidak jelas".

Paus asal Argentina itu menyebut, ada banyak pelanggaran lainnya telah menyebabkan "degradasi manusia, sosial, dan lingkungan".

"Kita harus bertanggung jawab atas segala sesuatu di hadapan Tuhan, saudara kita dan ciptaan-Nya," kata Sri Paus. 

Meskipun Paus Fransiskus tak menyebut momen apa pada 2017 yang dianggap buruk, sepanjang tahun kemarin, pemimpin tertinggi umat Katolik itu telah membuat dunia mendengarkan pernyataannya terkait isu-isu besar pada tahun 2017 itu.

Pada bulan April misalnya, pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio mengutuk pembantaian warga sipil tak berdosa dalam serangan senjata kimia di Suriah.

Sebulan yang lalu, dia mengunjungi Myanmar, di mana lebih dari 600.000 orang muslim Rohingya dipaksa meninggalkan rumah mereka mengungsi ke negara tetangga Bangladesh. Paus berusia 71 tahun itu berbicara dengan pihak berwenang dalam upaya untuk mengurangi krisis tersebut.

Paus Fransiskus juga berusaha untuk mendorong perdamaian di Kolombia selama bulan September dan melobi Presiden AS Donald Trump untuk menangani masalah perubahan iklim pada bulan Mei.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Barat, Paus ke-266 itu mengungkapkan keprihatinannya soal persenjataan nuklir.

Di akhir pidatonya,  pemimpin 1,2 miliar umat Katolik di dunia berjalan melintasi Lapangan Santo Petrus, berhenti untuk berjabat tangan dan berpose dengan sejumlah umat Katolik yang hadir di sana.

Pada 1 Januari, Paus Fransiskus menggelar sebuah misa untuk mendoakan Hari Perdamaian Dunia.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lewat Pesan Natal, Paus Fransiskus Serukan Perdamaian Yerusalem

Paus Fransiskus menyerukan perdamaian bagi Yerusalem dan dilangsungkannya dialog antara Israel dan Palestina.

Dalam pidato Urbi et Orbi yang disampaikan di St Peter's Square itu, Paus Fransiskus juga mendesak sebuah solusi berdasarkan negosiasi yang memungkinkan adanya perdamaian bagi Israel dan Palestina.

"Dalam perayaan ini, marilah kita meminta Tuhan perdamaian di Yerusalem dan seluruh Tanah Suci," ujar Paus Fransiskus pada 25 Desember 2017, seperti dikutip dari BBC, Selasa (26/12/2017).

"Mari kita berdoa agar keinginan untuk melanjutkan dialog dapat hadir di antara kedua belah pihak dan bahwa solusi yang dinegosiasikan akhirnya bisa tercapai, yang memungkinkan adanya perdamaian dua negara dalam batas-batas yang disepakati dan diakui secara internasional," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini