Sukses

Kapal Selam Rusia Kerap Muncul di Area NATO, Operasi Intelijen?

NATO melaporkan bahwa sejumlah kapal selam Rusia tengah meningkatkan presensi dan aktivitasnya di Laut Atlantik Utara akhir-akhir ini.

Liputan6.com, Moskow - NATO melaporkan bahwa sejumlah kapal selam Rusia tengah meningkatkan presensi dan aktivitasnya di Laut Atlantik Utara sejak beberapa waktu terakhir.

Aktivitas itu, menurut penilaian NATO, merupakan sebuah langkah agresif dari Rusia yang mampu mengganggu stabilitas di kawasan serta berpotensi memicu sejumlah masalah lain.

Meningkatnya tensi militer tinggi di kawasan -- serupa periode Perang Dingin -- dan mengancam keamanan kabel jaringan telekomunikasi vital yang berada di bawah Laut Atlantik Utara, merupakan konsekuensi dari aktivitas kapal selam Rusia itu. Demikian seperti dikutip dari The Hill, Senin (25/12/2017).

NATO khawatir, kabel bawah laut penyalur transmisi komunikasi dan internet untuk kawasan Eropa serta Amerika Utara itu sewaktu-waktu dapat dibajak oleh kapal selam Rusia tersebut.

"Kami melihat adanya peningkatan aktivitas kapal selam Rusia di dekat kabal bawah laut (di Atlantik Utara)," kata Komandan Gugus Tempur Kapal Selam NATO, Laksamana AL Amerika Serikat, Andrew Lennon.

"Jelas bahwa Rusia memiliki agenda di kawasan dan infrastruktur bawah laut (yang dikelola oleh) NATO," tambahnya.

Sementara itu, Inggris -- yang merupakan anggota NATO -- memperingatkan, jika Rusia berhasil membajak kabel-kabel tersebut, maka aktivitas ekonomi-perdagangan global dan transmisi intelijen rahasia negara Barat dapat diketahui atau diganggu oleh Negeri Beruang Merah.

"Dapatkah kalian membayangkan skenario di mana kabel-kabel itu diganggu atau disadap (oleh Rusia) serta berbagai dampak yang merugikan dari aktivitas tersebut?" kata Kepala Staf Senior AU Inggris, Jenderal Stuart Peach beretorika.

Aktivitas kapal selam Rusia juga berpotensi memicu tensi militer tinggi di kawasan. NATO sendiri mengumumkan akan mengaktifkan kembali Gugus Komando Militer -- yang dulu sempat dinonaktifkan ketika Perang Dingin berakhir.

Aliansi Militer Negara Atlantik Utara itu juga tengah mengembangkan strategi tempur anti-kapal selam menyusul meningkatkanya aktivitas militer Rusia di kawasan.

Hingga kini, Rusia belum memberikan komentar terkait tudingan NATO tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusia Meremajakan Kapal Selam Warisan Uni Soviet, Untuk Intelijen?

NATO melaporkan bahwa Rusia tengah melaksanakan modernisasi armada kapal selam mereka, dengan merevitalisasi alutsista warisan Uni Soviet.

Tercatat, sejak 2014, Rusia telah meremajakan dan mengoperasikan kembali 13 kapal selam eks-Soviet.

Langkah itu dilakukan menyusul krisis aneksasi Rusia atas Semenanjung Crimea dan konflik Rusia - Ukraina yang pecah pada 2014.

Salah satu yang direvitalisasi oleh Rusia adalah kapal selam pengangkut misil balistik Uni Soviet yang kini dijadikan kapal penelitian laut dalam. Kata Komandan Gugus Tempur Kapal Selam NATO, Laksamana AL Amerika Serikat, Andrew Lennon.

"Kapal itu mampu melakukan riset oseanografi," kata Lennon.

Namun, sang komandan NATO lebih khawatir bahwa kapal selam itu dapat dialihfungsikan untuk aktivitas intelijen bawah laut Rusia.

"Kapal itu bisa melakukan pengumpulan intelijen bawah laut. Kami khawatir jika kapal itu sewaktu-waktu dimanfaatkan untuk mengganggu infrastruktur jaringan kabel bawah laut (yang dikelola NATO)," tambah Lennon.

NATO Aktifkan Gugus Tempur Pemburu Kapal Selam Rusia

Awal tahun lalu, Rusia memang mengakui bahwa mereka tengah meningkatkan aktivitas kemaritimannya, terkhusus dalam aspek kapal selam.

"Lebih dari 3.000 hari di laut untuk armada kapal selam Rusia. Ini pertanda yang bagus," kata Laksamana Vladimir Korolev, Komandan Angkatan Laut Rusia awal tahun ini.

Ia melanjutkan bahwa intensitas aktivitas itu merupakan titik teringgi yang pernah dilakukan oleh Rusia, terhitung sejak berakhirnya Perang Dingin.

Aktivitas itu memicu NATO mengaktifkan kembali gugus tempur pemburu kapal selam yang sebelumnya sempat dipensiunkan pada akhir Perang Dingin.

Amerika Serikat, sebagai salah satu anggota NATO, adalah negara yang intens berpartisipasi dalam revitalisasi gugus tempur pemburu kapal selam itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, Angkatan Laut AS telah menerbangkan pesawat anti-kapal selam di wilayah di mana Rusia diketahui mengoperasikan alutsistanya.

Pada hari Kamis pekan lalu, misalnya, salah satu pesawat AS meluncur dari Pangkalan Angkatan Laut Sigonella di Sisilia, Italia, demi menegaskan presensi mereka di Laut Mediterania -- salah satu kawasan NATO yang dilaporkan terjadi peningkatan presensi kapal selam Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.