Sukses

Diputus karena Gendut, Pria Ini Dendam dan Menjelma Jadi Ganteng

Setelah putus, wanita tersebut kemudian langsung menemukan pengganti yang ia anggap jauh lebih sempurna.

Liputan6.com, Bangkok - Sepertinya istilah 'cinta ditolak dukun bertindak' sudah tak mampu berbicara banyak. Sebaliknya, 'ungkapan cinta ditolak waktunya bertindak' adalah hal yang relevan untuk dilakukan demi menunjukkan siapa Anda yang sebenarnya, terutama ke mantan pacar.

Rasa kesal, kecewa dan sedih yang berkumpul di relung hati tak sepatutnya jadi dendam. Pembuktian, introspeksi diri dan kesabaran adalah kunci utama yang seharusnya dilakukan agar belahan jiwa yang sempat pergi dapat kembali ke mengisi hati.

Hal semacam inilah yang dilakukan oleh seorang pria asal Thailand bernama Ken. Karena punya berat dan bentuk tubuh yang tak ideal, Ken harus rela menelan pahit ketika kalimat putus terucap dari mulut mantan kekasih.

Dilansir dari laman Koreaboo.com, Selasa (14/11/2017), setelah putus, wanita tersebut kemudian langsung menemukan pengganti yang ia anggap jauh lebih sempurna.

Ken (Instagram/@kenstreetbar)

Suatu hari, Ken melihat mantan kekasih tengah berduaan dengan pacar barunya yang memiliki bentuk tubuh yang atletis. Belum lagi sembuh luka yang ia alami, penampakan itu tentu semakin menyayat hati.

Karena kesal, Ken kemudian bertekad untuk membuktikan bahwa ia mampu menjadi pria yang diinginkan wanita tersebut. Semangatnya begitu menyala. Tekad dan keyakinan terus ia lakukan demi memiliki tubuh yang ideal.

Untuk itu, hari-harinya ia habiskan di pusat kebugaran agar lemak yang ada pada tubuhnya berubah menjadi masa otot.

Hanya membutuhkan waktu empat bulan, Ken mampu menunjukkan bahwa ia adalah sosok pria yang layak untuk dikasihi. Dalam kurun waktu tersebut, Ken berlatih keras untuk membentuk tubuh yang ideal.

Ken (Instagram/@kenstreetbar)

Kabar suksesnya transformasi tubuh yang dilakukan oleh Ken ternyata terdengar hingga telinga sang mantan kekasih. Wanita tersebut juga sempat melihat seperti apa penampilan lelaki yang pernah ia campakkan.

Terpana akan ketampanan dan bentuk tubuh Ken, kemudian wanita tersebut meminta untuk kembali.

Meski begitu, Ken menolak semua ajakan mantan kekasih.

"Saya tak akan melupakan kata-kata yang pernah ia ucapkan kepada saya. Hal itu sangat menyakitkan dan membekas di hati saya," ujar Ken.

Ternyata, pemberitaan soal latar belakang transformasi tubuh Ken tercium hingga ranah media sosial. Banyak netizen yang mengomentari kejadian ini.

Kini, Ken tak lagi menjadi pria berlemak. Berkat ketampanan dan kekokohan tubuhnya, pria tersebut dikenal sebagai seorang model yang begitu tampan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ketika Cinta Ditolak, 'Bom Sosis' Bertindak

Lain Ken, lain pula dengan pria asal China. Jika pria tampan asal Thailand itu membalas rasa sakit hati dengan pembuktian diri, maka pria yang satu ini menggunakan ancaman yang terkesan bodoh.

Pria yang tak disebutkan namanya itu membuat 'alat peledak' yang dibuat dari sosis dan mengancam akan meledakkan mantan pacar dan keluarganya.

Dikutip dari Shanghaiist.com, dengan hati porak poranda, pria itu akhirnya melakukan tindakan konyol. Ia membungkus empat buah sosis dengan kertas sehingga tampak seperti bom.

Ia kemudian mengirimkan foto 'alat peledak' buatannya itu kepada mantan pacarnya melalui aplikasi perpesanan WeChat. Tak lupa ia menyertakan sebuah ancaman, ia akan meledakkan wanita itu dan keluarganya jika keinginannya untuk bertemu masih ditolak.

Wanita itu termakan oleh ancaman tersebut dan tidak menyadari bahwa 'bom' itu terbuat dari daging. Namun, ia kemudian mengadu hal tersebut kepada polisi sebelum akhirnya pria tersebut berhasil diamankan.

Polisi telah menahan 'bomber sosis' tersebut dan mendakwanya dengan pasal gangguan keamanan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini