Sukses

Momen Langka, Presiden China Balas Pesan Kim Jong-un

Komunikasi antar kedua kepala negara dianggap sebagai isyarat peningkatan kerja sama antara China dan Korut.

Liputan6.com, Beijing - Presiden China, Xi Jinping membalas pesan dari pimpinan Korea Utara, Kim Jong-un. Pesan ini dianggap langka karena menjadi komunikasi pertama antara kedua pimpinan negara sejak satu tahun terakhir.

Dilansir dari laman The Telegraph, Jumat (3/11/2017), pesan tersebut dianggap sebagai isyarat peningkatan kerja sama antara China dan Korut.

Pasalnya, hubungan kedua negara dinilai memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Ambisi senjata yang berkembang di Pyongyang menjadi penyebab keretakan ini -- padahal Beijing adalah sekutu lama dan mitra dagang utama bagi Korut.

Ucapan yang disampaikan oleh Presiden Xi, merupakan pesan balasan dari Kim Jong-un yang dikirim pekan lalu. Dalam pesannya, Jong-un mengucapkan selamat kepada Presiden Xi yang kembali berhasil menduduki posisi Ketua Partai Komunis China untuk kedua kalinya.

"Saya berharap, di bawah situasi baru, pihak China akan melakukan upaya baik dengan pihak DPRK demi peningkatan hubungan kedua belah pihak. Menjaga pembangunan yang stabil dan kuat," tulis pesan Presiden Xi kepada Kim Jong-un dikutip dari kantor berita Korut (KCNA).

Dalam pesan itu pula, Presiden Xi menyebut Kim Jong-un sebagai 'Ketua Kamerad'.

Sementara itu, isi pesan Jong-un kepada Presiden Xi berbunyi ucapan selamat serta ungkapan keyakinan hubungan yang lebih baik dari kedua belah pihak demi kepentingan rakyat.

Pengamat menilai, komunikasi antar kedua pemimpin negara itu menjadi sangat langka. Meskipun kebiasaan mengucap salam dan ulang tahun adalah kebiasaan yang wajar sejak masa lalu.

Profesor Yang Moo-jin dari University of North Korean Studies di Seoul mengatakan, pertukaran pesan secara umum ini memberi sinyal kemauan kedua pihak untuk memperbaiki hubungan.

"Faktanya, ada pesan simbolik dari komunikasi itu karena China dan Korut memperlihatkan detil pesannya kepada publik," ujar Yang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ucapan Selamat dari Donald Trump

Selain Kim Jong-un, ucapan selamat juga disampaikan Donald Trump.

"Bicara dengan Presiden Xi untuk menyelamati pengangkatannya yang luar biasa. Juga berdiskusi tentang NoKo (Korea Utara) & perdagangan, dua hal yang sangat penting," tulis Trump di media sosial Twitter pada 25 Oktober 2017.

Dalam kicauan berikutnya, ia mengatakan, "Melania dan saya dijadwalkan bertemu dengan Presiden Xi dan Nyonya Peng Liyuan di China dalam dua pekan ke depan melalui lawatan yang diharapkan jadi sebuah sejarah!"

Seperti dikutip dari The Independent, hasil Kongres Nasional Partai Komunis China juga menetapkan lima pejabat baru untuk membantu Presiden Xi menjalani lima tahun masa jabatan keduanya.

Sejumlah pengamat menilai, Xi yang diberikan mandat baru dalam kongres partai merupakan pemimpin terkuat sejak Mao Zedong, pendiri Tiongkok. Mao memimpin Partai Komunis sejak kendaraan politik itu didirikan pada 1949 hingga kematiannya pada 1976.

China merupakan negara satu partai yang kerap dikritik atas dugaan pelanggaran HAM adalah mitra dagang penting bagi Negeri Paman Sam. Pada April lalu, Trump menjamu Xi di resor mewahnya, Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida.

Menurut seorang pakar politik China di Boston University, Joseph Fewsmith, fakta bahwa tidak seorang pun ditunjuk sebagai penerus Xi merupakan indikasi yang jelas akan ambisi jangka panjang pemimpin Tiongkok itu.

"Ini menunjukkan bahwa Xi mungkin akan menjalani masa jabatan ketiga dan kemungkinan ia akan menunjuk langsung penggantinya. Kita belum pernah melihat peristiwa seperti itu dalam dua dekade terakhir," papar Fewsmith.

Beberapa laporan menyebutkan seiring dengan ditambatkannya nama serta ideologi Xi di konstitusi partai maka sosok Xi kini setara dengan pemimpin Mao dan Deng Xiaoping. Xi diyakini berusaha menjadikan Tiongkok sebagai negara superpower dan pada saat bersamaan ia menolak "tradisi" Barat soal demokrasi dan kebebasan berbicara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini