Sukses

Termasuk 10 Lokasi Horor di Dunia, Ini Kisah Mistis Lawang Sewu

Secara harfiah, Lawang Sewu berarti seribu pintu. Meski begitu, bangunan yang didirikan sejak 1904-1907 ini tak punya pintu sebanyak itu.

Liputan6.com, Semarang - Memasuki perayaan Halloween di tahun 2017, ramai masyarakat dunia yang berkutat soal kostum dan gaya makeup yang menyeramkan. Meski perayaan Halloween bukan berasal dari Indonesia, sebagian masyarakat di Tanah Air turut pula merayakan momen menyeramkan tersebut.

Tak hanya bicara soal kostum dan makeup, perayaan Halloween juga dimaknai aktivitas tur atau menjelajah tempat-tempat yang dianggap menyeramkan. Mulai dari taman permakaman, situs bersejarah, bekas penjara, dan lain-lain.

Ternyata, lokasi menyeramkan yang biasanya identik dengan luar negeri tak semuanya benar. Beberapa lokasi di Indonesia pun juga tak kalah horornya. Sebut saja survei yang baru dilakukan oleh Local Guides -- salah satu fitur Google Maps yang memungkinkan para penggunanya memberikan nilai dan rating untuk suatu tempat yang dianggap menyeramkan.

Hal yang membuat heboh adalah nama Lawang Sewu yang masuk dalam daftar tempat menyeramkan tersebut.

Lawang Sewu terletak di dekat Bundaran Tugu Muda, tepat di jantung Kota Semarang, Jawa Tengah.

Bangunan tua ini punya gaya art deco --gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I. Lawang Sewu juga terlihat kokoh, eksotis, dan mencolok dengan dua menara kembar menjulang.

Tak hanya itu, bangunan ini juga identik dengan jendela tinggi nan besar serta barisan pintu-pintu.

Secara harfiah, Lawang Sewu berarti 'seribu pintu'. Meski begitu, bangunan yang didirikan sejak 1904 hingga 1907 ini tak punya pintu sebanyak itu.

Pada mulanya, Lawang Sewu digunakan sebagai kantor jawatan kereta api milik Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.

Namun, bangunan ini pindah tangan setelah Jepang menguasai Tanah Air pada 1942. Sejak saat itulah, Lawang Sewu diambil alih oleh pemerintah Negeri Sakura.

Pada masa itulah, ruang bawah tanah Lawang Sewu difungsikan sebagai saluran pembuangan air. Sebagiannya lagi dijadikan sebagai penjara bawah tanah yang sarat akan penyiksaan tahanan.

Tak hanya identik dengan lokasi penyiksaan, bangunan ini juga menjadi saksi sejarah betapa tragisnya Pertempuran Lima Hari di Semarang yang menewaskan ribuan nyawa.

Sejarah panjang bangun ini tak berhenti di situ saja, pasca-kemerdekaan RI, Lawang Sewu difungsikan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) -- yang saat ini menjadi PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Gedung ini juga sempat dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Milite r (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah hingga 1994.

Selepas itu, sempat beredar isu bahwa bangunan bersejarah ini akan dijadikan hotel. Namun, hal itu tak kunjung jadi kenyataan. Bangunan ini dibiarkan kosong hingga detik ini.

Saat ini, pesona bangunan tua itu jadi momok yang begitu menyeramkan karena sejarahnya yang begitu panjang. Warga lebih menyorot pada kasus penyiksaan dan pembantaian yang dulu pernah terjadi di Lawang Sewu.

Ditambah dengan kondisi gedung yang gelap, bocor di sana-sini dan tak berpenghuni.

Cerita kehadiran kuntilanak, genderuwo dan hal-hal menyeramkan lainnya mulai melekat pada situs ini.

Paranormal berdatangan, peserta uji nyali bermunculan. Tujuannya hanya satu, untuk merasakan kehadiran makhluk astral yang berkeliaran.

Berbagai stasiun televisi memanfaatkan setting lokasi sebagai kebutuhan layar. Beberapa film juga sempat menggunakan latar bangunan tua ini, semisal film Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak yang dibesut di lokasi ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini