Sukses

Bandara 'Paling Tak Berguna di Dunia' Akhirnya Dibuka

Dalam sejarah, St. Helena paling dikenal sebagai tempat pembuangan pemimpin besar militer Prancis, Napoleon Bonaparte.

Liputan6.com, Jamestown - Pulau indah di sudut terpencil Bumi ini akan menjadi surga wisata bagi para pelancong setelah pendaratan pertama peberbangan komersial pada Sabtu lalu.

Sekitar 100 warga pulau datang menyaksikan pendaratan bersejarah Embraer 190 dari Johannesburg yang membawa 60 penumpang.

Sebelum pendaratan senilai AUD 1.350 pulang-pergi tersebut, pulau St. Helena yang terletak di selatan Atlantik di lepas pantai Afrika hanya bisa dijangkau dengan perahu.

Pelayaran ditempuh sekitar 1 minggu menggunakan Royal Mail Ship (RMS) dari Cape Town. Sejak 1990, RMS St Helena menjadi satu-satunya penghubung pulau dengan daratan utama.

Sementara itu, seperti dikutip dari News.com.au pada Senin (16/10/2017), penerbangan perdana SA Airlink yang berangkat dari Johannesburgh hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 6 jam, termasuk transit di Windhoek, ibukota Namibia.

Penerbangan itu sendiri bersifat monumental bagi St. Helena yang berharap agar layanan seminggu sekali dapat menarik para turis ke wilayah yang dikuasai Inggris tersebut.

Dalam sejarah, St. Helena paling dikenal sebagai tempat pembuangan Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte, yang kemudian meninggal di sana.

Penerbangan itu sudah lama ditunggu-tunggu oleh warga setempat dan para wisatawan. Rencana penerbangan pun sebenarnya sudah dimulai pada tahun lalu.

Penerbangan pertama Comair Boeing 737 ke pulau St. Helena pada Mei 2016. Bandara pulau itu sering diterpa angin geser. (Sumber Wikimedia Commons)

Menurut Associated Press, pembukaan bandara senilai AUD 480 juta di kawasan Prosperous Bay Plain itu direncanakan pada Mei 2016, tapi penerbangan percobaan oleh Comair Boeing 737 menghadapi embusan anging geser.

Gejala tersebut mengacu kepada perubahan arah dan kecepatan angin secara mendadak, atau keduanya sekaligus. Bandara di atas gunung itu terletak sejauh 300 meter dari laut.

Karena rentan angin geser, bandara itu pun batal dibuka pada 2016. Padahal, menurut rencana, pengguntingan pita akan dilakukan oleh Pangeran Edward, putra bungsu Ratu Elizabeth II.

Bandara itu pun disebut sebagai "bandara paling tak berguna seluruh dunia".

Namun demikian, setelah menguji perubahan jenis pesawat yang akan melayani rute tersebut dengan Embraer E190 yang lebih kecil, persoalan berhasil diatasi, walaupun daya angkut pesawat lebih sedikit, demikian menurut laporan AFP.

 

 

 

Saksikan pendaratan uji coba Comair Boeing 737 di St. Helena

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kura-Kura Raksasa

Jamestown, ibukota pulau St. Helena di lepas pantai Afrika. Pulau itu pernah menjadi tempat pembuangan Napoleon Bonaparte hingga meninggal di sana. (Sumber Wikimedia Commons)

Pulau vulkanik itu memiliki potensi besar untuk wisata karena pantai yang jernih, bentang alam liar, dan kehidupan laut yang kaya.

Dua daya tarik lainnya adalah kura-kura raksasa bernama Jonathan yang disebut-sebut berusia 185 tahun dan Jacob’s Ladder, sistem pendakian yang terdiri dari 699 anak antara sebuah lembah dan puncak gunung di Jamestown, ibu kota St. Helena.

Sektor wisata akan membawa angin segar ke St. Helaena yang terletak 1930 kilometer jauhnya dari perbatasan Angola dan Namibia.

Industri terbesarnya adalah bahan rami yang dibuat menjadi tali, tapi 4.000 orang penduduk Helena hidup bergantung pada dukungan pemerintah Inggris. Rata-rata penghasilan di sana adalah AUD 12.280.

Menurut Niall O'Keeffe, penanggung jawab pengembangan ekonomi pulau, "Penerbangan itu menghubungkan kita dengan dunia dan membuka kita kepada dunia."

Lisa Phillps, gubernur pulau tersebut, mengatakan, "Penerbangan itu akan membawa para wisatawan dankita akan mampu meraih standar kehidupan yang lebih tinggi."

Jonathan si penyu mandi untuk kali pertama. (St Helena Government/Yotube)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.