Sukses

Kim Jong-un Promosikan Adik Perempuannya Jadi Orang Penting

Promosi ini mengidentifikasi bahwa perempuan itu menggantikan bibi mereka sebagai pemegang peran penting di politburo.

Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong-un baru saja mempromosikan adik perempuannya, Kim Yo-jong di politburo, badan tinggi Workers' Party of Korea yang berurusan dengan kebijakan pemerintahan Korea Utara.

Promosi ini mengindikasikan bahwa perempuan yang diduga 28 tahun itu menggeser posisi yang sebelumnya diisi oleh bibi mereka, Kim Kyong-hui, sebagai pembuat keputusan kunci ketika Kim Jong-il masih hidup.

Kyong-hui sendiri merupakan adik perempuan dari Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un. Perempuan 71 tahun itu merupakan salah satu sosok yang masuk lingkaran utama kekuasaan rezim Kim di Korut.

Ia dulunya tidak bisa tersentuh hukum. Dirinya pun disebut sebagai wanita paling berpengaruh di Korut.

Namun, ketika Kim Jong-un berkuasa, seluruh pejabat senior yang loyal kepada Kim Jong-il termasuk Kyong-hui perlahan disingkirkan.

Banyak isu yang menyelimuti status keberadaan Kyong-hui. Salah satunya dugaan telah dieksekusi atau diturunkan jabatannya.

Sebenarnya Kyong-hui sudah lama dikabarkan dalam kondisi sakit keras. Dia pernah diisukan mendapat perawatan di Moskow karena menderita kanker.

Kondisi tubuhnya semakin lemah usai didiagnosa menderita diabetes dan ketergantungan alkohol. Keadaan terus memburuk setelah Kyong-hui terkena depresi berat.

Kondisi itu didapatkan Kyong-hui, sehabis putrinya bunuh diri di Paris September 2006 lalu karena tidak mendapat restu untuk menikahi seorang warga negara asing.

"Ini menunjukkan bahwa portofolio dan perintah sang adik jauh lebih substantif daripada yang diyakini sebelumnya dan ini adalah konsolidasi lebih lanjut dari kekuatan keluarga Kim," kata Michael Madden, seorang ahli Korea Utara dalam situs web Universitas Johns Hopkins.

Melansir Guardian, Minggu (8/10/2017) pada bulan Januari, kementerian keuangan AS memasukkan Kim Yo-jong dalam daftar hitam, bersama dengan pejabat Korea Utara lainnya mengenai "pelanggaran hak asasi manusia yang parah".

Kim Jong-sik dan Ri Pyong-chol, dua dari tiga orang di belakang program roket nuklir Korut juga dipromosikan oleh Kim Jong-un.

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho, yang menamai Donald Trump "Presiden Setan" dalam sebuah pidato bombastis ke Majelis Umum PBB bulan lalu, dipromosikan menjadi anggota dewan politburo.

"Ri sekarang bisa diidentifikasi sebagai salah satu pembuat kebijakan utama Korea Utara," kata Madden.

"Bahkan jika dia memiliki pertemuan informal atau pertemuan off record, rekan-rekan utama Ri dapat diyakinkan bahwa apa pun usulan yang mereka ajukan akan dibawa langsung ke puncak," katanya.

Dalam sebuah pidato pada sebuah pertemuan Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa pada hari Sabtu, Kim mengatakan, senjata nuklirnya adalah "alat pencegah yang kuat" yang menjamin kedaulatan Korea Utara.

Komentar Kim Jong-un datang beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan "hanya satu hal yang akan berhasil" dalam menangani negara yang terisolasi tersebut.

Trump tidak menjelaskan apa maksudnya, tapi komentarnya sepertinya merupakan saran lebih lanjut bahwa tindakan militer ada di pikirannya.

Menghadapi "situasi internasional yang rumit", Kim mengatakan bahwa senjata nuklir Korea Utara adalah "alat pencegah yang kuat untuk melindungi perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara telah meluncurkan dua rudal di atas Jepang dan melakukan uji coba nuklir keenam, dan mungkin akan segera mengembangkan rudal yang membawa nuklir yang mampu mencapai daratan utama AS.

Korea Utara bersiap untuk menguji peluncuran rudal tersebut, seorang anggota parlemen Rusia yang baru saja kembali dari kunjungan ke Pyongyang seperti dikutip pada hari Jumat.

Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa Amerika Serikat akan "benar-benar menghancurkan" Korea Utara jika perlu melindungi dirinya dan sekutu-sekutunya.

Situasi tersebut membuktikan bahwa kebijakan "byungjin" Korea Utara, yang berarti perkembangan paralel senjata nuklir dan ekonomi "benar sekali", kata Kim Jong-un dalam pidatonya.

"Perekonomian nasional telah tumbuh dengan penuh kekuatan pada tahun ini, meskipun ada sanksi yang meningkat," kata Kim, mengacu pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang disiapkan untuk mengekang program nuklir dan rudal Pyongyang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siapakah Kim Yo-jong Nan Misterius Itu?

Kim Yo-jong adalah putri bungsu Kim Jong-il, dan adik satu ibu Kim Jong-un dan Kim Jong-chol. Yo-jung menyelesaikan pendidikannya di Berne, Swiss, bersama dengan Kim Jong-un. Diduga ia lahir pada tahun 1987. 

Dalam pemerintahan elite kakaknya, Yo-jong bertugas untuk menjaga citra sang kakak di mata publik.

Perempuan yang menikah dengan anak sekretaris Partai Buruh, Choe Rhong-hae, juga mempunyai peran yang penting di dalam departemen propaganda partai pada tahun 2014.

Namun, pada Mei 2016, dikabarkan bahwa Yo-jong masih melajang. Bahkan ada laporan yang menyebut kalau sang kakak menggelar ajang cari jodoh untuk adiknya itu. 

Menurut media asal Inggris, The Sun, Minggu 22 Mei 2017 Jong-un menaruh beberapa syarat bagi calon adik iparnya kelak.

Sejumlah syarat itu antara lain adalah sang pria harus lulusan atau mahasiswa Universitas Kim Il Sung, memiliki tinggi badan 177 cm dan pernah bertugas di militer Korut. 

Kim Yo-jong (paling belakang)  terlihat mendampingi sang kakak (KNS / KCNA / AFP)

Perempuan itu juga  disebut-sebut merupakan sahabat dari pebasket kenamaan Dennis Rodman. Eks pemain Chicago Bulls ini sudah 2 kali berkunjung ke Pyongyang untuk menemui Jong-un.

Kim Yo-jong juga berperan sebagai penasihat politik dan sekretaris bagi sang kakak.

Menurut laporan media setempat, adik penguasa itu bahkan sempat dimarahi oleh Kim Jong-un ketika membuat kesalahan yang fatal.

Walaupun demikian, para peneliti politik melihat bahwa Kim Yo-jong memang ditakdirkan untuk mendapatkan peran penting dalam pemerintahan Jong-un.

Dia bahkan pernah disebut-sebut menjadi pengganti Kim Jong-un pada tahun 2014, saat sang 'Supreme Leader' menghilang dari pandangan publik secara misterius.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.