Sukses

Terungkap, Horor Senjata di Kamar Hotel Penembak Massal Las Vegas

Sejumlah foto mengungkap kondisi kamar Stephen Paddock seusai ia melancarkan aksi penembakan Las Vegas.

Liputan6.com, Las Vegas - Sejumlah foto yang memperlihatkan jasad pelaku penembakan massa Las Vegas, Stephen Paddock, seusai melancarkan aksinya telah terungkap. Dalam peristiwa itu, 59 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya terluka.

Sejumlah senapan terlihat berserakan di sekitar jasad Stephen Paddock yang berada di kamar nomor 135 di lantai 32 Mandalay Bay Hotel itu. Dari dokumentasi tersebut, diketahui juga bahwa Paddock memasang kamera di dalam ruangan untuk merekam aksi gilanya.

Dikutip dari News.com.au, Rabu (4/10/2017), polisi yakin Paddock membawa sekitar 10 koper untuk mengangkut 23 senjata dan amunisi. Dari kamar itu juga ditemukan bipod, semacam alat penyangga berkaki dua. Bipod ini diyakini digunakan untuk memasang senjata dan mempermudah Paddock menghujani para pengunjung festival dengan peluru.

Para penyelidik pun menemukan bahwa Paddock telah menyiapkan sejumlah kamera di dalam dan sekitar hotelnya.

Sherif Clark County Joseph Lombardo mengatakan bahwa kamera, termasuk satu di bagian layanan hotel, tampaknya dipasang Paddock untuk memantau polisi.

Sejauh ini pihak kepolisian masih mencoba menentukan motif pria 64 tahun itu melepaskan tembakan ke sebuah konser dari Mandalay Bay Hotel. Di sisi lain, mereka percaya peristiwa penembakan Las Vegas tersebut dilakukan dengan tingkat perencanaan yang tinggi.

Kondisi kamar nomor 135 di lantai 32 Mandalay Bay Hotel yang digunakan pelaku penembakan Las Vegas. (Twitter/MikeToke)

"Individu ini telah merencanakan aksinya. Sangat jelas terlihat bahwa segala sesuatunya sudah dipersiapkan. Faktanya, dia memiliki persenjataan dan amunisinya di ruangan itu," ujar Sheriff Lombardo kepada wartawan pada Selasa, 3 Oktober waktu setempat.

"Itu sudah direncanakan sebelumnya dan saya cukup yakin dia mengevaluasi semua yang dia lakukan".

Kondisi kamar nomor 135 di lantai 32 Mandalay Bay Hotel yang digunakan pelaku penembakan Las Vegas. (Twitter/MikeToke)

Lombardo menambahkan bahwa FBI telah memiliki seluruh bukti video dan elektronik dan sedang mengevaluasinya.

Hal yang mengejutkan lainnya adalah bahwa staf hotel masuk ke kamar tersebut. Paddock juga sempat memesan layanan kamar. Namun, mereka tak menemukan hal-hal mencurigakan.

Kondisi kamar nomor 135 di lantai 32 Mandalay Bay Hotel yang digunakan pelaku penembakan Las Vegas. (Twitter/MikeToke)

Saat ini polisi telah menyelesaikan empat pencarian ekstensif untuk mengetahui mengapa Paddock melakukan penembakan massal Las Vegas. Empat tempat itu adalah kamar hotel di Mandalay Bay, mobilnya yang berada di hotel, rumahnya di Mesquite, dan rumah keduanya di Reno.

Dalam penelusuran di Reno, banyak ditemukan barang elektronik, lima pistol, dua senapan, dan amunisi dalam jumlah besar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Senjata-Senjata yang Ditemukan

Di dalam kamar hotel Paddock ditemukan setidaknya 23 senjata, termasuk AK47, tiga senapan FN-15, Colt AR-15, sebuah pistol, palu untuk menghanncurkan jendela, dan bipod.

Pria berusia 64 tahun itu diyakini menggunakan magazen yang berukuran lebih besar dibanding ukuran normal yang memungkinkan dia menembak lebih banyak. Ia juga menggunakan perangkat bump stock agar dapat menembak lebih cepat.

Sherrif Lombardo mengatakan, Paddock check-in ke hotel tersebut pada 28 September 2017. Menurut laporan National Public Radio, ia membawa sendiri senjata itu ke hotel.

Namun, polisi tidak mengetahui apa yang ia lakukan dalam beberapa hari sebelum melakukan penembakan massal.

Mantan akuntan itu diketahui merupakan anak seorang buronan terkenal. Selama masa pensiunnya, ia tinggal di Mesquite bersama dengan kekasihnya, Marilou Danley (62), yang merupakan warga negara Australia.

Paddock sebelumnya tak memiliki catatan kriminal. Mantan negosiator FBI, Clint Van Zandt, mengatakan bahwa tidak ada petunjuk mengenai apa yang memicu pembantaian tersebut.

"Dia tahu apa yang ingin dilakukannya. Dia tahu bagaimana cara melakukannya, dan sepertinya dia sama sekali tak memiliki rencana untuk melarikan diri," ujar Van Zandt.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.