Sukses

Sheriff: Ada 16 Senjata Api di Kamar Pelaku Penembakan Las Vegas

Otoritas terkait menyebut, pelaku penembakan massal Las Vegas adalah Stephen Paddock. Ia diyakini bunuh diri setelah menjalankan aksinya.

Liputan6.com, Las Vegas - Sejumlah magasin berkapasitas tinggi ditemukan di kamar Mandalay Bay Hotel and Casino yang menjadi lokasi di mana Stephen Paddock melancarkan penembakan massal Las Vegas. Hingga kini, laporan terbaru menyebutkan bahwa korban tewas dalam tragedi itu mencapai 59 orang, sementara lebih dari 500 lainnya terluka.

Seperti dikutip dari Abc News pada Selasa (3/10/2017), di antara senjata-senjata yang ditemukan terdapat senapan bertenaga tinggi yang diyakini dapat menembus bahan berlapis baja. Ditemukan pula sejumlah pistol di kamar tersebut. Menurut Sheriff Las Vegas Joe Lombardo, setidaknya terdapat 16 senjata di kamar pelaku penembakan Las Vegas.

Temuan amunisi tambahan mengindikasikan bahwa penembakan Las Vegas tersebut berpotensi menjadi lebih buruk. Sementara itu, pelaku diyakini tewas akibat bunuh diri.

Dalam penggeledahan di kamar hotel tersebut turut ditemukan jenis senjata stock yang dimodifikasi sehingga memungkinkan tembakan otomatis yang cepat. Pihak berwenang masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut terkait penemuan senjata-senjata ini.

Seorang pejabat terkait mengatakan bahwa Paddock memiliki sebuah kamera yang terpasang di ruangan tersebut. Diduga, itu untuk merekam aksi brutalnya.

Sebuah toko senjata di Mesquite, Nevada, mengonfirmasi kepada ABC News bahwa mereka menjual senjata ke Paddock. Namun, ia tidak menyebut berapa banyak jumlah yang dijualnya dan apakah senjata yang sama digunakan dalam insiden penembakan massal Las Vegas.

"Kami berkabung atas tragedi ini dan pikiran serta doa kami bersama dengan keluarga korban tewas serta terluka," ujar Christopher M. Sullivan, GM Guns & Guitars, Inc.

"Paddock merupakan seorang pelanggan dan pembeli senjata api dari toko kami; namun bagaimana pun semua pemeriksaan latar belakang dan prosedur sesuai, seperti yang disyaratkan oleh undang-undang lokal, negara bagian dan federal. Dia tidak memberikan indikasi atau alasan yang menunjukkan bahwa dia tidak stabil atau tidak layak. Kami saat ini bekerja sama dengan investigasi yang tengah dilakukan oleh penegak hukum lokal dan federal melalui cara apa pun," terang Sullivan.

Toko lainnya juga mengonfirmasi bahwa mereka telah menjual senjata ke Paddock pada Februari lalu. Chris Michel, pemilik Dixie Gunworx, mengatakan kepada ABC News, Paddock datang ke tokonya tiga kali.

"Saya ingat wajahnya, namanya, kapan dia datang," kata Michel.

Ia menambahkan bahwa pembelian senjata oleh Paddock "legal dalam segala hal". Sama seperti Sullivan, Michel pun kini berperan serta dalam proses investigasi.

John Cohen, mantan pejabat Keamanan Dalam Negeri yang sebelumnya bekerja sebagai polisi, mengatakan bahwa rekaman penembakan tersebut menunjukkan bahwa pelaku menggunakan senjata otomatis.

"Mendengar video, sepertinya senjata itu sepenuhnya otomatis," kata Cohen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.