Sukses

Putin hingga Mandela, Deretan Pemimpin Dunia Pernah Pakai Batik

Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia.

Liputan6.com, New York - Pada tanggal 2 Oktober 2009, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia. Untuk itu, masyarakat Indonesia memperingati tanggal tersebut sebagai Hari Batik Nasional.

Pengakuan dunia internasional terhadap warisan budaya Indonesia tentu mendapat apresiasi besar bagi warga di Tanah Air.

Baik institusi pemerintah, swasta, sekolah dan badan lainnya ramai memperbincangkan hal tersebut sembari merayakannya dengan mengenakan pakaian batik. Hari ini, Senin (2/10/2017), ucapan selamat Hari Batik Nasional menjadi trending topic utama di Twitter Indonesia.

Cuitan para netizen membanjiri barisan timeline Twitter. Kebanyakan dari mereka menyampaikan selamat, kesan, makna dan harapan di Hari Batik Nasional.

Ternyata, pesona batik tak hanya dicintai oleh masyarakat Indonesia saja, melainkan warga internasional, termasuk para pemimpin dunia.

Pada penyelenggaraan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) misalnya. Setiap para pemimpin dunia yang hadir dalam forum tersebut akan mengenakan pakaian tradisional sesuai dengan tempat penyelenggaraan. Demikian dilansir dari laman Washingtonpost.com.

Tahun 2013, forum pertemuan kepala negara dunia tersebut diselenggarakan di Bali, Indonesia. Pada sesi foto bersama, tampak Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono berada di posisi paling tengah bersama kepala negara lainnya.

Hal yang membuat unik, seluruh kepala negara -- yang didampingi pasangan masing-masing -- tampak mengenakan batik.

Presiden Rusia Vladimir Putin misalnya, ia tampak menggunakan kemeja yang terbuat dari kain tenun endek Bali berwarna hijau dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry yang memakai batik berwarna ungu.

Nelson Mandela Lekat dengan Batik

Selain Presiden Putin dan petinggi negara lainnya yang hadir menggunakan batik dalam forum APEC, salah satu tokoh dunia yang identik dengan hal tersebut adalah Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.

Dari berbagai kesempatan yang ia hadiri, Nelson Mandela kerap terlihat menggunakan batik. Mulanya, banyak warga Afrika Selatan yang takut menggunakan batik karena hal itu identik dengan Mandela dan tak mau menyamai sosok yang kerap dianggap Tuhan tersebut.

"Mandela berkuasa sejak tahun 1990-an hingga 2000. Tak ada yang berani menggunakan kemaja batik seperti Mandela, karena itu adalah ciri khas yang ia miliki," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla. Demikian dilansir dari laman Globalindonesianvoices.com

Meski begitu, setelah tak lagi menjabat sebagai presiden, masyarakat setempat secara bertahap mulai memakai batik dalam acara-acara tertentu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Batik di Panggung Hollywood

Batik dari Nusantara pun juga merambah pasar Amerika Serikat (AS). Sejumlah bintang Hollywood seperti Jessica Alba, Heidi Klum, dan Reese Witherspoon beberapa kali terlihat mengenakan batik.

Warga AS nyatanya bukan cuma senang mengenakan batik. Belakangan ini, banyak yang tertarik mempelajari cara pembuatannya.

Keterangan tersebut disampaikan oleh penggiat budaya sekaligus pengajar batik di AS, Wita Salim. "Banyak sekali orang Amerika yang ingin belajar (mengenai) batik," papar penggiat budaya sekaligus pengajar batik, Wita Salim seperti dikutip dari VOANews.

Wita menyebut bukan cuma mengajar cara pembuatan. Dirinya merasa perlu memberi tahu warga AS yang ingin belajar batik arti dan filosofi di balik beragam motif itu.

"Saya mengajarkan kepada (orang Amerika), bagaimana sih di Indonesia, kenapa batik itu penting? Karena beberapa desain itu kan untuk ceremony tertentu ya, mulai dari nikah, kemudian (dimiliki) ibu yang sudah tua, atau mungkin perempuan yang lagi hamil. Itu yang banyak orang enggak tahu. Nah, karena (orang Amerika) diajarkan filosofinya itu, makanya banyak sekali orang yang sangat tertarik, jadi bukan menggambarnya saja," ujar Wita.

Dijelaskan Wita, beberapa tahun sejumlah sekolah di wilayah Washington, DC telah memintanya mengajarkan tentang batik nusantara. Kesempatan tersebut tak disia-siakan Wita dibantu organisasi nirlaba 'Rumah Indonesia' yang bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Tanah Air kepada masyarakat Negeri Paman Sam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.