Sukses

Bos Majalah Playboy Hugh Hefner Meninggal Dunia

Hugh Hefner, bos majalah dewasa Playboy, meninggal dunia di usia 91 tahun.

Liputan6.com, Los Angeles - Hugh Hefner, pendiri majalah dewasa internasional Playboy, meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhir pada usia 91 tahun.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (28/9/2017), Playboy Enterprises Inc mengatakan bahwa Hugh Hefner meninggal dengan damai di rumah akibat sebab alamiah.

Cooper Hefner, putranya, mengatakan bahwa ayahnya akan "sangat dirindukan banyak orang".

Cooper memberikan penghormatan terakhir atas kehidupan sang ayah yang dinilainya luar biasa dan berdampak sebagai pelopor media dan budaya. Ia menyebut Hefner senior sebagai sosok advokat untuk kebebasan berbicara, hak-hak sipil, juga kebebasan seksual.

Hugh Hefner mulai menerbitkan Playboy di dapur rumahnya pada 1953. Majalah ini menjadi majalah pria terlaris di dunia, yang pada puncaknya terjual hingga tujuh juta kopi per bulan.

Hefner kemudian menelurkan sebuah kerajaan bisnis yang juga mencakup kasino dan klub malam. Ia menjadi terkenal dengan gaya hidup hedonistik dan sering tampil dengan piyama sutera.

Sang mogul berkencan dan menikahi para model majalah Playboy. Tahun-tahun berikutnya ia mengadakan banyak pesta "liar" di rumah mewahnya.

Ia mengaku telah tidur dengan lebih dari 1.000 wanita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metamorfosis Playboy

Dua tahun lalu, majalah Playboy mengumumkan bahwa mereka tak akan menampilkan foto telanjang lagi, bahkan hendak memajang model berhijab. Kendati demikian, awal tahun 2017 majalah dewasa itu memutuskan kembali membawa "filosofi" awalnya, yaitu tampilan model bugil.

Terbitan itu mengubah keputusan yang dibuat tahun lalu.

Langkah itu diumumkan oleh chief editor baru Playboy, Cooper Hefner. Ia mengatakan, keputusan untuk menghapus kebugilan "merupakan kesalahan total."

"Hari ini, kami mengambil identitas kami kembali dan mengklaim siapa kami sesungguhnya," kicau Cooper Hefner dalam Twitter seperti dikutip dari BBC pada 14 Februari 2017.

Majalah dewasa asal AS itu juga mempromosikan edisi Maret-April dengan model 'playmate of the month' dengan tagar #NakedIsNormal.

Beberapa netizen menyambut baik keputusan Playboy untuk "kembali normal". Mengatakan langkah mereka adalah baik. Sementara lainnya berkomentar, keputusan diambil karena, "penjualan majalah itu turun dan sayangnya sekarang gambar porno mudah diakses di internet."

Pada Senin 13 Februari, Cooper Hefner menulis, "Saya orang pertama yang mengakui bahwa ketelanjangan adalah hal biasa."

"Ketelanjangan tak pernah jadi masalah karena telanjang bukan masalah," ujar pemuda 25 tahun itu.

Samir Husni, seorang profesor jurnalisme di University of Mississippi, mengatakan tertutupnya majalah Playboy pada ketelanjangan mungkin telah mengasingkan lebih banyak pembaca alih-alih mencoba tampil menarik.

"Playboy dan gagasan nonketelanjangan adalah semacam oksimoron," katanya.

"Majalah ini masih harus menemukan cara untuk menarik khalayak yang lebih muda di era digital di mana ketelanjangan telah menjadi biasa," ujar Husni lagi.

Dalam edisi berikutnya, majalah itu juga akan menghidupkan kembali beberapa waralaba lama, termasuk The Playboy Philosophy dan Party Jokes.

Terbitan itu juga akan memuat esai oleh aktris Scarlett Byrne tentang kampanye Free the Nipple, sebuah gerakan yang dimulai di Amerika Serikat untuk mengubah undang-undang menyusui di publik dan perempuan bertelanjang dada.

Kampanye Byrne mengatakan "tentang pentingnya memiliki seksualitas perempuan dan standar ganda yang masih ada antara perempuan dan laki-laki," tulis Playboy edisi terbaru nanti.

Namun, Playboy akan menghilangkan subtitle Entertainment for Men di sampul mereka.

"Playboy akan selalu menjadi merek gaya hidup yang berfokus pada kepentingan laki-laki, tetapi sebagai peran gender terus berkembang dalam masyarakat," kata Hefner.

Playboy, yang didirikan pada 1953, berhenti mencetak foto bugil Maret 2016.

Mereka mengatakan pada waktu itu internet telah membuat ketelanjangan usang dan majalah porno tidak lagi begitu komersial.

Sirkulasi Playboy telah menurun dari puncaknya yaitu 5,6 juta pada tahun 1970 menjadi di bawah 700.000 tahun lalu.

Namun, logo majalah menunjukkan kepala kelinci mengenakan dasi kupu-kupu adalah salah satu yang paling dikenal di dunia.

Perusahaan majalah Playboy mendapatkan sebagian besar uang dari lisensi logo itu di seluruh dunia untuk menjual produk, termasuk perlengkapan mandi, minuman, dan perhiasan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini