Sukses

NASA Pamerkan Pesawat Pembawa Misi Menyentuh Matahari

Melalui Live Facebook, ilmuwan NASA mengungkap pesawat yang akan digunakan dalam misi menyentuh Matahari.

Liputan6.com, Laurel - Sejumlah ilmuwan mengungkap misi terbaru NASA dalam upaya menyentuh Matahari. Hal tersebut dipaparkan melalu Live Facebook dari sebuah laboratorium di Laurel, Maryland, Amerika Serikat.

Sebuah pesawat tanpa awak 'Parker Solar Probe' menjadi bintang dalam tayangan itu.

"Kami akan pergi ke korona (atmosfer Matahari), rumah dari banyak misteri yang telah membingungkan para ilmuwan selama berpuluh tahun," ujar ilmuwan proyek, Nicky Fox, di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory.

Pesawat tanpa awak itu harus dapat bertahan di suhu hingga 1.371 derajat Celcius. Ia juga harus tahan terhadap partikel supersonik dan radiasi kuat karena mengorbit dengan jarak tujuh kilometer dari Matahari.

Dikutip dari 9news.com.au, pada Rabu (27/9/2017) data yang dikirim pesawat itu, akan membantu ilmuwan mengetahui mengapa korona lebih panas dibanding permukaan Matahari.

Insinyur sistem Parker Solar Probe, Jim Kinnison, mengatakan bahwa masih banyak uji coba yang harus dilakuakan sebelum pesawat tersebut diluncurkan pada Juli 2018.

"Itu adalah mengapa kami sukses, yakni karena kami memikirkan semuanya," ujar Kinnison.

Misi yang sebelumnya dikenal sebagai Solar Probe Plus, telah disetujui pada 2014.

Nama pesawat itu merupakan bentuk penghormatan kepada fisikawan asal Univeristy of Chicago, Eugene Parker. Pada 1958, Parker dengan tepat memprediksi adanya angin Matahari, yakni arus partikel bermuatan kontinu (berkesinambungan) dari Matahari dan menembus tata surya.

Sebelum mengorbit Matahari, pesawat yang didesain dan dibangun oleh laboratorium John Hopkins University itu akan terbang mengelilingi Venus sebanyak tujuh kali. Setelah mengelilingi Venus, pesawat itu akan meluncur ke Matahari pada Desember 2024.

NASA menghabiskan biaya sebesar US$ 1,5 miliar untuk membangun dan meluncurkan pesawat angkasa luar itu.

Pesawat sebesar mobil kecil itu akan mengorbit Matahari sebanyak 24 kali, dan makin mendekat setiap menyelesaikan satu orbit. Pesawat tersebut akan dilengkapi dengan lima instrumen untuk mengukur dan mengambil sampel korona.

"Pada saat diluncurkan, saya akan khawatir," ujar Fox, menyamakannya seperti mengirim anak ke perguruan tinggi.

"Tapi saya tau dia akan mencatat dan mengirim banyak data, jadi hal itu akan sangat, sangat menyenangkan," imbuh dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.