Sukses

Celana Dalam Anti-Radiasi untuk Kaum Pria

Perusahaan pembuat mengatakan bahwa mereka mendapat inspirasi dari teknologi yang ada pada microwave dan pakaian luar angkasa.

Liputan6.com, Paris - Dalam suatu makan malam, pria Prancis bernama Arthur Menard berbincang-bincang tentang testis dengan teman-temannya. Jangan salah kira, pembicaraan itu tergolong serius.

Pada akhirnya, mereka menghadirkan gagasan pembuatan celana dalam teknologi tinggi yang dimaksudkan untuk melindungi testis kaum pria dari radiasi semakin ramai di zaman modern.

Dikutip dari The Independent pada Senin (18/9/2017), temuan itu bukan tanpa alasan. Banyak perangkat masa kini seperti WiFi, telepon pintar, dan sejumlah perangkat lainnya memancarkan radiasi elektromagnetik yang, menurut beberapa penelitian, dapat merusak sperma kaum pria.

Sebenarnya, kaitan pasti antara radiasi dan penurunan kesuburan belum benar-benar terbukti, tapi jumlah kepadatan sperma dalam testis memang berkurang.

Menurut beberapa penelitian, setidaknya di kalangan pria Barat, jumlah sperma sekarang ini rata-rata hanya setengah dari jumlah sperma kaum pria pada 40 tahun lalu.

Dihadapkan dengan kenyataan bahwa kaum pria tidak berniat menghentikan pemakaian telepon pintar dan mereka tidak ingin testis mereka terganggu, maka Menard dan rekannya bernama Pierre-Louis Boyer mencari cara agar sperma dan telepon genggam bisa hadir bersama secara selaras.

Hasilnya adalah celana dalam jenis boxer yang dinamai Spartan. Perusahaan itu mengatakan bahwa mereka mendapat inspirasi dari teknologi yang ada pada microwave dan pakaian luar angkasa.

Maksudnya, celana dalam itu didasarkan pada konsep sangkar Faraday yang sudah ada bahkan sebelum abad angkasa. Konsep itu ditemukan oleh ahli fisika Inggris bernama Michael Faraday pada 1836.

Celana dalam Spartan menggunakan anyaman bahan konduktif untuk menghalangi medan-medan elektromagnetik sehingga melindungi benda yang dibungkusnya.

Sangkar Faraday adalah struktur logam dengan ukuran dan bahan tertentu yang dapat menyerap radiasi elektromagnetik agar tidak 'bocor' ke dalam sangkar. (Sumber Wikimedia Commons)

Tapi jangan terjebak dengan istilah "sangkar" karena, menurut Menard, celana dalam berbahan perak sebanyak 50 persen tersebut bukanlah "baju zirah."

Setelah melalui penelitian matang, tim pembuatnya mengembangkan anyaman perak dan katun yang menurut Menard lebih nyaman dari bahan biasa dan efektif menapis lebih dari 99 persen radiasi telepon genggam dan WiFi. Selain itu, perak juga bersifat membunuh bakteri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gagasan yang Menarik Perhatian

Perusahaan pembuat mengatakan bahwa mereka mendapat inspirasi dari teknologi yang ada pada microwave dan pakaian luar angkasa. (Sumber Spartan)

Gagasan itu cukup laku dan menarik ratusan investor melalui laman penggalangan dana IndieGoGo. Para penemunya pun menyedot perhatian karena mengenakan celana dalam itu selagi berlangsungnya pameran teknologi CES di Las Vegas pada Januari lalu.

Perusahaan pembuatnya bermula dari incubator HEC di kampus startup Station F, Paris. Para pendirinya juga berkuliah di HEC dan mendapat bantuan pendanaan kampus untuk bisnis tersebut.

Sekarang Spartan telah menggalang lebih dari 500 ribu euro. Harga jual celana dalam itu nantinya bersaing di Calvin Klein dan Prada di ranah premium.

Menurut Menard, melihat manfaatnya, pembelian celana dalam itu bisa dianggap sebagai investasi yang sepadan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.