Sukses

Menewaskan 8 Orang di Rumania, Badai Dahsyat Menuju Ukraina

Selain menelan korban jiwa, terjangan badai dahsyat di Rumania menyebabkan pasokan air dan listrik di beberapa wilayah terputus.

Liputan6.com, Timisoara - Badai dahsyat menerjang bagian barat Rumania pada Minggu 17 September 2017 waktu setempat. Pihak berwenang setempat mengatakan sebanyak delapan orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut, sementara sedikitnya 67 orang terluka.

Seperti diberitakan BBC yang dikutip Senin (18/9/2017), sebagian besar korban badai tersebut berada di dalam dan sekitar kota Timisoara. Di wilayah tersebut angin berembus hingga 100 km / jam (60mph) dan mampu menumbangkan pohon sampai merobek atap.

Media lain menyebut terjangan badai di Rumania ini juga merusak beberapa bagian di Serbia dan Kroasia.

Pasokan air dan listrik pun dilaporkan terputus di beberapa wilayah akibat cuaca buruk tersebut.

"Kami tidak diberi peringatan akan terjadi badai. Laporan cuaca hanya menginformasikan akan terjadi hujan," kata Wali Kota Timisoara, Nicolae Robu kepada saluran televisi Digi 24.

Kini layanan darurat Rumania mendesak orang-orang untuk berlindung di dalam rumah. Mereka juga diminta menghindari jalan di dekat pohon atau saluran listrik.

"Kami tidak bisa melawan cuaca," ucap Perdana Menteri Rumania, Mihai Tudose kepada Antena3 TV. "Seluruh sektor medis difokuskan untuk menolong korban luka."

"Pemerintah akan membantu masyarakat yang terkena badai," imbuhnya.

Badai tersebut saat ini diperkirakan telah bergerak ke arah utara menuju Ukraina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Badai Dahsyat Lain

Sebelumnya, terjangan badai dahsyat juga melanda beberapa wilayah di Amerika Serikat.

Badai Irma di Karibia mengakibatkan banjir dan hembusan angin kencang yang merusak bangunan. Selain itu juga dilaporkan 2 orang meninggal dunia, dan terjadi pemadaman listrik di sejumlah wilayah di sana.

"Badai tersebut menyebabkan banjir besar di daerah dataran rendah, dan pihak berwenang belum mendapatkan akses ke daerah-daerah yang terkena dampak paling parah," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Annick Girardin usai mengonfirmasi jumlah korban tewas seperti dikutip dari BBC pada 7 September 2017.

Sementara itu, perdana menteri Antigua dan Barbuda melaporkan bahwa Badai Irma Badai yang berada dalam kategori 5 -- tingkat tertinggi -- merusak lebih dari 90% bangunan di Barbuda.

Badai paling dahsyat dalam satu dekade, dengan kecepatan angin 295 km / h (185mph), juga diprediksi oleh National Hurricane Centre (NHC) atau Pusat Badai Nasional AS melintasi dekat atau tepat di utara Puerto Riko, kemudian mendekati sisi utara pantai Republik Dominika.

Badai Irma pertama kali menerjang Antigua dan Barbuda, sebelum pindah ke St. Martin dan Saint Barthelemy -- tujuan liburan di Prancis yang populer dengan sebutan St Barts.

Kerusakan yang signifikan juga dilaporkan terjadi di bagian milik Belanda di St Martin, yang dikenal dengan Sint-Maarten. Sejumlah bandara di beberapa pulau yang merupakan tujuan liburan populer juga ditutup.

Setelah Badai Irma, badai tropis ketiga, Jose dan Katia dilaporkan sudah terbentuk di Atlantik.

Sebelum Badai Irma, wilayah Texas dan Louisiana dilanda kerusakan akibat terjangan Badai Harvey pada akhir Agustus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini