Sukses

Finalis Miss America Terang-terangan Mengkritik Donald Trump

Berikut ini rekaman saat Miss Texas mencela Donald Trump saat sesi tanya jawab kontes kecantikan Miss America.

Liputan6.com, Houston - Miss Texas imungkin tak menyabet juara di ajang kontes Miss America, tapi setidaknya ia puas bisa mengungkapkan pendapatnya tentang kepemimpinan sang presiden di depan jutaan pasang mata yang menyaksikan ajang kontes kecantikan tersebut.

Seperti dikutip dari News.com.au, Senin (12/9/2017), ia menggunakan momen tersebut untuk menyoroti Presiden Amerika, Donald Trump.

Dalam tayangan kontes yang disiarkan di televisi, para kontestan diuji dengan dua putaran pertanyaan.

Margana Wood dari Houston, Texas kemudian ditanya tentang bagaimana Presiden Donald Trump menangani kerusuhan Charlotteville pada bulan Agustus, yang menyebabkan satu wanita meninggal.

"Bulan lalu sebuah demonstrasi supremasi kulit putih neo-Nazi dan KKK di Charlottesville Virgina berubah menjadi aksi kekerasan dan menewaskan seorang pemrotes," ujar Pemimpin Redaksi People, Jess Cagle membaca kartu berisi pertanyaan di tangannya.

Cagle menyinggung pernyataan yang pernah dilontarkan Donald Trump, yang menyalahkan dua kubu dalam demo Charlotteville.

"Apakah demikian menurut Anda? Jawab 'ya' atau 'tidak', dan sebutkan alasannya," kata juri.

Perempuan berusia 22 tahun tersebut kemudian menjawabnya dengan semangat.

"Saya pikir masalah supremasi kulit putih ... sangat jelas bahwa itu adalah serangan teroris," jawab Wood.

"Dan saya pikir Presiden Donald Trump seharusnya mengeluarkan pernyataan terkait fakta tersebut, dan memastikan semua orang Amerika merasa aman di negaranya. Itu menjadi isu nomor satu sekarang."

Sorak sorai dan bunyi siulan menyambut komentar lulusan Universitas Austin yang mendapat penghargaan sebagai runner-up keempat pada kontes tahunan itu. Ia sukses menjawab pertanyaan tersebut dengan sisa waktu 7 detik.

"Jawaban yang bagus Miss Texas. Bicara dengan lantang," komentar seseorang di Twitter.

"Terima kasih atas apa yang Anda katakan, Anda adalah pahlawan sejati Miss Texas," timpal netizen lainnya.

Kontes Miss America dimenangkan oleh Miss North Dakota, Cara Mund.

Dalam salah satu wawancara di atas panggung, Mund juga mengkritik Trump dengan mengatakan seorang Republikan melakukan langkah salah dengan menarik AS dari kesepakatan tentang perubahan iklim.

Padahal Perjanjian Paris bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

"Itu keputusan yang buruk," katanya. "Ada bukti bahwa perubahan iklim nyata terjadi."

Mund mengungguli 51 kontestan di ajang yang digelar di resor tepi laut New Jersey.

Dia mengaku ingin melihat lebih banyak perempuan mendapat porsi di semua tingkat pemerintahan.

Sementara itu, Runner-up pertama kontes tersebut adalah Miss Missouri, Jennifer Davis, runner-up kedua diraih oleh Miss New Jersey, Kaitlyn Schoeffel, dan runner-up ketiga disabet oleh Miss District of Columbia Briana Kinsey.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kritik Keras

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghadapi kritik keras karena secara tidak tegas mengecam aksi supremasi kulit putih dalam demo Virginia, tepatnya di Charlottesville, yang sarat dengan aksi kekerasan dan menewaskan satu orang.

Dalam pernyataannya, Trump mengutuk bahwa aksi protes itu sangat sarat akan kebencian, fanatisme, dan kekerasan dari kedua belah pihak.

"Kebencian dan perpecahan harus dihentikan sekarang juga," ujar Donald Trump di New Jersey pada 12 Agustus 2017.

"Kita harus bergabung bersama sebagai warga Amerika, didasari cinta pada bangsa," imbuh dia.

Respons Trump yang tak secara tegas mengutuk supremasi kulit putih itu menuai kritik. Dilaporkan dari The Guardian, tak hanya dari Partai Demokrat, Partai Republik yang mengusung namanya juga mengomentari pernyataan Trump tersebut.

Senator Republikan, Marco Rubio, merupakan salah seorang yang menyerukan Trump untuk mengutuk apa yang terjadi di Charlottesville secara terang-terangan.

"Sangat penting bagi negara untuk mendengar @potus (Donald Trump) mendeskripsikan kejadian di #Charlottesville secara terus terang, serangan teror dari #supremasikulitputih," tulis Marco Rubio dalam Twitter.

Hal senada juga disampaikan oleh senator Republikan lainnya, Cory Gardner. "Pak Presiden -- kita harus menyebut kejahatan itu dengan namanya. Mereka adalah supremasi kulit putih dan ini adalah terorisme domestik," tulis dia.

Seruan terhadap Donald Trump juga diungkapkan sejumlah anggota Partai Demokrat.

"Bukan hal yang berlebihan untuk meminta presiden yang secara eksplisit mengutuk Nazi," tulis Brian Schatz di Twitter.

Dalam sebuah pernyataan, senat Partai Demokrat lainnya, Chuck Schumer, mengatakan bahwa unjuk rasa Charlottesville bertentangan dengan semua nilai Amerika.

"Sampai akhirnya @potus secara khusus mengecam tindakan sayap-kanan di Charlottesvilee, ia belum selesai melakukan pekerjaannya," tulis Schumer di Twitter.

Publik juga menyoroti kicauan Ivanka Trump yang dengan lebih tegas mengutuk supremasi kulit putih setelah bentrok demo Virginia terjadi.

"Tak ada tempat di masyarakat untuk rasisme, supremasi kulit putih, dan neo-Nazi," tulis Ivanka dalam Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini