Sukses

Miliarder China yang Tinggal di Pengasingan Minta Suaka ke AS

Miliarder China sekaligus pengkritik Beijing yang kabur ke New York kini meminta suaka politik ke Amerika Serikat.

Liputan6.com, Manhattan - Miliarder China Guo Wengui alias Miles Kwok yang terkenal vokal mengkritik pejabat Tiongkok korupsi kini tengah mencari suaka politik ke Amerika Serikat. Guo, yang tinggal di New York, percaya bahwa dia dianggap sebagai lawan politik rezim China.

Keinginan Guo untuk mencari suaka politik diungkapkan oleh pengacaranya, Thomas Ragland seperti dikutip dari BBC pada Jumat (8/9/2017).

Guo meninggalkan China pada 2014. Ia tinggal di Eropa dan Amerika Serikat. Selama pengasingan, taipan properti itu merilis sejumlah twit dan video di situ berbagi tentang tudingan korupsi di antara petinggi Partai Komunis, termasuk tokoh anti-korupsi, Wang Qishan.

Beijing sejauh ini meminta penangkapan Guo, namun tak pernah jelas apa tuduhannya.

Media-media pemerintah China menuduh taipan berusia 50 tahun itu menyuap seorang wakil menteri. Tudingan itu ditolak mentah-mentah oleh Guo.

Guo juga telah merilis apa yang dia duga adalah rahasia negara resmi menjelang kongres Partai Komunis, yang diadakan setiap lima tahun dan dijadwalkan dimulai pada 18 Oktober.

"Dia khawatir rezim China akan mencari pembalasan atas hal-hal yang dia katakan dan paparan yang pernah ia kemukakan," kata pengacara Guo, Thomas Ragland pada hari Kamis.

Meskipun Guo belum memberikan bukti substansial atas klaimnya, kritikan Guo telah memicu kemarahan Beijing.

Pemerintah China pada bulan April mengeluarkan "red notice" melalui agen kerjasama polisi global Interpol untuk penangkapan Guo.

Pihak berwenang China dilaporkan telah menyelidiki Guo setidaknya untuk 19 kejahatan termasuk penculikan, penipuan dan pencucian uang, menurut kantor berita AP.

Guo Wangui, di penthouse apartemennya di Manhattan (Andrew Testa for The New York Times

Bahkan, pada bulan lalu, polisi China membuka investigasi atas tuduhan baru berupa pemerkosaan yang dilakukan Guo.

Pada bulan April, media China mengatakan Guo telah menyuap mantan wakil menteri pertahanan, Ma Jian, sebesar 60 juta yuan atau sekitar US8,7 juta. Semenjak saat itu Ma ditahan dan tengah diadili oleh korupsi.

Guo menolak tuduhan itu semua dan balik menuding surat penangkapannya bermotif politik.

Sebagai pencari suaka politik, Guo, yang visa turisnya berakhir pada tahun lalu, berhak tinggal di AS hingga keputusan administrasi final tercapai.

Secara nasional, rata-rata proses aplikasi suaka di AS menghabiskan waktu dua hingga tiga tahun.

Selain berkonfrontasi dengan Beijing, Guo juga menghadapi serangkaian tuntutan hukum AS oleh beberapa individu dan perusahaan China.

Guo mengatakan bahwa dia bukan lagi warga negara China.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Punya 11 Paspor dan Anggota Klub Mewah Donald Trump

Pada bulan April, dia mengatakan ke media Voice of America edisi bahasa China bahwa dia memiliki paspor dari 11 negara, namun tidak jelas mengapa dia tidak pindah ke negara lain begitu visa AS-nya berakhir.

Ragland menolak untuk menjelaskan pendiriannya sebagai warga negara China, dengan alasan kerahasiaan.

"Dia ada di sini dengan paspor yang sah dengan visa yang berlaku dan lebih dari itu saya tidak benar-benar ingin membahas masalah paspor," katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times pada April lalu, Guo mengaku sebagai anggota klub mewah Donald Trump, Mar-a-Lago.

Selama di AS, Guo tinggal di apartemen penthouse di Fifth Avenue di Manhattan. Bangunan mewah itu ia beli tahun 2015 seharga US$ 67,5 juta.

Guo mengaku ia juga kerap kontak dengan agen FBI dan tak takut akan penahanan.

Menurut laporan Hurun Report, kekayaan Guo bernilai, US$ 2,6 miliar. Dengan demikian Guo berada di peringkat 74 orang terkaya di China.

Salah satu properti miliknya yang terkenal adalah Pangu Plaza, bangunan menjulang seperti obor yang berdiri dekat Stadium Olimpiade Beijing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini