Sukses

Codex Gigas, Manuskrip Abad ke-13 Berisi Gambaran Setan

Menurut legenda, biarawan itu menyusun manuskrip tersebut hanya dalam satu malam karena mendapat bantuan dari Setan.

Liputan6.com, Stockholm - Suatu manuskrip yang berasal dari Abad ke-13 sungguh tidak biasa. Manuskrip itu setinggi 92 cm, lebar 50 cm, dan tebal 22 cm. Beratnya pun sekitar 74,8 kilogram. Diperkirakan perlu lebih dari 160 hewan untuk membuatnya.

Selain ukuran yang besar, di dalamnya bertebaran gambar-gambar setan dalam ukuran besar. Dengan demikian, Codex Gigas, demikian nama manuskrip itu, dikenal juga dengan julukan Alkitab Setan.

Manuskrip itu memiliki 620 halaman dan dibungkus dengan folder kayu berbalut kulit dengan hiasan logam. Perlu dua orang dewasa untuk mengangkatnya.

Seperti dikutip dari The Vintage News pada Sabtu (29/7/2017), selain berisi gambar-gambar setan, isinya mencakup dokumen bersejarah dalam bahasa Latin, antara lain terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Vulgate Latin – baik bagian Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Lalu ada Ars medicinae (suatu bahan kuliah kedokteran Abad Pertengahan), Catatan Bohemia, kalender, dua karya Josephus Flavius, dan sejumlah dokumen lain.

Manuskrip itu diduga dibuat di suatu biara Podlažice dari Ordo Benediktin yang terletak di Bohemia (Republik Ceko sekarang ini). Herman the Recluse, seorang biarawan yang menghuni tempat itu, diduga sebagai penyusunnya.

Menurut legenda, biarawan itu menyusun manuskrip tersebut hanya dalam satu malam karena mendapat bantuan dari setan.

Sebagian isi manuskrip Codex Gigas, antara lain gambar Setan (kiri) dan kalender (kanan). (Sumber Wikimedia Commons)

Ia disebut-sebut mengingkari sumpah biara, sehingga ia berjanji menciptakan buku yang selamanya memuliakan biara. Tapi, ketika ia yakin tidak bisa menyelesaikannya sendirian, ia berdoa kepada Lucifer agar membantu tugas itu.

Sebagai gantinya, biarawan itu menawarkan jiwanya kepada setan.

Codex Gigas disimpan dalam perpustakaan biara di Broumov dari 1477 hingga 1593. Kemudian, pada 1594, manuskrip itu dibawa ke Praha dan menjadi bagian koleksi milik Kaisar Rudolf II.

Pada 1648, di akhir Perang 30 Tahun, keseluruhan manuskrip itu dibawa pergi pasukan Swiss sebagai bagian dari pampasan perang.

Dari 1649 hingga 2007, manuskrip itu disimpan di Perpustakaan Kerajaan di Swedia dan pada 2009 dirawat di Perpustakaan Nasional Swedia yang terletak di Stockholm sebagai bagian dari pameran untuk umum.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.