Sukses

Pertama di Dunia, Bocah Sukses Jalani Transplantasi Tangan

Zion Harvey menjadi anak pertama di dunia yang sukses menjalani transplantasi tangan ganda.

Liputan6.com, Washington DC - Zion Harvey kini boleh berbahagia, sebab ia bisa beraktivitas normal seperti anak-anak lainnya. Zion kini menjadi bocah pertama di dunia yang sukses menjalani transplantasi tangan ganda.

"Kini ia bisa menulis, memberi makan, dan berpakaian sendiri," kata dokter seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (19/7/2017) seraya menyatakan bahwa operasi dinyatakan berhasil setelah 18 bulan.

Menurut laporan The Lancet Child & Adolescent Health, Harvey yang kini berusia 10 tahun menjalani operasi untuk mengganti kedua tangannya pada Juli 2015.

"Delapan belas bulan setelah operasi, anak itu lebih mandiri dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari," kata seorang dokter di Children's Hospital of Philadelphia--tempat operasi berlangsung, Sandra Amaral.

"Kondisinya terus membaik saat menjalani terapi sehari-hari untuk meningkatkan fungsi tangannya. Dukungan psikososial juga membantunya beradaptasi pasca-operasi...," ucap Amaral.

Tangan dan kaki Harvey diamputasi pada usia dua tahun akibat infeksi sepsis. Dia juga menjalani transplantasi ginjal.

Harvey kemudian mengonsumsi obat untuk menekan reaksi penolakan tubuh pada ginjal barunya, yang merupakan faktor kunci dalam operasi transplantasi tangan yang berlangsung selama lebih dari 10 jam.

Obat imunosupresif itu harus dikonsumsi terus-menerus untuk mencegah tubuh pasien menolak organ yang ditransplantasi. Namun, penggunaan obat itu memiliki risiko, termasuk diabetes, kanker, dan infeksi.

Para dokter mengkaji keberhasilan dan tantangan yang dihadapi Harvey dan keluarganya, lalu mencatat bahwa tim ahli bekerja keras untuk mendukung kondisi si bocah.

"Harvey sejauh ini sudah mengalami delapan reaksi penolakan atas implantasi tangan yang dijalaninya, termasuk episode serius selama bulan keempat dan ketujuh dari transplantasi," kata laporan tersebut.

"Semua hal itu didukung oleh obat imunosupresi tanpa mempengaruhi fungsi tangan si anak."

Hingga kini, Harvey harus terus mengkonsumsi empat obat imunosupresi dan steroid.

"Sementara hasil fungsional positif dan anak laki-laki diuntungkan dari transplantasi, operasi ini sangat membebani anak dan keluarganya," kata Amaral.

Menurut laporan tim medis, sebelum transplantasi kedua tangan itu, kemampuan Harvey untuk berpakaian, makan, dan mandi amat terbatas. Hal itu membuatnya harus beradaptasi, menggunakan tungkai atau peralatan khusus.

Sebelumnya, ibunya berharap suatu saat nanti dia bisa berpakaian, menggosok gigi, dan memotong makanannya sendiri. Kini hal itu sudah bisa dilakukan oleh putranya.

Sementara Harvey ingin memanjat mainan di taman bermain dan memegang tongkat pemukul baseball.

Tangan donor untuk Harvey mulai tersedia pada Juli 2015 dari anak yang telah meninggal. Dalam beberapa hari setelah operasi, ia bisa menggerakkan jari lalu menggunakan ligamen dari anggota tubuhnya yang tersisa.

"Pertumbuhan kembali saraf berarti membuatnya bisa memindahkan otot tangan yang dicangkokkan, dan bisa merasakan sentuhan dalam waktu sekitar enam bulan, saat dia bisa makan sendiri dan memegang pena untuk menulis," papar laporan tersebut.

Berikut ini videonya:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.