Sukses

Seperti Ini Aksi Kriminal 'Melek Teknologi' di Rusia

Semakin canggih teknologi, kriminalitas di Rusia semakin meningkat. Hal itu berbanding terbalik dengan kasus pemerasan brutal di tahun 1990.

Liputan6.com, Moskow - Semakin canggih teknologi, kriminalitas di Rusia semakin meningkat. Hal itu berbanding terbalik dengan kasus pemerasan brutal di tahun 1990-an yang lebih menggunakan strategi.

Juni lalu, masyarakat Rusia dikagetkan dengan kisah Khikmet Salaev yang dikubur hidup-hidup oleh rekan bisnisnya. Motif pembunuhnya yaitu karena uang.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Kamis (13/7/2017) para pelaku menginginkan 30 juta rubel (Rp 6,6 miliar) dari Salaev. Sementara korban menolak, para pelaku memutuskan untuk mengubur Salaev secara hidup-hidup di Pemakaman Lyubertsy.

Para pelaku kemudian meninggalkan telepon genggam korban di dalam peti. Tujuannya supaya Salaev dapat menelepon keluarganya apabila berubah pikiran.

Pria itu sudah tak tahan, akhirnya ia menghubungi adiknya untuk mengirimkan uang sebesar 1,2 juta rubel beserta mobilnya kepada para pelaku. Sebagai imbalan, para pelaku memberi tahu lokasi kuburan Salaev.

Sesaat keluarga menemukan Salaev, pihak medis segera melarikan korban ke rumah sakit.

Cerita semacam ini sudah terjadi sejak tahun 1990-an dan polisi melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dua dari lima orang yang menyerang Salaev berhasil ditahan.

Dari Tindakan Barbar hingga Pemerasan

Menurut pakar, teknik modern yang digunakan untuk memeras uang dari para pebisnis kaya tak banyak berubah sejak masa keemasan kriminalitas pada tahun 1990-an.

Penculikan dan pemerasan tetap menjadi cara yang populer digunakan oleh para kriminal. Namun begitu, media sosial saat ini semakin digunakan sebagai cara baru pemerasan.

Para pelaku kriminal menggunakan situs web seperti Facebook untuk menyasar calon korban dan menekan mereka supaya mengirim uang.

Para perampok menggunakan teknologi baru untuk keuntungan mereka semata. Serangan brutal seperti yang dialami Salaev adalah hal yang lazim sekitar 30 tahun yang lalu, dan saat ini para kriminal lebih sering menggunakan internet untuk melancarkan aksinya.

"Pada 1990-an, para pemeras dan perampok dapat dikenali dengan mudah dan ditangkap basah. Perkembangan teknologi telah berujung pada situasi di mana seseorang bertujuan kriminal di saat yang bersamaan dapat menekan sepuluh orang dengan ratusan alat pendukung. Ini bukan saatnya bersantai," ujar Dmitry Rusakov, Kepala Keamanan Merek di perusahaan keamanan siber Group-IB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.