Sukses

Pasca-Taklukkan Himalaya, Hendra Wijaya Daki Gunung Denali Alaska

Setelah sukses mencapai puncak Himayala, Hendra Wijaya pelari ultra asal Indonesia melanjutkan misi kedua di puncak Denali Alaska.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah berhasil menyelesaikan misi pertamanya, seorang pelari ultra asal Indonesia, Hendra Wijaya, kembali berencana melanjutkan misi keduanya dalam ekspedisi panjang yang bertajuk Southern Force Hendra Wijaya’s Adventure & Expeditions 2017-2018.

Sukses mencapai puncak Himalaya, Hendra berencana untuk terbang ke Alaska, Kutub Utara guna melanjutkan misi keduanya mendaki Gunung Denali.

Southern Force adalah sebuah petualangan dan ekspedisi sejauh 1.400 Km di Antartika dengan berjalan kaki menggunakan papan ski. Setiap peserta diwajibkan membawa perlengkapan dan makanan pribadi yang beratnya minimal 100 kg yang ditaruh di atas sledge.

Logistik itulah yang diandalkan lelaki berusia 51 tahun ini untuk bertahan hidup di sepanjang perjalanan menantang maut sekitar 45-50 hari.

Disebut misi menantang maut, karena suhu di Kutub Selatan dapat mencapai minus 60 derajat Celsius pada musim dingin. Suhu itu jauh lebih dingin dibandingkan Kutub Utara yang pernah dijelajah oleh Hendra.

Ada 10 event yang dilakoni Hendra selama menjalankan misi Southern Force itu. Pertama kali ia mengikuti Great Himalayan Race (GHR) sejauh 1800 km dengan total tanjakan 90.000 meter yang ditempuh selama 45 hari mulai 1 April hingga 24 Mei 2017 lalu.

Event GHR telah diselesaikan dengan baik oleh Hendra. Ia berhasil pulang dan mendarat di Tanah Air pada 1 Juni 2017 lalu. Dalam event GHR, pria itu menjadi satu dari sembilan orang yang berhasil tiba di puncak Himalaya. Padahal ada 45 orang yang ambil bagian dalam acara tersebut.

Kini lelaki kelahiran Lampung 26 November 1966 itu akan menjalani misi keduanya, yakni mendaki Gunung Denali (6190 meter di atas permukaan laut/mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di Kutub Utara. Denali adalah satu di antara 7 puncak tertinggi di dunia atau World 7 Summit.

"Tak ada persiapan khusus bagi saya, kecuali mengembalikan kondisi fisik saya agar kembali prima. Saya menjadikan GHR sebagai proses aklimatisasi (penyesuaian diri terhadap suhu) sebelum ke Denali," ujar Hendra.

"Itu terjadi karena GHR banyak melewati ketinggian di atas 5000 mdpl bahkan bisa mencapai 5755 mdpl," tambahnya.

Selain proses istirahat, hal yang dilakukan oleh Hendra adalah menambah asupan gizi yang sempurna agar dapat mengembalikan berat badannya yang susut 11 kg pasca-program GHR.

"Hari ini saya sudah harus terbang ke Alaska untuk mendaki Denali yang rencananya akan dimulai pada tanggal 28 Juni mendatang. Semoga sesampai di Alaska saya akan tetap berpuasa," kata Hendra.

Di Alaska sendiri, durasi puasa dimulai sejak subuh hingga magrib. Total waktunya sekitar 22 jam. Ini akan jadi tantangan buat saya. Semoga saya dapat melakukannya," tutur Hendra.

Berdasarkan rancangan awal, pihak penyelenggara yang memandu acara mengatakan, rute Denali akan dimulai pada ketinggian 2200 mdpl yang akan ditempuh dalam waktu 22 hari.

Namun, hal itu tergantung pada cuaca yang belakangan ini kerap terjadi badai salju ekstrem. Bahkan suhu di sana diprediksi mencapai minus 48 hingga 55 derajat celsius.

Hendra sendiri akan mendaki bersama tiga peserta lainnya yang berasal dari negara berbeda seperti Amerika Serikat, Hungaria dan Jerman. Mereka akan dipandu oleh seorang Lead Guide yang juga dibantu dua anggota timnya.

"Saya sendiri akan melihat situasi terlebih dahulu. Kalau cuaca bagus dan diizinkan oleh pihak penyelenggara maka saya akan bergerak lebih cepat dari 22 hari yang telah ditentukan tersebut. Mohon doanya semoga saya berhasil menyelesaikan misi ini dan membawa Merah Putih ke puncak tersebut," ujar Hendra.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rangkaian Event Southern Force

Selain GHR dan Denali, terdapat delapan event lainnya yang menjadi ambisi Hendra. Sepuluh event itu dimulai pada 1 April dengan mengikuti lomba lari ultra trail Great Himalaya Race sejauh 1800 km dengan tanjakan 90.000 meter sampai ketinggian 5755 meter selama 45 hari. Sementara penjelajahan di Kutub Selatan pada Desember 2018 akan menjadi penutup 10 event besar itu.

Sebelumnya, Hendra pernah menjelaskan alasan perjalanan tersebut dinamai Southern Force. Ia mengatakan arti dari kata tersebut adalah kekuatan ke selatan. Perjalanan tersebut ia serahkan kepada Tuhan sambil mengupayakan segala pembiayaan pribadi maupun bantuan kepada pihak sponsor maupun pemerintah.

Termasuk dari pemerintah NTB, karena hal ini bukan perjalanan secara pribadi melainkan untuk negara dan bangsa.

Rincian ke 10 event yang rencananya akan dilakukan Hendra Wijaya adalah:

1. Great Himalayan Race 1800 km total ketinggian 90.000 meter ditempuh selama 45 hari (1 April-1 Juni 2017)

2. World 7 Summit Mt Denali 6190 mdpl tertinggi di Kutub Utara (25 Juni-16 Juli 2017)

3. Petite Trote A Leon (PTL) 300 km total ketinggian 26.000 meter di Prancis (28 Agustus-3 September 2017)

4. Tor Des Geants 330 km total ketinggian 24.000 meter di Italia (10-17 September 2017)

5. Gede Pangrango 300 km total ketinggian 30.000 meter (26 November-3 Desember)

6. World 7 Summit Mt Ancogua 6962 mdpl tertinggi di Amerika (28 Desember-20 Januari 2018)

7. World 7 Summit Mt Everest 8848 mdpl tertinggi di Asia dan dunia (April-Mei 2018)

8. Transpyrenea 870 km 56.000 total ketinggian di Perancis (1-16 Agustus 2018)

9. Journey to Antartica 1400 km dengan klimaks

10. World 7 Summit Mt Vinson Massif 4892 mdpl yang merupakan gunung tertinggi di Kutub Selatan (Oktober-Desember 2018)

Apabila Hendra berhasil mewujudkan semua mimpinya, kelak dia akan berhasil mendaki 7 World Summit karena saat ini dia sudah menjejakkan kaki di tiga gunung tertinggi di dunia yakni Gunung Kilimanjaro 5895 mdpl di Tanzania, Afrika; Redfox Elbrus Race to Summit 5642 mdpl di Rusia; dan Cartenz Pyramid Summit 4884 mdpl di Papua.

Seseorang yang sukses mendaki 7 World Summit berhak menyandang predikat '7 Summiters'.

Lalu jika 7 Summiters sukses menjalani ekspedisi ke magnetik Kutub Selatan dan juga ekspedisi ke magnetik Kutub Utara maka orang itu berhak menyandang gelar 'Explorer Grand Slam'.

Hendra sendiri sudah pernah menjelajah Kutub Utara sebelumnya,  yaitu pada saat mengikuti event Likeys 6633

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.