Sukses

Urine Manusia Dipakai dalam Proses Pembuatan Bir di Denmark

Sebanyak 50.000 liter urine manusia yang dikumpulkan pada sebuah festival musik di Denmark digunakan dalam proses pembuatan bir.

Liputan6.com, Kopenhagen - Produsen minuman beralkohol di Denmark membuat bir dengan teknis baru yang melibatkan bahan tak diduga: urine manusia.

Jangan salah sangka. Bukan berarti air seni manusia tersebut langsung disulap jadi bir. 

Bahan utama bir tersebut adalah jelai (barley) yang difermentasi. Bedanya, tanaman tersebut diberi pupuk 50.000 liter urine manusia yang kumpulkan pada sebuah festival musik.

"Alasan mengapa kami membuat bir dengan cara ini karena produsen di Kopenhagen sudah beralih menggunakan bahan organik sejak empat tahun lalu. Jadi sekarang semua bir kami jadikan organik," ujar Chief Executive Brewer Norrebro Bryghus, Hendrik Vang, seperti dikutip dari CBS News, Senin (8/5/2017).

Vang meyakinkan konsumennya bahwa produk akhir mereka tidak mengandung zat air seni manusia.

"Pada awalnya, banyak orang mengira, kami memfilter air seni dan langsung masuk ke bir. Tapi tentu saja itu tidak benar," kata Vang.

Ia menambahkan, mereka yang awalnya meragukan proses pembuatan bir tersebut, kemudian berubah pikiran ketika memahami bagaimana proses pembuatannya.

Dewan Pertanian dan Makanan Denmark berpendapat, bir yang diolah menggunakan teknik yang dinamakan sebagai 'beercycling' itu bisa menjadi minuman yang trendi dan berkelanjutan.

Pisner -- nama produk tersebut --  hanya diproduksi dari ladang jelai yang dipupuk oleh urine manusia, bukan dengan kotoran hewan atau pupuk buatan.

"Itu adalah ide jenius. Sebuah investasi untuk masa depan. Kita kekurangan fosfor, melakukannya adalah sebuah langkah tepat," kata pencicip bir, Mikkel Pedersen.

"Rasanya sangat enak, sangat segar, dan saya rasa ini bir ini sangat baik," kata pencicip lain, Birden Eldahl.

Sebanyak 50.000 liter urine yang dikumpulkan dari festival musik dan teater, yang dilaksanakan selama 10 hari di Ghent tahun lalu, cukup untuk menghasilkan jelai untuk memproduksi sekitar 60.000 botol bir.

"Kami menyebutnya dari air ke bir, yakni dari saluran pembuangan air (sewer) ke pembuatan bir (brewer)," kata peneliti University of Ghent Sebastiaan Derese.

Di sisi lain, mesin yang mengubah urine menjadi bir sebetulnya sudah tersedia. Alat itu dikembangkan oleh tim ilmuwan di sebuah universitas Belgia.

Mesin itu memungkinkan mengubah urine menjadi air yang bisa diminum, juga pupuk, dengan bantuan energi matahari -- yang kemudian digunakan untuk memproduksi bir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.