Sukses

8 Kondisi Medis yang Bikin Merinding

Penyakit yang diderita orang-orang ini mirip dengan apa yang kerap ditayangkan dalam film-film fiksi ilmiah. Seperti apa?

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi medis yang dialami manusia seringkali mencengangkan. Penyakit yang diderita pasien bisa seperti sesuatu yang tayang dalam film-film fiksi ilmiah.

Tapi, sejumlah penyakit bukan sekedar mengagetkan, bahkan mengerikan. Misalnya pertumbuhan belatung pada kulit manusia, serangan cacing pita, atau infeksi parah pada gusi yang sangat mengganggu.

Seperti disarikan dari therichest.com pada Sabtu (6/5/2017) berikut ini adalah beberapa penyakit yang tidak selalu mematikan, tapi membawa penderitaan kepada pengidapnya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

1. Gejala Parry-Romberg

Parry Romberg Syndrome. (Sumber Wikimedia/Desherinka)

Kondisi ini sangat jarang sehingga para dokter masih bertanya-tanya tentang penyebabnya. Kondisi itu menyerupai dampak suatu stroke, tapi tanpa ada kejadian stroke dan bisa hadir tanpa tanda-tanda sebelumnya.

Penyakit itu menyebabkan kisutnya otot-otot wajah di satu sisi tengkorak sehingga wajah seperti tenggelam atau berpilin. Jaringan dan tulang tengkorak pun tertarik masuk ke dalam.

Dalam beberapa kasus, hal itu bisa menyebabkan pigmentasi rambut dan kulit pada daerah terjangkit sehingga warnanya mendadak lebih terang.

Serangan biasanya terjadi pada tulang orbit mengelilingi mata walaupun bisa juga di daerah mulut sehingga penderitanya seperti terus-menerus menyeringai.

Para dokter bedah bersilang pendapat tentang saatnya melakukan perbaikan, apakah harus segera atau menunggu hingga gejalanya tuntas dulu.

3 dari 9 halaman

2. Porphyria

Porphyria. (Sumber Wikimedia/M. Lecha, H. Puy, dan J C Deybach)

Kondisi seperti ini bisa mengambil beragam bentuk, mulai dari tampilan yang kurang elok hingga mengerikan. Zat porphyrin penting bagi hemoglobin dalam darah.

Kebanyakan orang memiliki kadar yang seimbang, tapi beberapa orang bisa memiliki lebih banyak atau lebih sedikit sehingga menjadi masalah.

Yang paling sering adalah bercak-bercak yang tampak seperti jerawat parah di seluruh permukaan kulit, biasanya di tangan atau punggung. Keadaan itu bisa disembuhkan, hanya memang tidak nyaman.

Beberapa orang mengidap kasus yang amat parah sehingga muncullah julukan "penyakit vampir" karena sinar matahari menyebabkan penderitaan pada kulit pengidapnya karena kekurangan hemoglobin mengganggu sistem kekebalan dan kulitnya sangat melepuh.

Banyak orang yang menduga penyakit inilah yang menjadi alasan hadirnya legenda vampir karena para pengidap penyakit itu cenderung berwajah sangat pucat dan menarik diri.

4 dari 9 halaman

3. Harlequin Ichthyosis

Harlequin Ichthyosis. (Sumber Flickr/National Museum of Health)

Kondisi yang sangat jarang ini cenderung menyerang bayi-bayi di saat kelahiran. Ketika muncul pada 1750, kondisi itu diduga fatal, membawa maut. Pengidapnya memang bisa hidup, tapi dalam cara yang amat tidak nyaman.

Sejak lahir, kulit bayi pengidap penyakit itu seakan terbungkus oleh lapisan tebal kulit pecah-pecah yang seakan tampak seperti panel. Sebagian panel bisa lenyap ketika anak itu beranjak dewasa, tapi harus terus mendapatkan pelembab.

Masalah utama dengan kulit rekah itu adalah karena mudahnya penyakit dan infeksi menyusup sehingga berdampak kepada sistem kekebalan.

Angka kematian telah semakin menyusut, tapi masih memerlukan perawatan terus-menerus ketika pengidapnya beranjak dewasa.

Orang dewasa pengidapnya pun memiliki wajah seperti kulit bayi baru lahir dengan lapisan-lapisan kulit retak tanpa alis. Rambutnya pun sedikit.

5 dari 9 halaman

4. Cutaneous Leishmaniasis

Cutaneous leishmaniasis. (Sumber Wikimedia/Abanema)

Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan lepra dan sama-sama disebabkan oleh gigitan lalat pasir. Walaupun telah diobati, pengidapnya bisa menderita lesi (lesion) setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa tanda-tanda.

Beberapa gejalanya bisa kecil saja seperti jerawat biasa, tapi bisa juga besar seperti luka menganga sehingga orang bisa langsung melihat pembuluh-pembuluh darah di bawah kulit penderita.

Yang paling kerap terkena adalah bagian lengan walaupun ada juga yang mendapatkannya di kaki, punggung, dada, dan wajah. Lagipula, pengobatan pada satu kasus tidak selalu manjur untuk kasus-kasus lain.

Anehnya, ada beberapa yang sembuh dengan sendirinya, tanpa alasan yang bisa dimengerti oleh para dokter. Sementara itu, beberapa kasus lainnya seakan membandel dan tidak bisa sembuh bahkan setelah pembedahan.

Tidak semua kasus hingga membawa maut, tapi tampilannya tidak enak dilihat.

6 dari 9 halaman

5. Gejala Neonatal Progeroid

Hutchinson-Gilford Progeria Syndrome. (Sumber Wikimedia/P. Scaffidi, L. Gordon, T. Misteli)

Bagi kebanyakan orang, bisa mengurangi berat badan adalah hal yang baik. Tapi, bagi segelintir orang, justru sebaliknya. Penyakit progeroid dikaitkan dengan penuaan fisik sehingga seseorang terlihat lebih tua atau lebih muda daripada usia sesungguhnya.

Dalam kasis neonatal progeroid, penderitanya tidak bisa menambah berat badan walaupun dengan asupan pangan dalam jumlah besar. Penyakit itu berdampak pada bayi dan terkadang membawa maut.

Bagi penderita yang bertahan hidup hingga dewasa, tubuh mereka hanya seperti kerangka berbalut kulit dengan kepala yang besar dan gigi yang mencuat dan kulit yang kisut.

Penderita paling terkenal penyakit ini adalah Lizzie Velasquez, seorang remaja yang bahkan pernah dijuluki “anak perempuan terjelek sedunia” setelah video dirinya merebak di dunia maya.

Tapi, bukannya sakit hati, Velasquez malah menjadi pembicara motivasi dan menganjurkan orang lain agar tidak menilainya berdasarkan penampilan.

7 dari 9 halaman

6. Cancrum Oris

Cancrum oris. (WIkimedia/Brian L. Fisher/California Academy of Sciences)

Penyakit ini juga dikenal sebagai Noma dan cukup lazim ada di kawasan-kawasan miskin Afrika, khususnya pada anak-anak.

Penyakit gusi itu menyebabkan sariawan dari bagian dalam mulut dan bertumbuh ke arah luar sambil melelehkan daging bibir dan gusi sehingga seluruh mulut anak menganga lebar.

Dalam beberapa kasus, mulut penderitanya mencong sehingga gigi dan gusinya acak-acakan. Lebih parah lagi kalau penyakit itu berbarengan dengan bibir sumbing yang cukup banyak di Afrika, maka penyakit itu pun memerlukan pembedahan rekonstruksi besar-besaran agar penderita tampak normal.

Cukup banyak kelompok kemanusiaan mencoba menghentikan penyakit yang menimbulkan gejala-gejala tersebut.

8 dari 9 halaman

7. Epidermodysplasia Verruciformis

Tree Man. (Sumber Wikimedia/Monirul Alam)

Ada beberapa nama, tapi julukannya lebih terkenal, yaitu Gejala Manusia Pohon. Penyakit itu dikenal juga sebagai displasia Lewandowsky-Lutz sesuai dengan nama 2 dokter yang pertama menemukannya.

Penyakit itu muncul ketika gen manusia terkena infeksi zat seng yang mengganggu keseimbangan genetik yang biasanya.

Hal itu menyebabkan kutil-kutil, biasanya pada tangan dan kaki, yang kemudian bertumbuh pesat lalu mengeras seperti cabang pohon. Lebih parah lagi, pada beberapa orang, ada serangga-serangga yang hidup di dalamnya.

Sepertinya, penyakit ini lebih sering berdampak pada kaum pria dan sangat jarang pada wanita.

Ada beberapa pembedahan yang berhasil, tapi sepertinya hal genetik terus menumbuhkan lagi cabang-cabang ‘pohon’ baru.

9 dari 9 halaman

8. Hidradenitis Suppurativa

Hidradenitis suppurativa (Wikimedia/BRI72783)

Penyakit yang satu ini memang tidak sampai mengancam nyawa, tapi keadaannya sangat menyusahkan pengidapnya. Penyebab penyakit itu masih menjadi bahan perdebatan di kalangan medis.

Ada yang menduganya terkait obesitas, bahkan mengkaitkan dengan gen-gen yang rusak.

Dampak mendasarnya bermula seperti sekumpulan jerawat kecil yang biasanya ada pada ketiak. Perlahan-lahan, kumpulan jerawat itu menghubungkan kelenjar-kelenjar keringat dengan abses yang ada di bawah kulit sehingga penderitanya mengeluarkan keringat nanah. Ketika kondisinya semakin parah, maka infeksinya pun melebar.

Selain ketiak, ada juga beberapa orang yang mengalaminya di bagian bokong. Seorang penderita mengunggah beberapa video dirinya yang harus mengganti perban pada bokongnya hingga rata-rata 4 kali dalam sehari.

Perawatan yang manjur misalnya melalui pemberian obat karena pembedahan melibatkan pengambilan besar bagian kulit, mengikat kelenjar-kelenjar, lalu menutupnya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.