Sukses

1.000 Murid SD di Perth Unjuk Gigi Menari Kecak

Kegiatan ini merupakan salah satu program bahasa Indonesia yang diajarkan Sekolah Peter Moyes di Perth Australia sejak sekolah itu berdiri.

Liputan6.com, Perth - Para siswa Sekolah Dasar Peter Moyes di Perth (Australia Barat) yang sudah lama memiliki program pengajaran bahasa Indonesia mengadakan pertunjukan spektakuler bernama "Indonesian Integrated Cultural Arts Experience" pada Senin, 3 April 2017.

Sekitar seribu siswa tampil menunjukkan kebolehan mereka menari kecak asal Bali dan mempertunjukkan Kisah Rama dan Sinta di depan sekitar seribu pengunjung ,termasuk Konsul Jenderal RI Perth, Ade Padmo Sarwono.

Menurut informasi yang diperoleh Australia Plus Indonesia dari KJRI Perth yang Liputan6.com muat Jumat (7/4/2017), kegiatan kolosal ini dilaksanakan oleh Sekolah Dasar Peter Moyes yang bertempat di teater terbuka halaman sekolah tersebut.

Selain tari Kecak, kegiatan itu juga diisi dengan pertunjukkan tarian tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia.

Pertunjukan dilaksanakan secara medley (beruntun) diselingi pengantar oleh dua orang siswa, yang membacakan narasi dan latar belakang dari setiap budaya yang ditampilkan.

Pendekatan yang dilakukan dengan memperkenalkan kebudayaan asli dan destinasi wisata, serta ikon dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Pertunjukan yang ditampilkan antara lain Tari Pendet, Tari Piring, Tari Kipas, Tari kreasi Yamko Rambe Yamko, Tari Tor Tor, Tari Enggang Dayak, serta pertunjukan gamelan dan angklung.

Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 500 siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 SD dan 500 kostum tradisional Indonesia dikerahkan untuk mengisi acara tersebut.

Pertunjukan kebudayaan Indonesia tersebut sangat berkesan dan menarik mengingat dilakoni oleh anak sekolah dasar setempat.

Seluruh persiapan mulai dari ide cerita dan narasi merupakan hasil kreativitas dari siswa SD Peter Moyes.

Persiapan

Para siswa selama berbulan-bulan telah melakukan berbagai riset mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Selain itu, mereka juga menyiapkan kostum dan perlengkapan yang menarik, seperti kapal pinisi, burung Garuda, bunga Rafflesia, wayang Punakawan, dan ondel-ondel.

Kegiatan ini merupakan salah satu program bahasa Indonesia yang diajarkan Sekolah Peter Moyes sejak sekolah tersebut berdiri.

Kegiatan ini cukup efektif dalam menyampaikan informasi mengenai Indonesia dan keterikatan sejarah dengan Australia, yang telah dimulai sejak awal tahun 1640 sewaktu penduduk asli Australia (Aborigin) menjalin hubungan dengan para nelayan teripang dari Makassar yang menggunakan kapal pinisi.

Selain itu, para siswa dalam pertunjukannya menyampaikan pesan-pesan bahwa Bali yang menjadi destinasi wisata unggulan warga Australia merupakan salah satu provinsi di Indonesia.

Indonesia tidak hanya Bali, melainkan terdiri dari gugusan Pulau Besar maupun Pulau Kecil dengan keberagaman etnis, budaya, bahasa dan agama.

Disampaikan juga bahwa keindahan Indonesia, antara lain Danau Tiga Warna (Kelimutu) di Flores, Pulau Komodo yang merupakan habitat Komodo, dan Candi Borobudur yang merupakan candi terbesar di Indonesia.

Juga ada Loncat Batu yang merupakan daya tarik Pulau Nias, Ondel-ondel yang merupakan daya tarik Jakarta, Kalimantan yang terkenal dengan Orang Utan dan Bunga Bangkai Raflesia, dan Maluku yang terkenal dengan Pulau rempah-rempah.

Konjen RI Perth Ade Sarwono pun menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan yang menampilkan budaya Indonesia.

Konjen RI juga menyampaikan apresiasi atas pengajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan sejak berdirinya Sekolah Peter Moyes.

Pementasan budaya seperti ini sangat penting, khususnya untuk memperkuat people to people interaction antara Indonesia dan Australia sebagai negara bertetangga dekat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.