Sukses

SpaceX Bakal Membawa Turis ke Angkasa Luar Menuju Bulan pada 2018

CEO SpaceX, Elon Musk mengatakan, 2 turis telah membayar sejumlah uang deposit berjumlah besar untuk melakukan perjalanan menuju Bulan.

Liputan6.com, California - Dua turis pencari petualangan mengincar angkasa luar untuk dijelajah. Oleh sebab itu, mereka telah membayar perusahaan roket SpaceX untuk menerbangkan mereka ke Bulan tahun depan.

Hal itu diumumkan oleh CEO SpaceX, Elon Musk. Ia mengatakan, turis tersebut telah membayar sejumlah uang deposit yang luar biasa besar. Keduanya pun harus melakukan serangkaian tes kesehatan dan memulai pelatihan.

"Seperti astronot Apollo sebelum mereka, dua orang ini akan bepergian ke angkasa luar membawa harapan dan mimpi untuk umat manusia dengan keinginan semangat mengeksplorasi," tulis Musk dalam blog SpaceX seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (28/2/2017).

Untuk lepas landas, SpaceX akan menggunakan peluncuran di Cape Canaveral, Florida. Tempat yang sama di mana program Apollo bermula.

Perusahaan itu berharap bahwa itu bukan misi sekali saja, tapi akan ada misi-misi sejenis di masa depan. SpaceX mengatakan, ada banyak orang yang memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan seperti itu.

"Tahun depan adalah tahun paling hebat karena akan membawa dua orang ke stasiun angkasa luar," kata Musk dalam pernyataan pers.

Musk mengatakan, perjalanan mendekati Bulan--tanpa mendarat-- akan menghabiskan waktu sekitar satu minggu. Jaraknya sekitar 300 ribu hingga 400 ribu mil.

Jika SpaceX berhasil dalam misi ini sebelum dilakukan NASA atau badan antariksa lainnya, ini adalah misi Bulan dengan manusia pertama setelah 45 tahun ditambah dengan memecahkan rekor jarak 13 astronot Apollo tahun 1970 yang mencapai 249 ribu mil.

Nama dua orang turis itu belum disebut. Yang pasti, mereka telah membayar jutaan dolar untuk petualangan seperti itu

"Yang pasti bukan siapapun dari Hollywood," ujar Musk.

Musk menyebut biayanya kurang lebih sebanding dengan mengirim astronot ke International Space Station (ISS). Baru-baru ini NASA membayar agen angkasa luar Rusia, Roscosmos sekitar US$70 juta per orang untuk terbang ke ISS.

Ia mengatakan, penerbangan ini akan berbahaya tapi dua turis itu sadar akan risikonya. "Kami mencoba segalanya untuk meminimalisir risiko, tapi tidak nol," tambahnya.

Sementara NASA telah mengontrak SpaceX untuk meluncurkan misi berawak ke ISS, perusahaan tersebut belum pernah melakukan misi dengan manusia. Musk mengatakan, badan antariksa akan mendapat prioritas jika memutuskan untuk melakukan misi ke Bulan. Sementara ia menjelaskan perjalanan pribadi akan memerlukan lisensi dari Federal Aviation Administration.

Kepala NASA, Robert Lightfoot, mengatakan bahwa badan tersebut sedang mengkaji kemungkinan manusia terbang kembali ke Bulan atau penerbangan yang jauh lagi ke ruang angkasa.

SpaceX akan menguji pesawat ruang angkasa tanpa manusia Crew Dragon dan dijadwalkan terbang membawa awak ke stasiun ruang angkasa pada 2018.

Dalam sejarah 15 tahun berdirinya, SpaceX dan pendirinya telah diakui memiiki tujuan ambisius.

Pada tahun 2011, Musk mengatakan bahwa SpaceX akan "siap untuk misi terbang berawak pertama pada tahun 2014".

Pada tahun yang sama, ia mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa dirinya berharap membawa manusia ke Mars pada 2021.

Meskipun SpaceX telah meluncurkan dan mendaratkan delapan roket, perusahaan itu juga mengalami kemunduran akibat pendaratan gagal dan ledakan launchpad yang menghancurkan roket mahal beserta satelitnya pada tahun lalu.

Awal bulan ini Government Accountability Office telah memperingatkan keamanan roket SpaceX dan menyarankan untuk perbaikan. Laporan itu menyebut SpaceX dan kontraktor pribadi lainnya, United Launch Alliance kerap gagal untuk memenuhi tenggat waktu yang diberikan pemerintah untuk perbaikan.

Pada 2001, miliarder Dennis Tito menjadi turis angkasa luar pertama yang membayar US$ 20 juta untuk memesan pesawat angkasa Rusia, Soyus ke ISS. Setelah Tito, beberapa miliarder lainnya melakukan perjalanan angkasa luar sejenis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.