Sukses

Tidur Singkat di Sela Bekerja Bikin Anda Lebih Kreatif

Menurut ilmuwan, mereka yang tidur sekejap di siang hari juga memiliki hasil tes kemampuan mental lebih baik.

Liputan6.com, Sydney - Dalam sebuah studio lapang di kawasan Surry Hills di kota Sydney, Australia, Martha Tsakalos memimpin sebuah kelas.

"Biarkan diri Anda temukan posisi yang nyaman dengan berbaring telentang. Biarkan kaki terbuka sedikit lebih lebar dari pinggul, dan lengan beristirahat di sebelah Anda," katanya lembut.

Di hadapan Martha ada lima orang yang menggunakan penutup mata dan sedang berbaring di tikar. Tangan mereka melipat di atas dada. Ini bukanlah yoga, melainkan kelas tidur sekejap, atau dikenal dengan istilah 'nap'.

"Intinya, Anda akan memasuki ruangan gelap, berdiam dalam ruangan tersebut dan mengikuti meditasi yang dipandu secara singkat, kemudian tertidur selama 20 hingga 24 menit," kata Martha, yang juga seorang psikolog.

"Satu dari enam warga Australia mengalami kekurangan tidur kronis. Banyak klien kami datang dengan stres sehingga sulit bersantai. Tidur sekejap di siang hari dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memori dan memungkinkan Anda melakukan pekerjaan dengan lebih baik, setelah bangun," ujarnya.

Dilansir dari Australia Plus, Rabu (1/2/2017), belakangan bukti ilmiah semakin menunjukkan manfaat dari tidur singkat. Awal bulan ini, para peneliti di University of Pennsylvania, Amerika Serikat merilis hasil penelitian yang dilakukan kepada lebih dari 3.000 warga China berusia lanjut. Mereka yang tidur sekejap di siang hari memiliki melakukan tes kemampuan mental lebih baik.

Percobaan lain telah menunjukkan bahwa tidur sekejap di siang hari dapat meningkatkan banyak hal, mulai dari menghafal hingga berpikir kreatif. Sebuah studi dari University of California menemukan tidur siang menjadi cara yang jauh lebih efektif untuk menangani kelelahan di sore hari, lebih dari kafein.

Dr David Hillman, direktur dari Sleep Health Foundation, mengatakan tidur siang sekejap dapat bermanfaat, selama Anda melakukannya sekitar 20 menit dan menjaga agar tidak tidur terlalu nyenyak.

"Jika Anda ingin tidur siang yang sesaat tapi dalam, dan ingin bisa langsung berfungsi, maka tidur yang singkatlah yang Anda butuhkan. Biasanya hanya 20 menit."

"Tentunya tidur siang lebih lama lebih banyak memberikan keuntungan, tetapi Anda akan merasa pening saat bangun, dimana biasanya orang butuh 20 menit."

Sebuah laporan dari Deloitte Access Economics di tahun 2014, dibawah pantauan Sleep Health Foundation, menemukan kekurangan tidur telah merugikan Australia hingga $5,1 miliar setahun, atau Rp 51 triliun.

Masuk akal jika kemudian banyak universitas dan tempat-tempat kerja, termasuk perusahaan Google, KPMG, BHP Billiton dan iSelect, sekarang menyediakan alat untuk tidur sekejap. Bentuknya seperti telur, dengan tertutup sehingga bisa menghalangi kebisingan dan cahaya.

Tapi apakah ini menjadi tanda bahwa kita tengah mengembangkan gaya hidup lebih sehat dengan tidur sekejap, atau karena kita bekerja terlalu keras?

"Faktanya adalah, tidur menjadi tekanan dalam masyarakat kita dan di sebagian negara maju lainnya yang saling terkait, di saat kita beraktivitas selama 24/7 jam," kata Dr David.

"Ada banyak orang yang mencoba tidur kurang dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Beberapa mamalia tidur secara polifasik (yakni tidur dalam beberapa bagian, bukan dalam waktu yang panjang) ... tapi pada umumnya manusia pada dasarnya melakukan tidur monofasick."

Untuk tidur, lebih banyak tentu lebih baik. Tapi tidur dalam sekejap di siang hari, tidak dapat mengganti tidur malam, hanya membantu Anda melewati hari Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini