Sukses

Seminggu Trump Jadi Presiden, Seorang Tentara AS Tewas di Yaman

Gugurnya pasukan khusus AS dalam operasi militer AS pertama yang dilakukan di Yaman di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Liputan6.com, Washington, DC - Seorang Pasukan Khusus AS meninggal dalam serangan di Yaman terhadap Al Qaeda, enam diantaranya terluka. Ini adalah operasi militer AS pertama yang dilakukan di Yaman di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang dilantik pada 20 Januari lalu.

"Dalam penggerebegan yang berhasil melumpuhkan Al-Qaeda di markas Arabian Peninsula (AQAP), pasukan AS membunuh sekitar 14 anggota AQAP dan menangkap intelijen penting. Hal ini akan membantu AS dalam mencegah terorisme terhadap warganya dan orang-orang di seluruh dunia, "ucap Trump dalam sebuah pernyataan, yang dilansir dari CNN Senin (30/1/2017).

"Amerika berduka pagi ini dengan adanya berita bahwa kehidupan anggota layanan heroik telah diambil dalam perjuangan kami melawan kejahatan terorisme Islam radikal," tambah Trump.

Seorang pejabat militer AS mengatakan bahwa serangan itu tidak ditujukan terhadap individu tertentu, tetapi ditujukan untuk "situs eksploitasi" sebuah istilah militer untuk menggambarkan tindakan kumpulan intelijen.

Sumber-sumber di Yaman mengatakan kepada CNN bahwa tiga diantara pemimpin senior Al Qaeda tewas. Yang kemudian dikonfirmasi oleh seorang pejabat AS.

Pejabat Departemen Pertahanan mengatakan operasi penggerebekan ini diotoritasi oleh Trump. Pihak militer mengatakan tak ada korban sipil di pihak lawan.

Penggerebekan pasukan AS di Yaman sangatlah jarang. Kendati demikian, AS telah melakukan serangan drone kepada AQAP beberapa minggu lalu. 

Yaman kini tengah mengalami konflik antara pemberontak yang dipimin Houthi, minoritas syiah di utara negara dengan pemerintah yang diakui secara internasional yang dipimpin oleh Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi. 

Dalam membantu Hadi, Arab Saudi memimpin koalisi intervensi militer melawan Houthi. 

"Kami sangat sedih dengan meninggalnya salah satu pasukan khusus elit kita," kata Komandan Komando Pusat AS Jenderal Joseph Votel.

"Pengorbanan yang sangat besar dalam perjuangan kita melawan teroris yang mengancam masyarakat tak berdosa di seluruh dunia," lanjutnya.

Komando Pusat mengatakan sebuah pesawat yang membantu dalam operasi ini mengalami hard landing, sehingga tiga tentara AS terluka. Pesawat itu adalah V-22 Osprey, tidak dapat terbang setelah mendarat dan kemudian sengaja dihancurkan di tempat kata seorang pejabat pertahanan AS.

Operasi milier AS ini mengakibatkan tewasnya 14 anggota Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP). Tak hanya itu, sejumlah penangkapan informan juga terjadi yang mungkin akan memberikan pengetahuan ke dalam perencanaan rencana teror di kemudian hari.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.