Sukses

Nazi Bangun Markas UFO Rahasia di Antartika?

Sebuah kelompok menyebut bahwa anomali misterius yang ditemukan di Antartika kemungkinan menyembunyikan markas UFO Nazi.

Liputan6.com, Washington DC - Sebuah teori aneh yang baru-baru ini beredar menyebut, anomali misterius yang ditemukan di Antartika kemungkinan menyembunyikan markas UFO Nazi.

Teori tersebut datang dari kelompok pemburu UFO, SecureTeam10, yang mengklaim bahwa Nazi membangun markas rahasia di Antartika selama Perang Dunia II dan didesain untuk pendaratan UFO.

Anomali misterius itu terbentang sekitar 240 kilometer dan mencapai kedalaman maksimum hingga 850 meter.

"Hingga hari ini, ilmuwan tidak memiliki ide atau cara untuk menemukan apa yang terkubur jauh di bawah lapisan es tebal ini. Benua ini telah diselimuti misteri tersendiri selama bertahun-tahun," ujar SecureTeam10.

Kelompok itu juga memaparkan teorinya mengenai markas UFO Nazi di Antartika.

"Terdapat beberapa bukti dalam beberapa tahun terakhir, dengan gambar yang dimaksudkan untuk menunjukkan berbagai pintu masuk tanpa sesuatu yang dapat terbang dan bentuk yang sama seperti lubang itu sendiri?"

"Hal itu menimbulkan pertanyaan: bagaimana Anda memasuki pintu masuk tanpa sesuatu yang dapat terbang dan memiliki bentuk yang sama dengan lubang itu sendiri?"

Pencetus teori konspirasi itu juga membahas kemungkinan bahwa Angkatan Laut AS memimpin sebuah misi untuk menyelidiki anomali misterius itu.

Mereka mengklaim misi yang dijuluki Operation High Jump itu merupakan cara untuk menemukan pintu masuk menuju dunia tersembunyi di bawah Bumi.

Dikutip dari Daily Mail, Kamis (29/12/2016), bentuk aneh di Antartika yang dijuluki Wilkes Land, pertama kali ditemukan oleh satelit NASA pada 2006. Beberapa peneliti meyakini anomali itu merupakan hasil dari hantaman asteroid berukuran dua kali dari asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

"Benturan Wilkes Land lebih besar dari hantaman yang memusnahkan dinosaurus, dan kemungkinan menyebabkan bencana besar kala itu," ujar Profesor Ilmu Geologi di Ohio State University, Ralph von Frese, ketika pertama kali menemukan kawah tersebut pada 2006.

"Perubahan lingkungan yang kemungkinan disebabkan benturan kumngkinan menciptakan lingkungan yang sangat membakar kulit dan benar-benar sulit untuk menanggungnya."

"Jadi masuk akal bahwa banyak kehidupan menjadi punah pada saat itu," imbuh von Frese.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Piramida Misterius di Antartika

Ini bukan kali pertama konnspirasi tentang UFO muncul dari Antartika. Pada awal tahun ini, terdapat klaim bahwa di wilayah tersebut muncul sebuah piramida misterius.

Para penganut teori konspirasi bahkan memosting rekaman di situs berbagi video, di mana mereka mengklaim Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengunjungi Kutub Selatan pekan lalu, untuk mengunjungi markas alien yang ada di dalam piramida.

Video tersebut mengklaim mengambil gambar keberadaan piramida itu dari Google Earth, namun tak jelas apakah penampakan tersebut asli atau sudah direkayasa.

Video itu diposting oleh Third Phase of the Moon, saluran yang terus-menerus menyajikan teori konspirasi tentang alien.

Struktur piramida misterius di Antarktika (Third Phase of the Moon)

Rekaman yang mereka sajikan menunjukkan struktur mirip piramida menyembul dari selimut salju -- dengan label mirip Google Earth namun ada kesalahan eja di dalamnya.

Di label itu tertulis 'Antartica Pyramid' -- yang seharusnya Antarctica -- menunjukkan indikasi bahwa rekaman tersebut telah diutak-atik alias tak lagi asli.

Meski hingga kini tidak diketahui dengan jelas kebenaran tersebut, namun bisa jadi stuktur tersebut mirip dengan nunatak -- puncak pegunungan yang berada di atas lapisan es.

"Foto struktur piramida bisa saja diedit, yang membuat gunung-gunug terlihat lebih seperti piramuda atau gambar dari pembentukan alami yang disebut nunataks," ujar penulis UFO Investigations Manual, Nigel Watson.

"Itu adalah formasi pegunungan yang diciptakan oleh pergeseran gletser dan erosi, bukan dengan laser alien," imbuh Watson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini