Sukses

Jalan Mulus Eks Sekjen PBB Jadi Presiden Korsel

29 anggota partai berkuasa dan mantan pendukung presiden terguling Park Geun-Hye memutuskan mundur dan membentuk partai baru.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan dihantam badai politik besar. Turbelensi ini terjadi usai Presiden Park Geun-hye, dinonaktifkan parlemen karena tudingan penyalahgunaan kekuasaan yang berujung korupsi.

Peristiwa ini menyebabkan puluhan anggota parlemen dari partai berkuasa pendukung Geun Hye, Saenuri, memutuskan untuk keluar.

Total ada 29 kader Partai Saenuri yang memutuskan 'bercerai' dengan organisasi politik tersebut. Setelah keluar mereka berencana membuat partai baru.

Partai yang nantinya beraliran konservatif itu, ditujukan untuk merekrut mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon untuk dijadikan kandidat presiden.

Menurut salah seorang kader Partai Saenuri yang memilih keluar, Choung Byoung-gug, ia tak habis pikir kenapa di partai tersebut masih saja ada loyalis Geun-Hye.

"Para loyalis tersebut sudah mengabaikan nilai konservatif murni dan mereka tanpa malu melanggar nilai konstitusi karena mereka terus mendukung presiden yang terkena skandal itu," sebut Byoung-gug, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (28/12/2016).

Pemilu Korsel rencana digelar pada awal tahun 2017. Ban Ki-Moon pun digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat mengisi kursi orang nomor satu tersebut.

Dalam jajak pendapat terakhir di beberapa lembaga survei Korsel, Ban unggul tipis dari politikus liberal, Moon Jae-in.

Moon adalah muka lama di dalam ranah politik Negeri Gingseng. Ia mengikuti pilpres Korsel pada 4 tahun lalu, namun, dirinya dikalahkan Park Geun-hye.

Pada awal Desember ini, Parlemen Korea Selatan resmi mengeluarkan keputusan untuk menggulingkan Presiden Park Geun-hye dari jabatannya.

Meski parlemen telah menjatuhkan keputusan pemakzulan, saat ini Park belum resmi mundur. Mahkamah Konstitusi pun tengah bekerja keras untuk memutuskan nasib sang presiden -- juga terkait apakah ia akan rela dilengserkan atau menolak upaya tersebut.

Efek dari pemakzulan, Park sekarang sudah dibebastugaskan dalam jabatannya sebagai Presiden. Tugasnya untuk sementara dilaksanakan Perdana Menterinya.

Park yang merupakan presiden perempuan pertama di Korsel dituduh membiarkan orang-orang terdekatnya memanfaatkan kedekatan mereka dengan dirinya demi mendapatkan keuntungan pribadi. Salah satu orang dekat yang dimaksud adalah Choi Soon-sil, teman lama Park.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini