Sukses

Top 3: Bantuan Indonesia ke Suriah Tak 'Dinikmati' Warga Aleppo

Dalam video Euronews yang beredar tampak salah satu bantuan, yang turut "disita" para pemberontak, berasal dari Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah berkecamuknya peperangan di Aleppo, Suriah, penduduk kota itu menjadi korban paling utama. Bantuan diperlukan untuk terus mendukung kehidupan mereka, tapi tidak semua aliran bantuan sampai. Laporan Liputan6.com kanal Global tentang dugaan bantuan dari Indonesia ke pemberontak Suriah menjadi pusat perhatian pembaca pada Selasa (17/12/2016) sore.

Artikel menarik yang lain adalah tentang suasana Natal di mana kehidupan bertetangga dalam keberagaman pun bisa menjadi berkah. Misalnya seperti di Kanada yang sedang diselimuti salju bulan Desember, yaitu ketika keluarga Muslim membantu tentangganya sebagai hadiah Natal yang menyentuh hati.

Terakhir, ketidaktahuan seorang warga desa China mengundang kekhawatiran karena menyerempet bahaya. Bayangkan, selama 25 tahun lamanya ia menggunakan granat tongkat untuk memecahkan kenari. Praktis tapi membahayakan...

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:

 

1. Bantuan Indonesia ke Aleppo Tak Sampai ke Warga Sipil, Mengapa?

Warga Aleppo menunggu untuk dievakuasi dari sektor yang dikuasai pemberontak Aleppo timur, Suriah (18/12). (REUTERS / Abdalrhman Ismail)

Penduduk Aleppo yang wilayahnya berhasil direbut oleh pasukan pemerintah Suriah menuduh pemberontak merampas bantuan yang ditujukan kepada warga sipil.

Mereka mengatakan menemukan makanan dan perlengkapan lainnya di sebuah sekolah yang dipakai kelompok Jaish al-Islam sebagai kantor pusatnya di distrik al-Kalasa.

Jaish al-Islam adalah koalisi yang terlibat dalam perang saudara Suriah. Kelompok ini diduga didukung oleh Arab Saudi.

"Mereka melarang kami melakukan semuanya. Tidak ada susu, tak boleh memasak, tidak ada daging, bahkan lemon," ujar seorang perempuan bernama Hanan al Salem yang mendatangi gedung sekolah itu seperti dilansir Euronews, Senin 26 Desember 2016.

Selanjutnya...


2. Hadiah Natal dari Umat Muslim Bikin Perempuan Kanada Ini Terharu

Anggota Islamic Association of Northwest Calgary rutin membersihkan salju di jalanan lingkungan tempat tinggal mereka sejak 5 tahun yang lalu (Cindy Russell)

Cindy Russell terharu dengan apa yang disaksikannya ketika dia pulang ke rumahnya di Ranchlands, barat laut Calgary, Kanada pada pagi Natal 25 Desember 2016.

Seperti dikutip dari CBC.ca, Senin 26 Desember 2016, salju tebal yang menumpuk di jalanan depan rumahnya mendadak tipis.

Ternyata, itu adalah hasil jerih payah sekelompok muslim yang tergabung dalam Islamic Association of Northwest Calgary (IANC). Mereka bergotong royong untuk membersihkan salju yang menutupi permukaan jalan.

Kegiatan yang menjadi 'rutinitas natal' bagi muslim Calgary tersebut, juga dimeriahkan dengan pembagian bunga dan coklat pada tetangga mereka yang merayakan kelahiran Yesus Kristus.

Selanjutnya...


3. Selama 25 Tahun, Pria Ini Pakai Granat untuk Memecahkan Kenari

Granat yang digunakan seorang pria asal China untuk memecahkan kenari (Weibo)

Seorang warga di Ankang, Provnisi Shaanxi, China telah menggunakan granat tangan untuk memecahkan buah kenari selama 25 tahun.

Ia melakukan hal tersebut karena tak sadar bahwa benda yang digunakannya adalah sebuah alat peledak.

Pria itu baru menyadarinya setelah melihat sebuah foto granat di dalam selebaran yang diberikan oleh polisi setempat. Kala itu, ia sadar bahwa alat pemecah kenarinya mirip alat peledak tersebut.

Menurut warga desa tempatnya tinggal, ia menggunakan granat khusus untuk membuka buah kenari. Pria tersebut pun tak sadar akan hal berbahaya yang telah dilakukannya selama 25 tahun.

Selanjutnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.