Sukses

Terkuak, Ada Aliran Lelehan Besi dalam Perut Bumi

Konstelasi satelit Swarm memiliki kemampuan unik untuk memisahkan jenis-jenis sinyal magnetik yang berbeda dari berbagai bagian di Bumi.

Liputan6.com, Leeds - Konstelasi Swarm yang terdiri dari 3 satelit memasuki tahun ke-3 dari rencana tugas selama 4 tahun guna mempelajari medan magnetik bumi.

Pada Mei lalu para ilmuwan mengolah data yang didapat dari konstelasi satelit milik European Space Agency (ESA) tersebut untuk mengungkapkan tempat dan bagaimana perubahan medan magnet Bumi dalam beberapa tahun terakhir.

Dikutip dari New Atlas pada Rabu (21/12/2016), proyek tersebut telah mengungkapkan kekuatan penyebab perubahan medan magnet. Ternyata ada "aliran jet" geologis yang terbuat dari lelehan besi yang menyelimuti inti luar planet kita.

Lelehan besi itu mengalir dalam kecepatan yang sangat cepat dan bergerak semakin cepat.

Medan magnetik bumi memainkan peranan penting untuk melindungi planet kita dari bahaya sinar kosmis dan angin matahari. Tanpa medan magnet itu, kehidupan tidak bisa ada di Bumi karena atmosfer akan lenyap. Bumi bisa menjadi gersang seperti planet Mars.

Telah lama ada dugaan bahwa medan magnet ini disebabkan oleh besi cair yang mengalir sekeliling inti Bumi, sekitar 3000 kilometer di bawah kaki kita.

Konstelasi satelit Swarm memiliki kemampuan unik untuk memisahkan jenis-jenis sinyal magnetik yang berbeda dari berbagai bagian planet kita, termasuk sinyal dari inti dalam hingga ke magnetosfer yang ada di lapisan atas atmosfer.

Dengan demikian, kemampuan itu telah membantu mengungkapkan hal-hal tersembunyi dalam planet kita, termasuk temuan semburan jet (jet stream) yang bergerak dalam lapisan cair tersebut.

Phil Livermore, pimpinan penelitian, mengatakan, "Satelit-satelit Swarm milik European Space Agency memberikan gambaran paling tajam tentang inti bumi pada saat ini."

(Sumber ESA by AOES Medialab)

"Bukan hanya karena kita pertama kalinya melihat semburan jetnya secara jelas, tapi juga mengerti keberadaannya di sana. Kita bisa menjelaskannya sebagai alur lelehan besi yang mengelilingi Kutub Utara, mirip seperti semburan jet di atmosfer."

Semburan jet di bawah tanah ini fokus di belahan utara bumi, khususnya di bawah Alaska dan Siberia dengan kecepatan tertinggi lebih dari 40 kilometer per tahun.

Dibandingkan dengan gerakan-gerakan geologis lain, kecepatan ini tergolong cepat sekali, sekitar 3 kali lebih cepat daripada unsur-unsur inti luar dan ratusan kali lebih cepat daripada pergeseran lempeng bumi yang kita diami di lempeng Bumi.

Para peneliti menemukan bahwa semburan jet itu tampaknya menjadi batas antara dua bagian inti bumi. Besi cair didorong ke luar dari dua bagian itu menuju ke perbatasan (boundary), kemudian tertekan mengarah ke luar dan terdorong dengan kecepatannya.

"Tentu saja, diperlukan kekuatan untuk memindahkan cairan itu menuju ke perbatasannya," kata Rainer Hollerbach, salah satu penulis penelitian.

"Hal ini bisa diperoleh dari daya mengapung, atau lebih mungkin dari perubahan medan magnet di dalam inti."

Para peneliti berencana terus mengamati bagaimana medan magnet berubah seiring berjalannya waktu dan menduga adanya kejutan-kejutan, termasuk kemungkinan semburan jet itu berganti arah.

Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.