Sukses

Sosok Kontroversial Noor Tagouri, Model Berhijab Pertama Playboy

Noor Tagouri tampil di Playboy dengan hijab yang dipadu dengan jeans, jaket kulit, dan sepatu Converse di salah satu artikelnya.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Noor Tagouri mendadak jadi sorotan setelah potretnya muncul di majalah Playboy. Bacaan dewasa dari Amerika Serikat edisi Oktober 2016.

Wanita berusia 22 tahun itu tampil dengan hijab yang dipadu dengan jeans, jaket kulit, dan sepatu Converse di salah satu artikel dalam majalah Playboy.

Ia mengatakan tujuannya tampil sebagai model di majalah dewasa itu antara lain untuk menentang anggapan, bahwa perempuan Muslim bersikap "selalu menerima" atau "tertekan" karena memakai jilbab.

Dalam majalah tersebut, Tagouri mengatakan bahwa dirinya memiliki keinginan untuk menjadi perempuan berhijab pertama yang menjadi pembawa berita di televisi Amerika Serikat.

Noor Tagouri wartawati Muslim keturunan Arab berusia 22 tahun itu menjadi perempuan berjilbab pertama yang berpose untuk majalah Playboy. Sosoknya pun dinilai kontroversial, karena berani tampil di majalah dewasa.

Noor Tagouri tampil di Majalah Playboy edisi Oktober 2016 (Instagram/ntagouri)

Sebagai bagian dari upaya merubah image, Playboy berusaha memupus stereotip eksploitasi para modelnya dan posisi perempuan dalam masyarakat Amerika Serikat. Salah satunya dengan terbitan mengejutkan edisi bulan Oktober 2016.

Tagouri menerima banyak kecaman dan kritik setelah fotonya muncul di Playboy. Namun, dia tidak mempedulikan semua itu.

Sosok Penulis 

Seperti dikutip dari News.com.au, selama ini Tagouri diketahui bekerja sebagai penulis cerita untuk Newsy, sebuah jaringan berita Amerika yang membuat video pendek untuk menyajikan beritanya.

Ia meyakini bahwa menjalani perannya sebagai seorang perempuan muslim telah membuatnya menjadi reporter yang lebih baik.

"Sejujurnya, aku rasa menjadi wanita muslim berhijab membantuku mendapatkan kepercayaan (dari subyek wawancara)," ujarnya kepada Playboy.

"Aku tahu bagaimana rasanya memiliki cerita miring di masyarakat dan dieksploitasi oleh media. Aku seperti, 'Hei, aku tahu bagaimana rasanya disalahpahami di media. Aku tak akan melakukannya untukmu. Aku ingin menceritakan kisahmu karena itu penting dan layak untuk memperoleh keadilan'."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.