Sukses

Bocorkan Kekuatan 'Satan II', Rusia Siap Perang Nuklir

Kegamangan di AS itu dipakai sebagai sarana untuk kembali menempatkan Moskow sebagai pusat kekuatan dunia.

Liputan6.com, Moskow - Jika dimisalkan tanding anggar, maka Moskow sedang bermain semakin lincah. Baru saja Rusia mengirimkan armada kapal induk ke Laut Tengah, sekarang Rusia mengungkapkan keberadaan rudal termonuklir terbaru dan terbesar.

Penentuan waktu pengumuman tentu dipikirkan secara matang. Dikutip dari news.com.au pada Rabu (26/10/2016), Vladimir Putin diduga memanfaatkan kegamangan terkait pilpres di Amerika Serikat (AS).

Situasi politik menjelang pilpers di AS yang dinilai penuh kontroversial itu dipakai sebagai sarana untuk kembali menempatkan Moskow sebagai pusat kekuatan dunia. Bisa dibilang, Putin bermain secara 'cantik'.

Beberapa gambar jelas rudal balistik antar benua (intercontinental ballistic missile, ICBM) baru sengaja dibeberkan. Rudal yang resminya bernama RS-28 Sarmat itu menggantikan SS-18 yang oleh NATO dijuluki 'Satan'.

Tak heran jika RS-28 itu mendapat julukan 'Satan II'. Moskow sesumbar bahwa rudal baru ini "dapat melumat bagian Bumi hingga seluas negara bagian Texas atau Prancis."

Tak lupa, Moskow mengatakan bawah rudal tersebut mampu menghindari radar dan kebal terhadap senjata-senjata antirudal.

Berdasarkan gambar-gambar yang dipamerkan oleh Makeyev Rocket Design Bureau, rudal itu lebih menyerupai tabung hitam dengan ujung berbentuk kubah.

Kegamangan di AS itu dipakai sebagai sarana untuk kembali menempatkan Moskow sebagai pusat kekuatan dunia. (Sumber @RT_com)

Penjelasan foto-foto itu berbunyi demikian, "Sesuai dengan Perintah Pemerintah Federal Rusia, berdasarkan pesanan Departemen Pertahanan pada 2010 dengan masa perencanaan 2012-2013, JSC SRC Makeyev diperintahkan untuk mulai mengembangkan OCD Sarmat."

"Pada Juni 2011, Kementrian Pertahanan Federasi Rusia menandatangi kontrak negara untuk OCD Sarmat. Sistem rudal strategis masa depan (RKSN) Sarmat diciptakan untuk menjamin tugas efektif kegentaran nuklir bagi kekuatan strategis Rusia."

Kontraktor itu menyebutkan bahwa rudal barunya dapat membawa hulu ledak hingga seukuran 10 ton. Dengan demikian, rudal itu bisa membawa 15 hulu ledak termonuklir terpisah yang memisahkan diri dari roket saat berada di tepi angkasa sebelum jatuh menghujam ke sasaran-sasaran mereka.

Disebutkan juga kemampuan untuk membawa hulu ledak tunggal berukuran raksasa dengan daya ledak setara 20 ribu ton TNT pada jarak 10 ribu km.

Moskow mengatakan bahwa RS-28 Sarmat akan memasuki dinas pada 2018. Sistem baru itu diharapkan menggantikan semua ICBM tua sebelum 2020.

Kegamangan di AS itu dipakai sebagai sarana untuk kembali menempatkan Moskow sebagai pusat kekuatan dunia. (Sumber @rianru)

Ketika selama satu dekade ini Rusia sedang sibuk mengganti persenjataannya dari masa Perang Dingin, AS tidak demikian dan sekedar meningkatkan dan memperbaiki Minuteman III yang sudah tua.

Tapi pihak Barat tidak tenang-tenang saja. Sekarang ini sedang dibangun jejaring radar baru di Norwegia dengan tugas mendeteksi peluncuran rudal saat masih dalam tahap pembukaan, sehingga memastikan ketersediaan untuk melacak dan menembak jatuh rudal tersebut.

AS juga mengembangkan sistem senjata antibalistik yang yang dapat diluncurkan dari darat, udara, dan laut, dengan maksud menghajar ICBM sebelum melepaskan 'isi perut' nuklirnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini