Sukses

Negara OKI Cari Cara Kembalikan Kejayaan Islam Lewat Pendidikan

Dalam pertemuan negara OKI ini, selain utamanya soal pendidikan, masalah Palestina juga akan dibahas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, akan memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan OKI di Uzbekistan. Pertemuan tingkat menteri ini berbeda dari yang pernah diadakan sebelumnya.

Menurut Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kemlu, Arko Hananto letak perbedaan ada pada tema utama pembahasan yaitu soal pendidikan.

"Tanggal 18-19 Oktober akan ada konferensi tingkat menteri OKI temanya Education and Enlightenment: The Path to Peace and Creativity," sebut Arko dalam press briefing mingguan Kementerian Luar Negeri, Jumat (14/10/2016).

"Ini sesuatu yang jarang diambil OKI. Namun, Uzbekistan mengajukan tema demikian bagaimana kita mengingat kembali kebesaran Islam zaman dahulu melalui pendidikan kita diingatkan kembali dan harap bawa perdamaian dan kemakmuran," tambah dia.

Arko menambahkan pengambilan tema ini pun ditujukan agar melalui pendidikan, perdamaian umat seluruh dunia dapat tercapai tanpa terkecuali.

Dalam pertemuan dua hari ini pun, selain utamanya soal pendidikan, masalah Palestina juga akan dibahas. Pembahasan mengenai situasi negara tersebut dirundingkan di setiap pertemuan OKI karena dasar yang tepat.

Ia menjelaskan, OKI dibuat pada 1969 usai pembakaran Masjd Al-Aqsa di kota Yerusalem yang merupakan wilayah Palestina.

"Hasil outcome-nya akan ada serangkaian resolusi menyangkut politik ekonomi, Palestina, terorisme dan saat ini tengah dibahas adalah soal Suriah," sebutnya.

Selain itu, delegasi RI juga membawa misi khusus ke Taskhent, yaitu penyelesaian contact group peace and conflict resolution yang sudah lama digaungkan Indonesia.

"Dalam KTM Indonesia akan mengupayakan finalisasi contact group peace and conflict resolution. Banyak masalah dari konflik dan peperangan baik antar negara atau di dalam negara," sebut dia.

"Dalam KAA lalu, ada usulan untuk untuk dibentuk forum di mana negara Islam bisa membahas isu yang jadi perhatian. Contact group peace and conflict resolution kita harap akan kita finalisasi dan diketuk pembetukannya," tutup Menlu Retno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.