Sukses

Presiden Terpilih Filipina: Warga Boleh Bunuh Pelaku Kriminal

Selama pidato, Duterte juga mendorong warga untuk menggunakan kekuatan yang mematikan terhadap pengedar narkoba yang mengancam mereka.

Liputan6.com, Manila - Presiden terpilih Filipina, Rodrigro Duterte mengaku mendukung tindakan 'main hakim sendiri' dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Politisi kontroversial menyarankan warga bisa ambil tindakan pada penjahat yang menolak penangkapan atau mengancam warga.

"Jika ia ajak bertarung, dan ia ingin bertarung sampai mati, Anda bisa membunuhnya," kata mantan walikota Davao City, yang terpilih menjadi presiden dalam pemilu bulan lalu.

 

Selama pidato, Duterte juga mendorong warga untuk menggunakan kekuatan mematikan terhadap pengedar narkoba yang mengancam mereka. Demikian dilansir dari CNN, Senin 6 Juni 2016.

"Silahkan hubungi kami, polisi, atau melakukannya sendiri jika Anda memiliki pistol ... Anda memiliki dukungan saya," katanya kepada kerumunan dan televisi kamera.

"Tembak dia --pengedar narkoba-- dan saya akan memberikan medali."

Pada awal bulan ini, Duterte memberikan sayembara uang hingga 3 juta peso Filipina untuk menangkap gembong narkoba. Lantas ia menaikkan sampai lima juta peso ($ 108.000) dalam pidato terbarunya.

"Saya tidak mengatakan bahwa Anda membunuh mereka, tapi urutannya adalah 'hidup atau mati'," katanya.

Duterte juga mengatakan ia akan mengambil sikap keras pada polisi korup.

"Untuk semua polisi yang memiliki kasus dan sedang dicari, jika Anda masih terlibat dalam narkoba, aku akan membunuhmu," katanya, menurut terjemahan CNN Filipina. "Jangan mengambil ini sebagai lelucon. Saya tidak membuat Anda tertawa. Keparat, aku akan membunuhmu."

Dia juga menuntut pengunduran diri tiga jenderal polisi, tetapi menolak untuk menyatakan nama mereka di depan umum.

"Jangan menunggu saya untuk menyebut nama Anda di depan umum karena itu hanya akan mempermalukan Anda," katanya.

Bulan lalu, Duterte mengatakan ia ingin memberdayakan aparat keamanan untuk 'menembak untuk membunuh' siapa pun yang menolak penangkapan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.