Sukses

Insiden Mengerikan Saat Ombak 'Monster' Hadang Pencarian MH370

Tak mudah bagi tim untuk menemukan MH370. Cuaca buruk menempatkan kapal-kapal pencari dalam bahaya.

Liputan6.com, Canberra - Tutup lemari kabin, logo Rolls Royce, dan serpihan badan pesawat yang ditemukan di Mozambik menjadi petunjuk keberadaan Malaysia Airlines MH370 yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, China pada Sabtu 8 Maret 2014.

Namun, di mana gerangan kapal terbang yang mengangkut 239 orang itu berada belum diketahui. Sementara, hari terakhir pencarian pesawat nahas itu ditetapkan pada awal Agustus 2016.

Tak mudah bagi tim untuk menemukan MH370. Cuaca buruk menempatkan kapal-kapal pencari dalam bahaya.

Saat ini, sudah hampir sebulan berlalu sejak kapal-kapal tersebut, yang dilengkapi dengan peralatan canggih yang sensitif, menjelajahi zona pencarian seluas 120 ribu kilometer persegi di Samudera Hindia sebelah selatan.

Cuaca yang lebih buruk, yang kian menghalangi upaya tim pencari bisa saja terjadi dalam beberapa pekan mendatang.

Ombak raksasa di tengah upaya pencarian MH370 (Richard Hughes/ATSB)



Pada pekan lalu, ombak setinggi 18,2 meter 'melempar' Kapal Fugro Discovery hingga keluar dari zona pencarian yang telah ditentukan.

Bayangkan ombak 'monster' setinggi itu menerjang kapal yang tingginya hanya 20 meter di atas permukaan air laut. Tentu saja, panik melanda dek kapal.

Kondisi saat Fugro Discovery dihantam ombak raksasa ( Chris Straddon/ATSB)


Meski bahtera itu tak sampai rusak, keputusan harus diambil untuk membanting kemudi ke utara -- mempertimbangkan dampak potensial insiden tersebut pada kondisi kru dan kemampuan mereka untuk bekerja secara efektif.

Kapal China, Dong Hai Jiu 101 juga masih bersiaga menanti cuaca membaik. Sementara, Fugro Equato sedang menjalankan survei batimetri sementara menunggu laut tenang.

Biro Keselamatan Transportasi Australia atau  Australian Transport Safety Bureau (ATSB) mengakui, cuaca buruk berdampak parah pada jalannya proses pencarian.

"Kami mengantisipasi bahwa kemungkinan butuh waktu hingga Juli atau Agustus untuk menyelesaikan 120 ribu kilometer persegi, namun upaya tersebut akan dipengaruhi cuaca pada bulan-bulan musim panas," demikian pernyataan ATSB seperti dikutip dari situs News.com.au, Rabu (1/6/2016).

"Kondisi cuaca yang buruk telah mencegah distribusi peralatan pencarian dari kapal-kapal yang dikerahkan dalam waktu 3 pekan terakhir," tambah ATSB. "Kondisi tersebut juga tak aman bagi para awak untuk melakukan sejumlah aktivitas dan untuk mengakses sejumlah area."

 

Zona pencarian MH370 (ATSB)



Sejauh ini, sudah 105 ribu km persegi area dalam zona pencarian prioritas yang sudah ditelusuri, namun pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines tersebut belum ditemukan.

Hanya sejumlah puing pesawat diduga MH370 yang sudah ditemukan di Mozambik, Mauritius, dan Reunion Island.

Puing-puing tersebut setidaknya telah memberikan petunjuk bagi para peneliti untuk mencari tahu apa sesungguhnya yang terjadi pada MH370.

Namun, jika pesawat dan kotak hitam perekam penerbangan MH370 tidak ditemukan saat pencarian dinyatakan selesai, Pemerintah Australia, Malaysia dan China telah bersepakat untuk tidak memperluas operasi tanpa bukti baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.