Sukses

Kemlu Bantu 13 Negara Naikkan 'Harkat' Kelapa

International Training on Coconut Product Development dimulai dari 27 Mei hingga 3 Juni 2016, ditutup secara resmi pada 2 Juni 2016.

Liputan6.com, Manado - Sebanyak 13 negara dari Asia Pasifik ikut serta dalam acara peningkatan harkat kelapa yang digelar Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Seluruh partisipan pun terlihat begitu antusias dalam mengikuti acara pelatihan tersebut.

"Harapannya mereka mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai bagaimana coconut product development. Di samping itu juga pengembangan networking, jejaring di antara meraka, karena tak hanya untuk petani kelapa, tapi juga ada UKM dan pemerintah yang membantu di negara masing-masing," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Esti Andayani kepada Liputan6.com beberap waktu lalu di Swiss-Bel Hotel Maleosan, Manado, Sulawesi Utara.

Mantan Duta Besar RI untuk Norwegia periode 2010-2014 itu menuturkan, pelatihan itu merupakan bagian dari upaya memperkenalkan Indonesia ke negara lainnya.

"Tak hanya coconut product development, juga segala kelebihan yang kita punya termasuk destinasi turis," jelasnya.

Selain itu, imbuh Esti, ia berharap negara-negara partisipan tersebut akan ikut serta melakukan berbagai kegiatan ekonomi.

"Termasuk kita bisa masuk ke negara mereka untuk menjual produk kita. Ini bagian dari kerja sama selatan-selatan, di mana negara-negara yang sudah membangun dan kerjasama, bisa bersama-sama menghadapi ekonomi global," paparnya.

"Pada saat yang sama juga semakin memperkuat diplomasi RI dengan negara tersebut (partisipan). Meski negara mereka kecil, tapi suara mereka sama-sama satu di PBB seperti suara Amerika Serikat," jelasnya.

Acara tersebut digelar dalam rangka pengembangan kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular.

(Kemlu) -- Direktorat Kerja Sama Teknik -- menggandeng Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) dan Kementerian Pertanian menyelenggarakan kegiatan International Training on Coconut Product Development.

Kegiatan tersebut dianggap menjembatani Indonesia dengan negara-negara partisipan agar lebih mengenal dekat satu sama lain.

13 Negara Asia Pasifik

Untuk pemilihan 13 negara Asia Pasifik, Esti mengatakan mereka dipilih karena memang memiliki jenis tanaman kelapa seperti di Indonesia.

"Karena negara itu yang memiliki coconut trees. Mereka memerlukannya untuk menambah pengetahun dan jejaring kerja. Di mana Indonesia memiliki kelebihan pengetahuan dari mereka (negara-negara partisipan)," paparnya.

Sedangkan tempat penyelenggaraan di Manado, karena di provinsi tersebut memiliki balai penelitian yang pas untuk produk kelapa.

"Punya Palmae Research Institute di Manado, sehingga sangat tepat diadakan di sana," pungkas Esti.

International Training on Coconut Product Development diselenggarakan selama delapan) hari di Manado, Sulawesi Utara. Mulai dari 27 Mei hingga 3 Juni 2016 dan akan ditutup secara resmi pada 2 Juni 2016.

Dalam pelatihan tersebut, para peserta akan melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan komoditas kelapa menjadi produk ekonomi bernilai tinggi.

"Pelatihan mencakup sesi teori di kelas, praktik di laboratorium dan lapangan, serta kunjungan ke industri kelapa. Salah satu agenda pelatihan juga akan mencakup kunjungan wisata untuk memperkenalkan potensi wisata serta industri UKM di Sulawesi Utara."

Berikut wawancara singkap Liputan6.com dengan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Esti Andayani:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.