Sukses

Protes Anti-Pemerintah di Green Zone, Tewaskan 4 Warga Irak

Unjuk rasa anti-pemerintah yang terjadi di wilayah Green Zone, Baghdad berakhir ricuh dengan 4 orang dilaporkan tewas.

Liputan6.com, Baghdad - Kondisi di Ibukota Irak, Baghdad berubah mencekam. Itu terjadi usai aksi unjuk rasa besar yang berujung kericuhan terjadi di wilayah Green Zone Baghdad.

Sebanyak 4 orang pengunjuk rasa anti-pemerintah dilaporkan tewas, sementara 90 lainnya menderita luka-luka.

Para demonstran yang menderita luka, saat ini sudah dirawat di beberapa rumah sakit di Kota Baghdad. Menurut saksi mata, adanya korban luka dan tewas disebabkan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Irak.

Dalam aksi unjuk rasa kali ini, aparat keamanan berupaya membubarkan demonstrasi dengan menggunakan gas air mata, peluru karet dan meriam air.

Aksi kekerasan yang terjadi saat unjuk rasa di Baghdad menimbulkan kecaman dan protes. Wakil Ketua Gerakan Politik, Sadr, Jaafar Al-Moussawi menyatakan apa yang dilakukan pemerintah telah melampaui batas.

"Menggunakan peluru melawan demonstrasi damai sama sekali tidak bisa dibenarkan. Ini membuat kami berpikir mereka telah berubah menjadi pemerintahan yang menindas," ucap Jaafar seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/5/2016).

Unjuk rasa di Baghdad, telah terjadi 3 kali dalam sepekan ini. Para demonstran berdemo untuk menanyakan kemampuan pemerintah dalam menjaga keamanan di Ibukota Baghdad dari kelompok radikal. Isu reformasi sebagai upaya mencegah korupsi pun dinilai para pengunjuk rasa tak berjalan sebagaimana mestinya.

Menanggapi kejadian di Green Zone Baghdad, Perdana Menteri Irak, Haider Al-Abadi angkat bicara. Dia mengatakan mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi.

Ia pun menekankan, pemerintah saat ini berupaya menjaga momentum demi memberantas kelompok radikal. Reformasi demi mencegah terjadinya korupsi pun menurutnya sudah berjalan.

Green Zone adalah wilayah seluas 10 km persegi yang terletak di tepi Sungai Tigris -- merupakan kawasan yang dikelilingi oleh dinding beton dan terlarang bagi sebagian besar rakyat Irak.

Terdapat sejumlah bangunan pemerintah dan kedutaan asing termasuk salah satunya Kedutaan Besar Amerika Serikat yang mendiami wilayah ini. Zona ini kerap kali menyebabkan gangguan lalu lintas yang cukup parah di Baghdad yang berpopulasi tujuh juta orang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.