Sukses

21-5-1991: Bom Bunuh Diri Tewaskan Mantan PM India

Salah satu politikus ternama India, Rajiv Gandhi tewas terbunuh karena ledakan bom saat sedang berkampanye.

Liputan6.com, Sriperumbudur - Rajiv Gandhi merupakan mantan Perdana Menteri India yang menjabat sejak 31 Oktober 1984 hingga 2 Desember 1989.

Ia merupakan anak dari Indira Gandhi dan cucu Jawaharlal Nehru yang kedua-duanya pernah menjabat sebagai Perdana Menteri India.

Hari itu, 21 Mei 1991 pukul 10.21 waktu setempat, Thenmozhi Rajaratnam alias Dhanu mendekati Rajiv Gandhi yang sedang berkampanye di Sriperumbudur, kota yang tak jauh dari Chennai, ibukota Tamil Nadu. Perempuan muda itu membungkuk, menyentuh kaki Mantan Perdana Menteri India itu.

Sesaat kemudian, bom sabuk bunuh diri RDX sarat bahan peledak yang terselip di dalam gaun Dhanu meledak dan menewaskan Rajiv serta 14 orang lainnya.

Kelompok separatis Tamil dari Sri Lanka, Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) dituduh menjadi otak pembunuhan tersebut.

Berpulangnya Rajiv Gandhi di usianya yang ke-46 tahun membuat dunia gempar. Peristiwa itu juga menandai berakhirnya 'Dinasti Nehru'.

Dilansir dari BBC, Sabtu (21/5/2016) sebelum terjun ke dunia politik, Rajiv berprofesi sebagai pilot. Namun setelah saudara laki-lakinya, Sanjay, meninggal akibat kecelakaan pesawat pada 1980, ia berhenti dari pekerjaannya dan terpilih untuk menduduki kursi parlemen.

Rajiv juga harus menggantikan jabatan ibunya sebagai Perdana Menteri India, karena perempuan tersebut dibunuh oleh pengawalnya sendiri pada 1984.

Selama memimpin, ia mendorong investasi asing, ekonomi bebas, dan peremajaan partainya sendiri -- Kongres Nasional India.

Pada tanggal yang sama di tahun 2011, seorang pria bernama Harold Camping meramalkan terjadinya kiamat.

Dia berkata bahwa hari tersebut merupakan saat penghakiman di mana sekitar 200 juta umat terpilih akan naik ke surga, meninggalkan Bumi yang menjelma bak neraka selama 5 bulan.

Selain itu di tanggal yang sama pada tahun 1881, dibentuk Palang Merah Amerika oleh relawan kemanusiaan Clara Barton dan Adolphus Solomons.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini