Sukses

Abu Sayyaf Minta Tebusan Rp 171 Miliar untuk Sandera Asing

Jika tebusan tidak dibayarkan pada 13 Juni mendatang, kelompok Abu Sayyaf mengancam akan kembali mengeksekusi tawanan asing.

Liputan6.com, Manila - Kelompok teroris Abu Sayyaf mengancam akan mengeksekusi tawanan asing lainnya jika permintaan tebusan mereka sebesar 600 juta peso atau setara dengan Rp 171 miliar itu tidak dipenuhi. Tenggat yang mereka berikan adalah sampai dengan tanggal 13 Juni mendatang.

SITE Intelligence Group yang memantau postingan kelompok itu di media sosial menemukan, sebuah video yang memuat gambar sandera asal Kanada Robert Hall dan seorang lainnya asal Norwegia Kjartan Sekkingstad. Keduanya ditangkap di Samal Island pada September 2015.

 



Di dalam video itu, Hall dan Sekkingstad yang mengenakan kemeja oranye dikelilingi oleh sejumlah orang dengan penutup kepala dan menenteng senjata.

"Saya diminta untuk mengatakan pada Anda bahwa tanggal 13 Juni pukul 15.00, saya akan dibunuh jika permintaan tebusan itu tidak dipenuhi. Saya memohon kepada pemerintah (Kanada dan Norwegia), juga pemerintah Filipina sebagaimana imbauan sebelumnya untuk memberikan bantuan," ujar Hall dalam video seperti dikutip CNN, Rabu (18/5/2016).

Sementara itu, seorang lainnya yang diidentifikasi sebagai Sekkingstad, juga ikut bicara dalam video tersebut. Pernyataannya kurang lebih sama, meminta bantuan dari Pemerintah Kanada, Norwegia, dan Filipina serta presiden baru negara itu -- tanpa menyebut nama Rodrigo Duterte.

Lalu, video itu menampilkan teks berupa, "tebusan senilai 600 juta peso".

Dalam video itu, delapan orang bersenjata yang mengawal dua sandera itu dilaporkan memakai seragam hitam, menenteng senjata, dan memegang dua bendera hitam dengan huruf Arab berwarna putih -- serupa dengan bendera yang dimiliki ISIS. Sebelumnya dilaporkan bahwa pimpinan kelompok Abu Sayyaf telah menyatakan sumpah setianya kepada ISIS.

Pada Selasa 17 April lalu, militer Filipina mengatakan akan fokus pada operasi melawan teror usai pemilihan umum di negara itu. Pejabat polisi dan militer bertekad untuk menyelamatkan sandera, namun dengan tegas menolak opsi pemberian uang tebusan.

"Kami telah melakukan operasi yang terus menerus untuk mengejar kelompok Abu Sayyaf dan satu kelompok lainnya di Mindanao. Namun kami tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut," ujar Juru Bicara Kepolisian Filipina Wilben Mayor.

Hall, Sekkingstad dan seorang warga Filipina lainnya Tess Flor saat ini masih berada di bawah penyanderaan kelompok Abu Sayyaf. Sementara seorang warga Kanada, John Ridsdel telah dieksekusi pada 25 April lalu di Sulu.

Ini diketahui setelah sebuah kantong plastik berisi penggalan kepala Ridsdel ditemukan di sebuah jalan di Jolu, Sulu.

Pada awalnya, kelompok ini mengumumkan 8 April sebagai tenggat penyerahan tebusan dan 1 miliar peso atau setara dengan Rp 286 miliar. Namun dalam sebuah video lain, tenggat diperpanjang menjadi 25 April dan permintaan tebusan itu turun menjadi 300 juta juta atau setara dengan Rp 85 miliar.

Nyawa Ridsdel pun melayang ketika sampai tenggatnya, mereka tidak mendapat tebusan sesuai dengan yang diharapkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini