Sukses

Miris dan Malu, Ini Curhat Anak Cucu Para Elite Komandan Nazi

Beberapa orang yang masih terbilang kerabat dekat para petinggi Nazi Jerman buka suara tentang cara mereka menjalani beban nama keluarga.

Liputan6.com, London - Keponakan perempuan Hermann Goering, tangan kanan Adolf Hitler, menceritakan bahwa dia membuat dirinya steril (tidak bisa memiliki keturunan) daripada menanggung risiko melahirkan seorang 'monster'.

Bettina Goering sekarang tinggal di kota Santa Fe, negara bagian New Mexico, AS. Ia adalah keponakan buyut Goering, pendiri polisi rahasia Gestapo, pengorganisasi Holocaust, dan pemberi perintah serangan Blitz ke Inggris pada masa Perang Dunia II.

Dikutuip dari Daily Mail pada Rabu (18/5/2016), wanita berusia 60 tahun ini sekarang melakukan praktik kedokteran herbal. Ia adalah satu dari beberapa orang kerabat petinggi Nazi yang baru-baru ini mencurahkan isi hati mengenai dampak kekerabatan itu kepada diri mereka. 

Ia mengungkapkan bahwa ia dan saudara lelakinya melakukan sterilisasi secara sukarela.

"Saluran telurku diikat pada usia 30 karena aku takut menghadirkan seorang monster lain," kata Bettina.

"Aku mirip dengan dia, baik mata, tulang pipi, dan profil. Aku lebih mirip dengannya daripada anak perempuannya sendiri."

Komentar ini merupakan bagian dari dokumenter tentang anak-anak tersisihkan yang orangtua atau pamannya adalah para penjahat perang yang menjadi bagian Third Reich dan bertanggungjawab atas sejumlah kekejian terburuk dalam sejarah.

Mereka berkumpul bersama dalam dokumenter 'Keluargaku, Nazi, dan Diriku' untuk memberi kesaksian tentang masa lalu menyeramkan yang terus menghantui hidup mereka.

Bettina Goering dan Hermann Goering. Beberapa orang yang masih terbilang kerabat dekat para petinggi Nazi Jerman buka suara tentang cara mereka menjalani beban nama keluarga. (Sumber John Fleming dan biography.com)

Dokumentasi tentang kerabat para pemimpin Nazi ini tuntas dalam waktu 3 tahun. Bagi mereka yang turut serta, hal ini adalah untuk pertama kalinya mereka mengungkapkan rasa malu dan bersalah serta bicara tentang kehidupan di bawah bayang-bayang kejahatan kerabat mereka.

Katrin Himmler, cucu keponakan Heinrich Himmler sang pemimpin pasukan SS menikah dengan seorang Yahudi warga Israel. Wanita itu terus memikirkan tentang caranya menceritakan tentang paman Heinrich kepada putranya. Heinrich Himmler dulunya orang kedua setelah Hitler dan bertanggungjawab atas program pembinasaan.

"Aku tidak percaya mewarisi keburukan ini. Tapi aku hidup membawa namanya. Ketika aku berusia 11 tahun, ada serial televisi Holocaust yang tayang di Jerman. Aku duduk di bangku sambil menangis, karena nama Himmler berulang-ulang disebutkan. Aku sadar dia adalah pembunuh masal terkeji dalam sejarah modern. Tapi bukan aku yang bertanggungjawab," ungkap Katrin.

Seorang pengisi program adalah Monika Hertwig, putri dari komandan kamp konsentrasi Nazi, Amon Goeth. Dalam film Schindler’s List, Goeth yang diperankan oleh Ralph Fieness digambarkan sebagai petugas bengis yang menembaki para tahanan dari atas balkon rumahnya di dekat kamp. Wanita ini menceritakan perasaannya menjadi kerabat seorang pria yang menembaki bayi-bayi hanya demi 'kesenangan'.

Heinrich Himmler dan Katrin Himmler. Beberapa orang yang masih terbilang kerabat dekat para petinggi Nazi Jerman buka suara tentang cara mereka menjalani beban nama keluarga. (Sumber Pinterest dan k0nsl.org)

Pengisi acara lain adalah Niklas Frank, putra dari Hans Frank yang dulunya menjadi seorang gubernur bengis di Polandia. Sang gubernur wilayah pendudukan itu secara langsung bertanggung jawab atas kamp program pemusnahan yang menghabisi 6 juta kaum Yahudi.

Frank akhirnya dihukum gantung oleh pihak Sekutu setelah usainya perang, tapi sang putra mengaku "dikutuk menjadi mayat hidup karena memiliki ayah seorang menjijikan yang fanatik kepada Hitler."

Sutradara Chanoh Zeevi mengatakan, ia menemukan "kemiripan yang mencengangkan" antara emosi mereka yang terhubung dengan penjahat Holocaust dengan para penyintasnya. Melalui acara tersebut, beberapa di antara penyintas itu bahkan bertemu dengan anak-anak penyiksa mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Generasi Muda Impian Hitler

 

Adolf Hitler tidak memiliki anak. Anak-anak pemimpin propaganda Josef Goebbels meninggal bersama ayahnya dalam bunker tempat sang Führer melakukan bunuh diri.

Tapi banyak pentolan Third Reich lain yang memiliki keluarga, sesuai dengan anjuran Hitler yang melihat kaum muda sebagai landasan bagi kekuasaan 1.000 tahun yang diimpikannya.

Beberapa di antara anak-anak itu ingat dielus kepalanya oleh Hitler sewaktu bersama para orangtuanya berkunjung ke rumahnya di puncak gunung di Berchtesgaden. NiklasFrank bahkan ingat pernah menyaksikan para tahanan kamp konsentrasi sedang disiksa, sementara sang ayah sedang berdecak-decak.

Hans Frank dan Niklas Frank. Beberapa orang yang masih terbilang kerabat dekat para petinggi Nazi Jerman buka suara tentang cara mereka menjalani beban nama keluarga. (Sumber Krakow Post dan UK Jewish Film)

"Kaum pria yang kurus kering dinaikkan ke atas keledai liar yang kemudian memberontak sehingga para penunggangnya terjatuh. Mereka hanya sanggup berdiri pelan-pelan dan tidak merasa hal itu sebagai sesuatu yang lucu seperti yang aku rasakan saat itu," katanya.

"Lagi-lagi mereka naik ke atas keledainya, lalu keledai itu ditepuk sehingga mereka jauh lagi dan mereka saling membantu. Sore itu menyenangkan sekali. Lalu kami menikmati minuman coklat. Itulah gambaran yang aku ingat tentang ayahku."

"Aku bermimpi tentang tumpukan mayat di kamp-kamp. Negaraku tidak akan pernah luput dari sejarah itu. Itu adalah kisah yang masih belum selesai."

Frank memberi kuliah tentang ayahnya kepada kaum muda di bekas Jerman timur, sebagai upayanya menjauhkan mereka dari kaum neo-Nazi yang memangsa orang-orang muda, pengangguran, dan putus asa.

Sementara itu, Bettina Goering menceritakan kalau ayahnya, Heinz, diasuh oleh paman sang ayah setelah kakek kandung Bettina meninggal dunia. Ayahnya kemudian menjadi pilot Angkatan Udara (Luftwaffe) Jerman. Heinz Goering tertembak jatuh di atas Uni Soviet.

Ia dibebaskan pada 1952 dan kemudian mendengar kabar bahwa dua saudara lelakinya sudah meninggal bunuh diri karena rasa malu. Harta keluarga juga sudah raib.

Hermann Goering dijatuhi hukuman mati bersama dengan 11 orang terdakwa lainnya oleh pengadilan Nuremberg pada 1946, namun ia melakukan bunuh diri dengan menelan pil racun dalam sel penjara, satu malam sebelum jadwal eksekusi mati.

Bettina Goering mengatakan bahwa ayahnya tidak pernah bicara soal Holocaust ataupun pamannya yang keji. Sang ayah meninggal pada 1981. Katanya, "Tapi nenekku tidak terlalu sungkan, ia bangga kepada Goering".

"Suatu bagian yang juga berat adalah kami mengira sebagai keturunan pahlawan. Ternyata bukan. Kami sekarang adalah keturunan para kriminal dan pembunuh masal."

Amon Goeth dan Monika Hertwig. Beberapa orang yang masih terbilang kerabat dekat para petinggi Nazi Jerman buka suara tentang cara mereka menjalani beban nama keluarga. (Sumber BBC dan faz.net)

Monika Hertwig tidak dapat menerima apapun tentang ayahnya. Sebagai komandan Plaszow yang merupakan bagian dari Auschwitz, ia dihukum gantung pada 1946 karena pembunuhan puluhan ribu orang. Sekitar 500 orang dibunuh dengan tangannya sendiri.

"Dari balkon rumahnya, ia senang menembaki kaum wanita yang sedang bersama bayi-bayi, untuk melihat apakah satu peluru bisa menewaskan dua orang sekaligus," katanya.

"Seberapa jauh orang bisa memisahkan sang pembunuh dari sang ayah? Ada berapa bagian sang pembunuh itu ada dalam diriku? Hal-hal inilah yang menyiksaku."

Beberapa anak dari penguasa Nazi yang juga angkat suara dalam acara itu adalah Martin Bormann Jr., putra dari deputi untuk Hitler. Ia sekarang menjadi seorang pendeta di Jerman.

Lalu ada anak lelaki dari Rudolf Hess, yang pernah menjadi orang ke 2 bagi Hitler. Demikian juga dengan Ricardo Eichmann, putra dari Adolf Eichmann, pengorganisasi pengangkutan 6 juta kaum Yahudi ke pusat-pusat pemusnahan di masa Perang Dunia II.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini