Sukses

Aksi Heroik Polisi Jadikan Tubuhnya Tameng dari Bomber Bunuh Diri

Seorang polisi kini telah dianggap sebagai pahlawan setelah melemparkan tubuhnya di atas bom belum lama ini.

Liputan6.com, Hubei - Seorang polisi telah dinobatkan sebagai pahlawan setelah melempar dirinya di atas bom dalam situasi penyanderaan di China belum lama ini.

Kejadian itu terjadi ketika petugas bernama Wu Jun dan rekannya dipanggil ke desa Baota, Hubei. Mereka menanggapi panggilan seorang warga yang melaporkan seseorang melempar bom buatan dari rumahnya, seperti dilaporkan People's Daily Online.

Di sana mereka dihadapi oleh seseorang penyandera berusia 42 tahun yang mengancam akan meledakkan persediaan bom yang cukup besar dalam upaya bunuh diri dan ibunya yang sakit di lantai 2 rumah.

Ledakan bom telah mengakibatkan 30 cedera serius di sekujur tubuhnya. (Dailymail)

Negosiasi antara polisi dan penyandera berlangsung selama tiga jam. Namun, pria yang juga memakai rompi bom menjadi gelisah dengan kehadiran para petugas di luar rumah.

Wu dan rekannya akhirnya memutuskan untuk mendobrak pintu rumah. Penyandera kemudian menyulut sumbu dan mengancam akan menghadang siapa saja yang berani menjinakkan bom tersebut.

Ketika itu, regu penjinak bom sedang dalam perjalanan. Namun, Wu tanpa berpikir panjang melemparkan tubuhnya, melindungi mereka yang mungkin terkena dampak dari ledakan bom.

Dilansir dari Dailymail, Rabu (24/2/2016), ledakan itu menyebabkan petugas Wu mengalami 30 luka serius di sekujur tubuhnya.

Petugas lainnya, penyandera dan ibunya tidak mengalami luka dalam insiden itu. Pelaku kemudian ditahan dan digiring ke kantor polisi. Sementara rekannya langsung melarikan Wu ke rumah sakit.

Wu, kini dalam kondisi kritis dalam ICU di Number Three Hospital, Wuhan. Ia telah menjalani pencangkokan kulit pada bagian wajah dan lengan di penghujung perayaan Tahun Baru China, pada 22 Febuari lalu.

Guna menaikkan semangat hidupnya, 50 petugas medis telah menulis pesan-pesan dukungan ketika sedang menjalani waktunya di rumah sakit selama perayaan Imlek.

Kepada wartawan, sang istri mengatakan bahwa ia adalah orang yang berdedikasi terhadap pekerjaannya. Sementara itu ia juga mengatakan bahwa suaminya tak menyesali keputusannya mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain.

Guna menaikkan semangatnya, 50 petugas medis telah menulis pesan dukungan ketika sedang menjalani waktunya di  rumah sakit selama perayaan Imlek. (Dailymail)

"Sebagai seorang istri, aku cemas terhadap keadaannya, tapi aku selalu mendukungnya," katanya.

Alasan pelaku pengeboman aksinya kini masih dalam penyelidikan, namun menurut dugaan sikapnya berubah menjadi nekat setelah ditolak wanita yang disukainya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.