Sukses

Aung San Suu Kyi Diancam Dibunuh

Pengamanan terhadap pemimpin oposisi Myanmar tersebut saat ini diperketat pihak kepolisian.

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin Oposisi Myanmar Aung San Su Kyi mendapat ancaman pembunuhan. Ancaman itu dilancarkan melalui media sosial Facebook.

Sang pembuat ancaman yang menggunakan akun tak dikenal menyebut akan membunuh Suu Kyi jika dia mengubah konstitusi. Tak tanggung-tanggung pria itu juga memposting gambarnya sedang membawa senjata api.

Pemimpin Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) tersebut, memang tengah berupaya merubah konstitusi Myanmar usai partainya menang pemilu. Undang-undang dasar yang akan diubah Suu Kyi nantinya dapat mempermulus langkahnya menjadi presiden di negara yang sempat bernama Burma ini.

Melihat adanya ancaman, Polisi Myanmar segera bertindak. Mereka memperketat pengamanan terhadap Suu Kyi.

Keputusan itu disampaikan Kepala Kepolisian Myanmar. Penjagaan ekstra ini pertama kali dilakukan kepada Suu Kyi sejak turun ke dunia politik.

"Saya sudah memerintahkan kantor polisi setempat untuk mengawasi keamanannya dari sejumlah pos polisi terdekat," ucap Kepala Polisi Myanmar Swe Thet Myint seperti dikutip dari BBC, Kamis (12/2/2016).

"Kami tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi terhadap dirinya," tegas dia.

Swe menyebut, meski sang pembuat ancaman sudah diketahui dan meminta maaf, pengamanan tak lantas kendur terhadap Suu Kyi. Aparat bersikap, setiap ancaman yang datang harus ditangani serius.

Kepolisian Myanmar beralasan, pengamanan diperketat dikarenakan Suu Kyi menyandang status sebagai pemimpin partai pemenang pemilu.

Selain pengamanan dari pos, dia menjelaskan, pengamanan di luar rumah Suu Kyi juga diperketat.

Sampai saat ini Suu Kyi memang tidak bisa menjadi Presiden Myanmar karena terganjal UUD.

Pasal konstitusi yang menghalang Suu Kyi adalah soal aturan Presiden Myanmar tidak boleh memiliki anak yang menjadi warga negara asing. Kedua anak Suu Kyi diketahui memegang paspor Inggris.

Upaya Suu Kyi untuk mengubah konstitusi sudah mulai dilakukannya. Terakhir, dia dikabarkan telah melakukan pembahasan masalah ini dengan Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing

Negosiasi diperkirakan semakin mulus usai Partai NLD menguasai 75 persen kursi Parlemen Myanmar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.