Sukses

Pasangan Ini Nyaris Disantap Suku Kanibal di Papua Nugini

Warga suku asli mengepung, mengikat, dan menyerang dua turis dengan golok di pedalaman Papua Nugini.

Liputan6.com, Port Moresby - Pria Inggris, Matthew Iovane dan pasangannya yang berasal dari Amerika Serikat, Michelle Clemens nyaris hilang dan menjadi korban kanibalisme.

Awalnya, mereka memutuskan berlibur di Papua Nugini. Dari Australia, mereka terbang ke ibu kota negara itu, Port Moresby, kemudian berpetualang sejauh 60 mil atau 90 km di sepanjang Kokoda Trail. Menembus hutan belantara.

Lima hari pertama, petualangan mereka berjalan mulus. Mereka bertemu dan dijamu penduduk setempat. Kala malam, pasangan tersebut tidur beratapkan langit, keduanya mencari makanan di dalam hutan.

Namun, kejadian tak menyenangkan terjadi pada hari terakhir petualangan. Iovane dan Clemens tiba-tiba dihadang 2 orang dari suku setempat. Satu di depan, lainnya di belakang, sambil mengacungkan golok.

Para penyerang tak sendirian, sejumlah penduduk asli menyertai mereka. Iovane dan Clemens lalu diikat ke pohon, pakaian mereka dilucuti, lalu diserang bertubi-tubi.



"Awalnya kami bercanda soal suku kanibal yang tinggal di tengah belantara Papua Nugini. Namun, sungguh sama sekali tak lucu saat mereka tiba-tiba muncul dari semak belukar," kata Iovane kepada The Sun seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (13/1/2016).

"Mereka terlihat sangat menakutkan dengan pakaian adat dan tubuh penuh goresan cat -- motif perang. Mereka, mendekat, dan mengepung kami.

Iovane mengaku kausnya dirobek paksa oleh para penyerang, digunakan untuk menutupi matanya. "Saat itu yang terlintas di pikiranku adalah, kami bisa jadi menu makanan mereka," kata dia.

Pasangan turis tersebut sempat menawarkan harta benda mereka. Namun, penduduk asli tak tertarik. Salah seorang dari mereka justru mengayunkan golok sambil berseru, 'kubunuh kau'.

Namun, saat melihat iPhone milik Clemens, penduduk asli memintanya itu untuk menyalakannya. Jari perempuan itu sobek gara-gara sabetan golok.

Akhirnya, pasangan tersebut berhasil kabur. Di tengah ancaman anjing liar dan goresan tanaman beracun, mereka menemukan penduduk lokal yang bersahabat.

Kini Iovane dan Clemens masih dalam masa pemulihan dari trauma akibat serangan tersebut.

Insiden tersebut kini diinvestigasi Kementerian Luar Negeri Inggris, yang bekerja sama dengan aparat Papua Nugini untuk menemukan suku yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Insiden terjadi selama sejam sebelum para korban akhirnya bebas," kata pejabat polisi setempat,  Sylvester Kalaut,

Papua Nugini diyakini sebagai salah satu lokasi bermukim para suku kanibal yang tersisa di muka Bumi. Mereka hidup di hutan-hutan terpencil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.