Sukses

Arab Saudi Kembali Lempar Pernyataan Provokatif ke Iran

Saling lempar kalimat provokatif masih berlangsung antara Saudi dan Iran, meski negara-negara di dunia menyerukan untuk menahan diri.

Liputan6.com, Riyadh - Perang urat syaraf antar Iran dan Arab Saudi terus terjadi. Saling lempar kalimat provokatif masih berlangsung meski negara-negara di dunia menyerukan untuk menahan diri.

Kali ini Saudi, menyatakan pemutusan hubungan bilateral dengan Iran tidak akan berpengaruh terhadap perdamaian di Yaman dan Suriah. Iran dan Arab Saudi diketahui sebagai negara yang ikut terlibat dalam permasalahan yang menimpa Yaman dan Suriah.

Keterangan tersebut disampaikan Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdullah al-Mouallimi. Dia menegaskan, negaranya akan berperan aktif menciptakan perdamaian di Yaman dan Suriah meski saat ini mereka tengah terlibat masalah dengan Iran.

"Kami akan melanjutkan kerja keras kami untuk perdamaian di Suriah dan Yaman. Kami akan melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk mewujudkan itu," sebut Abdullah seperti dikutip dari Al-Jazeera, Selasa (5/1/2016).

Menanggapi pernyataan Iran soal Saudi seakan diam terkait perang yang terus pecah di Yaman dan Suriah, Abdullah menyebut sebaiknya pertanyaan itu disampaikan ke Iran, soal apa yang telah Iran lakukan, bukan ke negaranya.

"Kalian perlu tanyakan itu pada Iran," papar dia.

"Yang kami tahu Iran selalu mengambil posisi keras dan provokatif. Dengan demikian tidak ada dalam pikiran saya, pemutusan hubungan akan menghalangi Iran dari perilaku yang kerap mereka perbuat," tambah dia.

Sebelum Arab Saudi mengeluarkan pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, serangan terhadap Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran telah digunakan negara kaya minyak ini untuk memanaskan kondisi Timur Tengah.

"Iran sangat berkomitmen menjaga keamanan misi diplomatik berdasarkan konvensi internasional. Tapi, Saudi terus memicu ketegangan ini dan sudah menggunakan insiden tersebut sebagai bahan bakar untuk membakar konflik tersebut," jelas Jubir Kemlu Iran Hossein Jaberi Ansari.

Untuk masalah Yaman dan Suriah, Iran dan Saudi selalu mengambil posisi yang berseberangan. Di Yaman, Iran merupakan pendukung pemberontak Houthi. Untuk menggulingkan kelompok Houthi dari kekuasan di Yaman, Saudi sampai melancarkan serangan udara.

Sementar di Suriah, Iran adalah sekutu utama Presiden Bashar Al Assad. Orang Nomor Satu di Suriah ini termasuk dalam musuh utama Kerajaan Arab Saudi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.