Sukses

2 Warga Malaysia dan Pakistan Terkait Teror Bom Bangkok Ditangkap

Dikatakan Khalid Abu Bakar, para tersangka belum akan dikirim ke Thailand karena polisi Malaysia masih melakukan penyelidikan.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kepolisian Malaysia menangkap 2 warga Malaysia dan seorang dari Pakistan yang diduga terkait teror bom Bangkok, yang melanda sebuah kuil Hindu pada bulan lalu.

"Penahanan sudah dilakukan sejak beberapa hari, dan mereka terus membantu polisi Thailand dalam menginvestigasi kasus itu," ucap Kepala polisi Malaysia, Khalid Abu Bakar mengatakan, seperti dikutip dari BBC, Senin (14/9/2015).

Khalid Abu Bakar menuturkan, ketiga tersangka itu adalah pria berkewarganegaraan Pakistan serta lelaki dan perempuan Malaysia. Mereka ditangkap berkat informasi dari pihak berwenang Thailand.

Dikatakan Khalid Abu Bakar, para tersangka belum akan dikirim ke Thailand karena polisi Malaysia masih melakukan penyelidikan. Ia tak memberikan keterangan lebih jauh mengenai penahanan itu.

Sejauh ini, tak ada kelompok yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan bom terhadap Kuil Erawan pada 17 Agustus. Namun Thailand menuding bahwa pelakunya adalah sebuah jaringan yang melibatkan orang asing.

Sejauh ini, Thailand sudah melancarkan pencarian pelaku dan siapapun yang terlibat dalam serangan bom yang menewaskan 20 orang dan melukai 120 lainnya.

Polisi sudah menahan 2 tersangka dan mencari orang ketiga yang disebutkan berasal dari kawasan Xinjiang, China. Adem Karadag -- yang kewarganegaraannya masih terus diselidiki, dan Yusufu Meraili -- disebutkan sebagai warga China kelahiran Xinjiang.

Akhir pekan lalu, Thailand menerbitkan surat penangkapan terhadap Abudusataer Abudureheman alias Ishan. Pria berusia 27 tahun asal Xinjiang, kawasan China berpenduduk mayoritas Muslim.

Ishan dilaporkan meninggalkan Bangkok menuju Bangladesh sehari sebelum serangan, dan polisi meyakini memainkan peran penting dalam serangan itu.

Beberapa waktu lalu, Thailand disorot karena mengusir paksa lebih dari 100 orang Uighur ke China. (Tnt/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini