Sukses

Pemandangan Bawah Laut Kutub Selatan

Sebuah robot bawah air dikirim ke dalam laut Kutub Selatan, dan ini hasil rekamannya yang menakjubkan.

Liputan6.com, Kutub Selatan - Sebuah robot bawah air dikirim ke dalam laut Kutub Selatan. Dalam tugasnya itu, robot tersebut menciptakan peta 3 dimensi dengan resolusi tinggi, mengenai keadaan bawah laut benua beku tersebut.

Peter Kimball dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) mengunggah video singkat perjalanannya dan diterbitkan pada akhir 2014 lalu.

Dengan keberadaan peta baru tersebut, para ilmuwan dari Inggris, Amerika Serikat dan Australia dapat memadukan data bawah laut dengan data satelit guna mendapatkan sejumlah informasi baru. Semisal ketebalan salju secara cermat di sejumlah kawasan di kutub selatan.

Peta tiga dimensi (3D) perdana itu mencakup kawasan seluas 500.000 kilometer persegi di sektor-sektor Weddell, Bellingshausen, dan Wilkes.

Perangkat sepanjang 2 meter seberat 200 kilogram itu menyelam pada 20 hingga 30 meter di bawah permukaan laut ke suatu kedalaman, yang belum pernah dapat dijelajahi sebelumnya pad tahun 2010 dan 2012. Perangkat autonomous underwater vehicle (AUV) itu bergerak seperti pola gerakan mesin pemotong rumput dengan kecepatan 30 centimeter per detik.

AUV bernama SeaBED itu bergerak sambil melakukan pemetaan, menggunakan sonar pancaran berganda yang menghadap ke atas. Hasil pembacaan sonar itu kemudian diubah menjadi peta 3D permukaan bagian bawah bongkahan pulau es yang dipindai.

Peta-peta yang dihasilkan menyingkapkan adanya keberagaman ketebalan es yang mirip seperti pegunungan terbalik. Ketebalan rata-rata berkisar dari 1,4 hingga 5,5 meter dan ketebalan terbesarnya adalah 16 meter.

Selain itu, SeaBED juga berhasil memetakan ketebalan es dengan resolusi yang lebih bagus dari 25 cm, sehingga menurut Dr. Guy Williams yang adalah penulis sekaligus wakil pimpinan, tim penelitian itu berhasil membedakan tebing-tebing dan blok-blok esnya.

Makalah tentang penelitian ini dituangkan dalam jurnal Nature Geoscience. Sejumlah sumber tentang penelitian ini di ambil dari: National Science Foundation, Woods Hole Oceanographic Institution, dan Australian Antarctic Division.

(Alx/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini