Sukses

3 Presiden Perjuangkan Nasib TKI Siti Zaenab Sebelum Dieksekusi

Indonesia melayangkan nota protes ke Arab Saudi atas eksekusi mati TKI Siti Zainab.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi mengeksekusi mati seorang TKI bernama Siti Zaenab atas kasus pembunuhan yang sudah terjadi cukup lama. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyatakan perjuangan untuk membebaskan Zaenab dari hukuman mati telah berlangsung cukup lama. Perjuangan pemerintah itu dilakukan pada era 3 Presiden, yakni Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, dan Joko Widodo atau Jokowi.

"‎3 Presiden sudah mengirimkan surat kepada Raja Saudi Arabia, dari mulai Presiden Gus Dur, SBY, hingga Presiden Jokowi saat ini sudah meminta Pemerintah Saudi memfasilitasi atau meminta maaf pada keluarga korban," ujar Retno di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2015).

Akan tetapi, lantaran pihak keluarga korban tidak memberikan maaf kepada Zaenab, maka Pemerintah Arab Saudi tidak bisa mencegah eksekusi mati tersebut.

"Ini kasus dari tahun 1999, dan putusan tahun 2001 karena ada ahli waris yang ditunggu sampai akil balig dan ahli waris tersebut menyatakan tak memberikan pemaafan, maka hukuman tersebut dilakukan. Sekali lagi kita telah melakukan pendampingan hukum melalui jalur diplomatik untuk meminta pemaafan keluarga, termasuk melalui ulama-ulama di sana," kata dia.

Sebelum eksekusi, pihaknya melakukan pertemuan diplomatik dengan Wamenlu Arab Saudi dan meminta agar pemerintah setempat untuk memfasilitasi pertemuan antara keluarga korban dengan keluarga Zaenab. Namun sayang, upaya itu akhirnya kandas.

"Masalah keluarga juga sudah fasilitasi keluarga ketemu almarhumah 16 maret 2015 di mana kakak dan anak almarhumah kita bawa ke sana. Dan Setelah dapat info sudah dilakukan (eksekusi), kami kirim tim menemui keluarga untuk menyatakan duka cita mendalam. Semua sudah dilakukan tapi keluarga tak memberi maaf," jelas Retno.

Merespons tindakan Pemerintah Arab Saudi, Pemerintah Indonesia langsung melayangkan nota protes. Protes keras dilakukan karena eksekusi berlangsung tanpa pemberitahuan rinci.

"Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada sanak keluarga dan mengharapkan almarhumah mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," tandas Menlu Retno LP Marsudi. (Riz/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini