Sukses

KBRI: Situasi Paris Mulai Terkendali Pasca-Tragedi Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis menerjunkan 600 ribu polisi untuk menjaga keamanan pasca-serangan teroris di kantor media Charlie Hebdo dan aksi sandera.

Liputan6.com, London - Situasi di Kota Paris sudah mulai terkendali setelah pemerintah Prancis menerjunkan 500 ribu polisi untuk menjaga keamanan di 700 sekolah Yahudi. Selain itu, pemerintah Prancis menerjunkan 100 ribu polisi untuk mengamankan lokasi yang rawan serangan teroris seperti sinagoge.

Hal itu disampaikan Atase Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Minister Conseiller, Arifi Saiman kepada Antara London, Senin (12/1/2015) malam sehubungan dengan perkembangan situasi yang terjadi di Kota Paris menyusul terjadinya serangan teroris di kantor media Charlie Hebdo, pekan lalu.

Minister Conseiller Arifi Saiman mengatakan dalam aksi jalan kaki atau long march dari Place de la Republique sepanjang 3 kilometer menuju Place de la Nation dalam rangka Marche Republicaine, Duta Besar RI untuk Prancis, Kepangeranan Andorra, Monako dan UNESCO, Hotmangaradja Pandjaitan bersama sejumlah staf KBRI Paris ikut dalam aksi jalan kaki itu.

Ia menjelaskan, aksi jalan kaki yang diikuti sekitar 1,5 juta warga Paris dan lebih dari 50 pemimpin dan pejabat tinggi negara asing turut berpartisipasi dalam Marche Republicaine yang merupakan aksi solidaritas dan keprihatinan pasca-penyerangan beberapa teroris terhadap majalah Charlie Hebdo.

Peristiwa bersejarah bagi Prancis juga diikuti Presiden Hollande, dan pemimpin dunia seperti Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita.

Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, juga ikut dalam long march bersama Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, Presiden Swiss Simonetta Sommaruga, serta Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Serangan teroris atau tragedi penembakan Charlie Hebdo pada 7 Januari silam menewaskan 17 orang dalam aksi baku tembak dan penyanderaan sepanjang 3 hari yang mencekam Rabu sampai Jumat di Paris, Darmartin-en-Goele, Mountrouge dan Porte de Vincennes.

"Serangan teroris yang terbesar dalam kurun waktu 50 tahun terakhir," ucap Arifi Saiman. Menurut Arifi Saiman, keikutsertaan Dubes RI di Paris dan juga para staf dalam acara tersebut, merupakan bentuk kepedulian Indonesia dalam upaya ikut memerangi terorisme yang menjadi musuh bersama bangsa bangsa di dunia termasuk Indonesia. (Ant/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini