Sukses

30-9-1994: Insiden Presiden Rusia Tertidur Pulas

Presiden Rusia Boris Yeltsin Yeltsin juga dikabarkan meminum vodka saat perjalanan.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 30 September 1994 atau tepat 20 tahun silam, pertemuan antara Presiden Rusia Boris Yeltsin dan Perdana Menteri Irlandia Taoiseach Albert Reynolds terpaksa dibatalkan. Lantaran Presiden Yeltsin tertidur pulas.

Awalnya Yeltsin telah menyetujui untuk mampir sebentar di Irlandia ketika sedang dalam perjalanan dari Amerika Serikat ke Rusia, untuk bertemu Reynolds dalam rangka menjalin hubungan bilateral dan isu perdamaian kawasan.

Reynold pun menunggu di bandara Limerick, Irlandia tempat yang telah disepakati untuk bersua kenegaraan. Pak Perdana Menteri Irlandia saat itu didampingi istri, dua menteri, dan sekelompok anggota Dewan Irlandia.

Selama satu jam lebih para pejabat negara Irlandia itu menunggu di bandara sambil menanti pesawat Presiden Yeltsin yang berputar di udara. Namun kemudian yang turun dari pesawat Rusia adalah Deputi Perdana Menteri Rusia Oleg Soskovets.

Soskovets memberitahu PM Reynold bahwa Presiden Yeltsin kelelahan dan kurang sehat. Sehingga Pak Presiden harus istirahat dan tetap di pesawat alias tidak bisa turun dan menemui Reynold.

Kabar liar menyebutkan bahwa PM Reynold sangat kecewa. Juga diisukan bahwa Presiden Yeltsin tertidur karena minum vodka saat perjalanan dari Amerika Serikat.

Namun hal itu dibantah oleh Reynold. Meski rela membatalkan acara penting dekat Dromoland Castle demi bertemu Yeltsin, Reynold memaklumi hal tersebut. Dia tidak marah dan juga tak merasa dilecehkan.

"Saya mengerti sekali bagaimana kondisinya, tekanan darahnya tinggi. Ya kalau memang sakit, ya mau bagaimana lagi," ujar Reynold, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (30/9/2014).

Presiden Yeltsin juga membantah dirinya minum vodka saat perjalanan. Dalam konferensi pers beberapa hari kemudian, dia mengaku bahwa dirinya tertidur pulas.

"Jujur, saya katakan waktu itu baik-baik saja. Para pengawal tak membangunkan saya. Dan saya tentu marah dan menghukum mereka," ungkap Yeltsin yang merupakan Presiden Pertama Federasi Rusia.

Sejarah juga mencatat pada 30 September 2009 terjadi gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Ritcher (SR) mengguncang Sumatera Barat. Lindu menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. 

Berdasarkan data Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB), sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan.

Pada 30 September 1965 juga terjadi gerakan yang dikenal G 30 S PKI atau Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh). Sumber lain menyebut Gestok (Gerakan Satu Oktober).

Dalam buku pelajaran sejarah disebutkan kala itu tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini