Sukses

Credit Suisse Akui Terlibat Penggelapan Pajak di Amerika Serikat

Sebuah bank Swiss terkemuka akhirnya mengaku bersalah karena telah membantu para pembayar pajak Amerika Serikat melanggar peraturan pajak.

Liputan6.com, New York Sebagaimana yang tertulis dalam komunike pers oleh Departemen Kehakiman AS para tanggal 19 Mei 2014, Credit Suisse mengakui telah melakukan tindakan di Amerika Serikat dan Swiss untuk membantu dan mendukung penggunaan rekening-rekening rahasia perbankan Swiss untuk keperluan penghindaran pajak AS.

Perjanjian pengakuan yang baru saja diumumkan ini memiliki akibat-akibat serius bagi Credit Suisse, yang mendapatkan denda sebesar 715 juta dollar AS untuk dibayarkan kepada pihak regulator di New York. Jumlah ini merupakan bagian dari  denda 2,6 miliar dollar AS yang dijatuhkan oleh pihak yang berwenang di AS terkait pemangkiran pajak ini.

Sebagaimana dipaparkan dalam pernyataan fakta-fakta di pengadilan, Credit Suisse membantu para nasabahnya menggunakan entitas palsu, dan menggunakan formulir dinas pajak (Internal Revenue Service—IRS)  untuk pura-pura menyebutkan bahwa entitas palsu itu merupakan pemilik manfaat (benefits owner) untuk rekening-rekening bank tersebut, dan menyediakan akses kepada dana di dalam rekening itu yang sengaja dirancang untuk merahasiakan keberadaan rekening-rekening tersebut. Credit Suisse juga tidak menyimpan dokumen-dokumen yang sebetulnya bisa membantu penyidikan.

Catatan nasabah nakal

Credit Suisse kemudian menghentikan cara berusaha yang merugikan ini untuk memastikan bahwa para wajib pajak AS tidak bisa lagi menyembunyikan harta mereka di Credit Suisse. Dengan menggunakan informasi yang akan disediakan Credit Suisse, IRS, dan Departemen Kehakiman AS dapat membuat permintaan perjanjian dengan Swiss untuk meminta catatan-catatan rekening.

Departemen Kehakiman juga memberi peringatan kepada para nasabah Credit Suisse yang terpengaruh dengan penyidikan ini bahwa pihak yang berwenang memiliki informasi yang memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengikuti aliran dana dari Credit Suisse ke rekening-rekening di bank lain di Swiss ataupun di negara-negara surga pajak dan negara-negara lain yang menetapkan kerahasiaan bank.

Melalui pengumuman yang sama, pemerintah AS juga menyampaikan penghargaan kepada negara Swiss yang telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa perbankan Swiss tidak lagi menjadi surga penggelapan pajak AS. Langkah yang dimaksud termasuk ratifikasi di bulan September 2009 terhadap suatu protokol yang memperbaiki perjanjian pajak AS-Swiss, dan persetujuan antar-pemerintah terkait dengan implementasi FATCA.

Disampaikan juga ucapan terima kasih kepada Otoritas Penasehat Pasar Keuangan Swiss, FINMA, dan pemerintah Swiss dengan adanya Swiss Bank Program yang diluncurkan di bulan Agustus 2013, sehingga memungkinkan bank-bank di Swiss untuk bekerjasama menyediakan informasi yang kemudian memungkinkan penyidikan global tentang masalah ini.

Desakan pemerintah AS

Terkait penyidikan terhadap kegiatan penghindaran pajak oleh warganegaranya, pemerintah AS telah mengeluarkan desakan keras sebagaimana dilaporkan dalam International Business Times (5/5/2014) sebagai berikut:

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menginginkan agar Credit Suisse, pengelola harta (wealth manager) ke dua terbesar di Swiss setelah UBS, untuk mengaku bersalah karena telah membantu orang-orang kaya AS menyembunyikan kekayaan mereka di rekening-rekening bank di Swiss demi menghindari pajak AS.

Pihak berwenang AS telah mengajukan tuntutan “luar biasa” sehubungan dengan denda yang akan diputuskan dan telah meminta semua nama warga negara AS yang menyembunyikan uang mereka di rekening-rekening Credit Suisse, demikian dilaporkan oleh NZZ am Sontag (4/5/2014).

Di lain pihak, harian Swiss yang lain, Schweiz am Sonntag, mengatakan bahwa Credit Suisse menggugah pemerintah Swiss untuk menerbitkan peraturan darurat jika tidak ada lagi jalan keluar yang lain.

Menteri Keuangan Swiss, Eveline Widmer-Schlumpf, telah bertemu dengan Menteri Kehakiman AS, Eric Holder, di Washington, DC untuk membahas perselisihan pajak ini. Ia mengusahakan perlakuan yang adil dan setara bagi bank-bank Swiss yang sedang dalam penyidikan.

Hantaman Bagi Para Penggelap Pajak

Kasus Credit Suisse ini memberi pukulan telak kepada para pemangkir pajak ke luar negeri yang selama ini menjadi keunggulan sistem perbankan Swiss. Walaupun mengganjar denda yang besar, keputusan ini tidak dapat menyelesaikan persoalan penghindaran pajak ini.

Benjamin M. Lawsky dari Department of Financial Services untuk negara bagian New York, telah meminta Credit Suisse untuk menyerahkan beberapa dokumen. Ia juga akan memeriksa apakah Credit Suisse berbohong tentang rekayasa persembunyian pajak dan telah meminta pihak Senat AS untuk mendapatkan dokumen-dokumen dalam perusahaan.

Pihak Senat telah menanyai pimpinan bank itu, termasuk Brady W. Dougan, yang memimpin Credit Suisse di AS dalam suatu dengar pendapat di bulan Februari lalu. Laporannya mengungkapkan kasus klasik kerahasiaan bank. Di bulan Maret, Senat setuju untuk membeberkan dokumen internal Credit Suisse kepada Department of Financial Services.

Pada saat itu, secara bersamaan, Credit Suisse sedang menghadapi kasus perdata di Securities and Exchange Commission.

Penyidikan oleh Departemen Kehakiman dan Department of Financial Services menenangkan para pengkritik di dalam Congress yang tadinya menyangka pemerintah AS akan membiarkan Credit Suisse lolos begitu saja.

Pemeriksaan terhadap Credit Suisse, bersamaan dengan beberapa perubahan dalam bidang hukum internasional, dapat membantu upaya pemerintah untuk menagih pajak dan menghukum bank-bank yang terlibat. Dan ini menggentarkan dunia perbankan Swiss yang diliputi penuh kerahasiaan.

Siapa Yang Bertanggungjawab?

Dalam dengar pendapat dengan Senat di bulan Februari lalu, pucuk pimpinan Credit Suisse meminta maaf atas pelanggaran ini. Namun mereka bersikeras bahwa persoalan ini sudah selesai tahun 2008 dan hanya melibatkan para pejabat bank di tingkat rendah. Pihak bank menyatakan telah secara sukarela menetapkan sejumlah tata kendali menghadapi persembunyian pajak, dan melaporkan bahwa tidak ada bukti keterlibatan para pimpinan perusahaan.

Mengutip Mr. Dougan, “Walaupun perilaku para karyawan itu melanggar kebijakan kami dan tidak diketahui oleh pucuk pimpinan, kami menerima tanggungjawab dan sangat menyesali tindakan para karyawan itu.”

Private banking telah menjadi sumber pemasukan bagi perekonomian negara Swiss. Selama berpuluh tahun, orang-orang kaya Amerika menyembunyikan kekayaan mereka melalui rekening-rekening rahasia. Pihak berwenang AS hanya mengambil tindakan setengah hati hingga akhirnya situasi berubah di tahun-tahun terakhir pemerintahan George W Bush.

UBS menjadi yang pertama dikejar. Secara keseluruhan, Departemen Kehakiman telah mendakwa 73 pemilik rekening dan 35 pegawai bank, dan menandai 14 bank sebagai yang terlibat. Di tahun 2011, penuntut federal mendakwa tujuh pegawai Credit Suisse yang membantu penghindaran pajak.

Penyidikan atas Credit Suisse berjalan lamban karena terganjal seluk beluk hukum internasional yang mengharuskan pengadilan Swiss untuk memeriksa dokumen Credit Suisse sebelum boleh diberikan kepada Departemen Kehakiman AS.

Saat itu, sebagai persiapan penyelesaian kasus ini, pihak bank telah mencadangkan dana sebesar 528 juta dollar AS untuk biaya hukum. Sejumlah 200 juta dollar AS telah dibayarkan kepada S.E.C. dan dana yang sekarang telah disisihkan untuk membayar denda-denda baru Departemen Kehakiman.

Bukti Melimpah

Laporan penyidikan oleh Senat telah memberi ilham kepada penyidikan Departement of Financial Services sehingga pembantu Mr. Lawsky menghubungi para pengacara Senat untuk mendapatkan bukti yang mendasari kasusnya: lebih dari 100.000 dokumen Credit Suisse dan catatan wawancara puluhan sumber.

Semua bahan bukti itu merinci adanya upaya-upaya nekad untuk menghindari pajak. Tertulis juga kelakuan para karyawan Credit Suisse untuk menyenangkan nasabah-nasabah Amerika. Mereka membangun suatu kantor di bandara di Zurich untuk kenyamanan para nasabah Amerika, membuka rekening atas nama perusahaan samaran. Untuk mengurangi bukti tertulis, para karyawan bank ini melakukan perjalanan ke AS untuk bertemu dengan para nasabahnya.

Pernah ada suatu kejadian di mana seorang banker menemui nasabahnya di Mandarin Oriental Hotel dan, sewaktu sarapan pagi, menyerahkan laporan rekening nasabah itu yang disembunyikan dalam majalah Sports Illustrated. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini